“Berfirmanlah Allah:
“Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka
berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan
atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.”
(Kejadian 1:26)
Banyak masalah social, jasmani dan emosional berasal
dari kenyataan bahwa kita tidak menyukai diri kita sendiri. Kita tidak nyaman
dengan rupa kita sendiri, cara bicara, atau tindakan yang kita lakukan. Kita
tidak suka dengan kepribadian kita. Terkadang kita membandingkan diri kita
sendiri dengan orang lain. Kita berkata: “ Seandainya, jika aku seperti
dia…jika aku seperti dia…jika aku seperti dia…kita tidak puas dengan keadaan
diri kita sendiri, dan bahkan lebih parah lagi ada orang yang beranggapan bahwa
dirinya adalah keturunan gibbon atau kera menurut teori Evolusi. Harus
diketahui bahwa Evolusi merupakan rekayasa naturalistis untuk menerangkan asal
mula dan perkembangan alam semesta. Pandangan ini bertolak dari anggapan bahwa
tidak ada Pencipta Ilahi dan berkepribadian yang menciptakan dan membentuk
dunia. Mereka beranggapan bahwa segala sesuatu dijadikan melalui serangkaian
peristiwa kebetulan selama berbiliun-biliun tahun. Ajaran Evolusi ini tidak sungguh-sungguh ilmiah.
Evolusi merupakan hipotesis tanpa “bukti ilmiah.” Orang Kristen yang percaya
Alkitab harus menolak teori ini.
Firman Tuhan di atas jelas bahwa Allah menciptakan
manusia menurut gambar-Nya. Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang
memiliki unsur tubuh, jiwa dan roh, memiliki pikiran, perasaan dan kehendak
agar dapat menanggapi-Nya dan menyembah karena iman, kesetiaan, dan rasa
syukur. Allah begitu menginginkan hubungan dengan manusia sehingga ketika Iblis
berhasil menggoda Adam dan Hawa untuk memberontak dan tidak menaati
perintah-Nya, Allah berjanji akan mengutus seorang Juruselamat untuk menebus manusia
dari dampak-dampak dosa. Dengan cara ini, Allah bisa memiliki umat-Nya kembali
yang akan menikmati, memuliakan dan hidup di dalam kebenaran dan kekudusan
dengan Dia.
Kita harus berbahagia karena Allah menciptakan kita
menurut gambar dan rupa-Nya. Kita harus bersyukur dengan keadaan kita,
kepribadian kita, walaupun setiap manusia berbeda. Kita jangan membandingkan
diri kita dengan orang lain. Tuhan telah memberikan kepada kita karunia yang
berbeda untuk maksud tertentu. Jangan merasa tidak percaya diri dan jangan
biarkan tekanan-tekanan luar membentuk kita menjadi sesuatu atau seseorang yang
bukan kita. Tuhan memastikan bahwa kita memiliki keunikan pribadi. Kita
seharusnya tidak merasa buruk karena kepribadian, selera, kegemaran atau bahkan
kecenderungan-kecenderungan rohani yang tidak sama dengan orang lain. Ada orang
yang suka bergaul dan bersemangat namun ada orang pemalu dan santai. Ada orang
yang suka memakai jas lengkap dan dasi; tapi ada orang lain yang lebih suka
memakai celana jeans yang nyaman. Beberapa orang menutup mata mereka dan
mengangkat tangan saat menyembah Tuhan; tapi beberapa yang lain menyembah Tuhan dalam sikap yang tenang, dan Tuhan menyukai
semuanya. Jangan mengira bahwa kita harus menyesuaikan keinginan kita dengan
orang lain; demikian juga, jangan marah saat orang lain tidak sesuai dengan
keinginan kita. Jalani hari hari kita dengan sikap, aku menikmati pribadi yang
Tuhan ciptakan. Jadilah diri sendiri, jangan menjadi palsu!
Doa: Bapa, aku bersyukur karena Engkau menciptakan aku
serupa dengan gambar-Mu. Aku juga bersyukur karena Engkau telah menciptakan aku
sebagaimana aku ada, dengan kekuatan dan kelemahan, dengan kekurangan dan
kelebihan. Terima kasih karena Engkau sangat mengasihiku, dan tolong aku untuk
menikmati pribadi yang telah Engkau ciptakan, dan hidup setiap hari dengan
mengetahui bahwa Engkau telah menempatkan aku dalam dunia ini untuk maksud
tertentu. Terima kasih Bapa karena hanya di dalam Engkau, aku mendapatkan arti
hidup yang sesungguhnya..dalam nama Yesus, amin!