“Sebab beginilah firman TUHAN, yang menciptakan langit,
-Dialah Allah- yang membentuk bumi dan menjadikannya dan yang menegakkannya,
-dan Ia menciptakannya bukan supaya kosong, tetapi Ia membentuknya untuk
didiami-; Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain” (Yesaya 45:18).
Seorang anak kecil
yang sangat senang bermain, sampai tidak mau makan, mengeluh kepada ibunya
karena perutnya sakit. Ibunya tahu kalau anaknya tidak suka makan. Ia berkata
kepada anaknya, “Nak, perut kamu itu kosong, makanya harus diisi, kamu harus
makan supaya perut kamu ada isinya!” Anak kecil itu mengikuti perintah ibunya
untuk makan, dan benar, habis makan ia tidak merasakan sakit perut lagi. Pengalaman
ini sangat berkesan bagi anak kecil ini. Keesokan harinya pamannya mengeluh
karena sakit kepala. Anak kecil ini melihat dan secara spontan berkata: “Paman!
kepala paman sakit karena kosong, makanya harus diisi” (cukup menggelikan).
Sesuatu yang
kosong, pasti tidak diingini. Tuhan Allah menciptakan bumi bukan supaya kosong,
tetapi untuk didiami oleh makhluk ciptaan-Nya. Oleh karena itu, Ia merancang
segala makhluk hidup dari hari pertama sampai hari keenam untuk memenuhi bumi,
dan setiap kali Ia selesai menciptakan ciptaan-Nya, Ia selalu berkata, “It was
very good”. Sungguh amat baik!
Sesuatu yang kosong,
tidak ada nilainya. Andaikan dalam suatu
perjalanan, kita merasa haus dan ingin membeli minuman. Kita lihat botol
minuman seperti aqua, cocacola, fanta, sprite, aneka minuman kaleng, jus dan
sebagainya berada dalam kondisi yang kosong. Pasti ada yang salah. Aneh dan tidak
masuk akal. Tidak mungkin hal ini terjadi kecuali kalau kita pergi mengunjungi
pemulung. Di sana kita akan melihat berbagai macam
barang-barang yang kosong yang dibuang oleh pemiliknya karena tidak terpakai
lagi. Seorang pedagang akan memesan barang yang akan dijualnya kepada pelanggan
melalui distributor atau agen yang tentunya bukan barang sampah tapi barang
yang bagus dan baru yang isinya penuh. Contoh lain, misalnya kita mendapat kado
dari seseorang, dibungkus sangat rapi dan indah. Kita sangat senang dan gembira
menerimanya dan ingin cepat-cepat membuka untuk melihat apa isi kado tersebut.
Setelah dibuka ternyata isinya hanya sebuah kardus yang kosong. Bagaimana
reaksi kita?
Ilustrasi tentang anak
kecil di atas ada benarnya. Sesuatu yang kosong akan membuat sakit. Kehidupan
kerohanian kita, jika mengalami kekosongan akan membuat kita sakit. Jiwa kita
akan sakit, tubuh kita juga akan sakit. Seorang yang mengalami kekosongan jiwa,
Ernest Hemingway pernah berkata: ‘Hidup ini sebenarnya hanya sebuah tipuan
kotor, suatu perjalanan singkat dari kekosongan menuju kekosongan. Tidak ada
pemulihan untuk apapun di dalam kehidupan ini. Akhir dari manusia yang ada di
alam semesta ini bagaikan sebuah koloni semut yang berada di sebuah balok kayu
yang sedang terbakar.” Sangat disayangkan! Mungkin ia adalah salah satu dari
sekian banyak orang yang sedang mengalami kekosongan jiwa yang membutuhkan
pertolongan untuk diisi jiwanya supaya tidak kosong. Timbul pertanyaan,
bagaimana caranya? PERCAYA KEPADA TUHAN. Orang bisa saja berkata, saya tidak
percaya ada Tuhan di alam semesta ini karena saya tidak dapat melihat Dia.
Pandangan kita sangat terbatas, walaupun kita tidak dapat melihat angin, udara,
gelombang listrik atau atom, tapi kita dapat merasakan dan percaya bahwa ada
zat-zat tersebut, sama halnya dengan Tuhan. Sejak dahulu hingga saat ini,
dimanapun manusia berada, terdapat juga agama dan hanya terdapat di dunia
manusia; tidak terdapat di dunia binatang atau tumbuhan. Hal ini terjadi karena
hanya manusia yang memiliki jiwa dan roh yang memampukannya berkomunikasi
dengan dunia rohani. Melalui roh, manusia dapat berkomunikasi dengan Tuhan. Ibarat
sebuah radio yang dapat menangkap gelombang elektromagnetik dari pemancar radio
dan mengeluarkan suara yang merdu
yang didengar oleh para pendengarnya.