Sabtu, 25 Februari 2012

Iman yang Disertai Perbuatan


Bacaan Alkitab: Kejadian 22:1-19

 Sahut Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama (Kej. 22:8).


     Bacaan ini mengisahkan tentang seorang tokoh yang sangat terkenal karena iman dan ketaatannya kepada Tuhan. Siapakah dia? Dialah Abraham yang sudah tidak asing lagi bagi kita yang dijuluki "Bapa segala orang beriman." Pada waktu ia mendapat perintah dari Tuhan pergi ke gunung Moria untuk mempersembahkan anak satu-satunya yakni Ishak, tanpa membantah sedikitpun keesokan harinya ia langsung bersiap-siap dan pergi. Ia pergi bersama anaknya Ishak dan kedua bujangnya. Perjalanan mereka memakan waktu yang cukup lama yaitu tiga hari. Pada waktu mereka sudah mendekati tempat yang dituju, Abraham berpesan kepada kedua bujangnya untuk tinggal dan menunggu dia dan anaknya  akan kembali kepada mereka (ay.5 b); padahal ia tahu bahwa anaknya sendiri akan dibunuh dan dipersembahkan sebagai korban bakaran kepada Tuhan.
     Saatnya untuk pergi ke tempat di mana ia akan mempersembahkan anaknya Ishak,  ia mengambil kayu bakar dan memikulkannya ke atas bahu Ishak,  dan ia sendiri membawa  api dan pisau. Dalam perjalanan Ishak memanggil  Abraham. Bapa! Abraham menyahut, Ya, anakku! Ishak bertanya, "Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi dimanakah anak domba untuk korban bakaran itu? Abraham menyahut: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya anakku." (ay. 8). Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. (Sungguh mengharukan). Akhirnya mereka tiba di tempat yang dikatakan Tuhan kepada Abraham. Abraham mendirikan mezbah, menyusun kayu, mengikat anaknya Ishak dan meletakkannya di atas mezbah di atas kayu api itu, kemudian ia mengambil pisau untuk menyembelih anaknya itu (ay. 9,10).

   Sejenak kita berhenti, kita renungkan tindakan Abraham dan kata-kata yang dia ucapkan sebelumnya...ia berkata bahwa "Tuhan akan menyiapkan domba untuk korban bakaran itu", tapi kenapa ia mau menyembelih anaknya? Alkitab menyatakan bahwa  "Abraham dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak anaknya, di atas mezbah" (Yak. 2:21). Iman Abraham dinyatahkan dalam ketaatan yang tulus kepada Allah. Akhirnya dalam ayat selanjutnya dikatakan  bahwa Malaikat TUHAN berseru dari langit dan berkata: "Abraham, Abraham!  Jangan bunuh anak itu dan jangan kau apa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku." Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan dibelakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya. Dan Abraham menamai tempat itu: "Tuhan menyediakan", sebab itu sampai sekarang orang mengatakan: "Di atas gunung TUHAN akan disediakan."
     Tidak berhenti di situ saja, untuk kedua kalinya malaikat TUHAN berseru kepada Abraham dari langit kata-Nya: "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri: Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku."  (ay.15-18).
   Dari cerita di atas kita belajar bahwa:
1. Allah kadang-kadang menguji iman anak-anak-Nya ( 1 Ptr. 1:6-7). Ujian harus dianggap sebagai suatu kehormatan di dalam kerajaan Allah (1 Ptr. 4:12-14).
2. Allah dapat dipercayai untuk menyediakan kehadiran, kasih karunia, dan segala yang diperlukan  bagi setiap situasi yang sesuai dengan kehendak-Nya.
3. Allah sering melaksanakan maksud penebusan-Nya melalui kehancuran sebuah visi; yaitu, Dia mungkin membiarkan hal-hal terjadi dalam kehidupan kita yang tampaknya menghancurkan harapan dan cita-cita kita.
4. Setelah iman teruji, Allah meneguhkan, menegakkan, dan memberikan upah kepada orang percaya itu.
5. Cara menemukan kehidupan sejati di dalam Allah ialah melalui kesediaan untuk mengorbankan segala sesuatu yang diminta oleh-Nya.
6. Setelah suatu ujian penderitaan dan iman, hasil dari semua perlakuan Tuhan terhadap orang percaya ialah "maha penyayang dan penuh belas kasihan" (Yak. 5:11).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar