“Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair,
demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus kepada Allah,
kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?” (Mazmur
42:2,3)
Sama halnya dengan
manusia, hewan juga membutuhkan air untuk kelangsungan hidupnya. Rusa (deer)
adalah hewan mamalia pemamah biak yang termasuk familia cervidae. Salah satu
ciri khas rusa adalah adanya antler (tanduk rusa), yang merupakan pertumbuhan
tulang yang berkembang setiap tahun (biasanya pada musim panas) terutama pada
rusa jantan (walaupun ada beberapa pengecualian). Rusa umumnya luwes, memiliki
kaki yang kuat dan cocok untuk hidup di medan
hutan yang kasar. Rusa juga adalah peloncat (jumper) yang sangat baik, juga
perenang (swimmer). Rusa membutuhkan semak-semak untuk berlindung, pepohonan
untuk berteduh, dan adanya persediaan air untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan
minum. Rusa memanfaatkan kawasan dengan kerapatan tumbuhan yang relative tinggi
seperti di sekitar sungai atau anak sungai. Rusa memakan daun-daunan (vegetable
materials) dan berbagai macam buah-buahan yang dapat di makan. Rusa juga makan
rumput di padang
gurun (grazing), makan daun-daunan semak di hutan dan makan jamur yang tumbuh
di bawah pohon. Rusa makan dari bagian tumbuhan mulai dari pucuk kemudian daun
muda dan tua, dan batang yang muda. Rusa yang hidup di alam akan mendapatkan
air dan sumber air di permukaan, seperti air sungai, danau, waduk, parit, atau
mata air.
“Bani Korah” adalah
keluarga suku Lewi yang pandai menyanyi. “Maskil” (nyanyian pengajaran),
menggambarkan kerinduan mereka kepada Allah yang begitu dalam. Kerinduannya
kepada Allah yang begitu dalam itu dalam ayat ini digambarkan seperti seekor
rusa yang merindukan air. Seekor rusa yang haus akan pergi ke sungai atau
sumber air, berlari dan meloncati semak belukar sampai nafasnya terengah-engah
untuk dapat sampai ke sungai atau mata air. Dalam Alkitab terjemahan NIV (New International
Version) dituliskan: “ As the deer pants for stream of water, so my soul pants
for You, O God.” (Psalm 42:1). Dalam
Alkitab Indonesia
ayat 2.
Ayat 2, NIV
menuliskan; “ My soul thirsts for God, for the living God. When can I go and meet
with God? (Alkitab Indonesia
ayat 3). Apa yang membuat sang pemazmur begitu merindukan dan haus akan Tuhan?
Kenapa juga dia harus bertanya kapan aku boleh datang dan bertemu dengan
Tuhan? Ternyata sang pemazmur mengalami
pergumulan yang amat berat. Air matanya menjadi makanannya siang dan malam, dan
seperti tikaman maut dalam tulang-tulangnya orang-orang disekelilingnya mencela
dia, “ Di mana Allahmu”? (Where is your God)? Dia mempercayai Allah tapi
sepertinya pertolongan dari Allah tidak kunjung tiba. Allah seolah-olah diam
membisu dan membiarkannya dalam kesusahan. Dalam keadaan yang sulit seperti
itu, ia bertanya lagi pada dirinya sendiri: “ Why are you downcast, O my soul? (Mengapa engkau susah, sedih, putus asa, hai jiwaku)? Why so disturbed within me? (Mengapa aku
sangat terganggu/gelisah)? Ia bertanya kepada dirinya sendiri, tapi ia juga
menjawab pertanyaannya sendiri. Ia katakan: “Put your hope in God, for I will
yet praise Him, my Savior and my God.” (Berharaplah kepada Allah, aku akan
memuji Dia, Juruselamat dan Allahku).
Orang yang percaya
kepada Allah mungkin akan mengalami penundaan pertolongan Allah. Namun di
tengah-tengah diamnya Allah, kita harus maju untuk mengenal Allah lebih lagi (
to know God more and more), seperti orang yang lapar dan haus. Jangan patah
semangat dan putus asa, tetapi tetap berharap kepada Allah dan tetap
mengandalkan kasih-Nya. Allah berjanji akan memuaskan mereka yang lapar dan
haus akan kebenaran (blessed are those who hunger and thirst for
righteousness, for they will be filled). Orang percaya yang sejati akan merasa
haus dan lapar akan Allah dan kasih karunia-Nya, berkat dan perbuatan
adikodrati-Nya di dalam hidup mereka. Berhenti merasa dahaga akan Allah berarti
mati secara rohani; jadi kita tidak boleh membiarkan apapun mengurangi
kerinduan yang mendalam akan hal-hal dari Allah. Waspadalah terhadap
kekhawatiran hidup, usaha untuk mengejar hal-hal duniawi,dan berbagai kesenangan
yang membuat kita tidak merasa lapar dan haus akan Allah, serta keinginan untuk
mencari wajah-Nya dalam doa. (Markus 4:19). Kita harus berdoa agar keinginan
kita akan hadirat Allah diperkuat, sehingga kita berseru kepada-Nya siang dan
malam dengan dahaga yang sepenuh hati seperti rusa yang merindukan air pada
musim kemarau. Biarlah pemazmur dalam renungan ini boleh menjadi teladan bagi
kita dalam iman, pengharapan dan percayanya kepada Tuhan, sehingga kita boleh
merasakan bagaimana kehidupan yang sungguh-sungguh indah, akrab dan dekat
dengan Tuhan.
Saya ingin menutup
renungan singkat ini dengan sebuah pujian yang saya yakin penulisnya sangat
merasakan bagaimana ia sangat merindukan Tuhan dan Tuhan adalah segalanya dalam
kehidupannya. “As The Deer” by Marthin J. Nitroem, demikian kira-kira baitnya:
As the deer panteth
for the water,
So my soul longeth after You*
You alone are my
heart’s desire
And I long to
worship You*
You alone are my
strength, my shield
To You alone may my
spirit yield
You alone are my
heart’s desire
And I long to
worship You*
Jesus, Jesus, You
are everything to me
Jesus, Jesus, You
are everything in my life.
Note: You*, seharusnya penulis gunakan kata “Thee”.
Terjemahan Indonesia:
S’perti rusa rindu sungai-Mu
Jiwaku rindu Engkau
Kaulah Tuhan hasrat hatiku
Ku rindu menyembah-Mu
Engkau kekuatan dan perisaiku
Kepada-Mu rohku berserah
Kaulah Tuhan hasrat hatiku
Ku rindu menyembah-Mu
Yesus, Yesus, Kau berarti bagiku
Yesus, Yesus, Kau segalanya bagiku
Amin!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar