Kamis, 03 Juli 2014

Kosong vs Berisi


“Sebab beginilah firman TUHAN, yang menciptakan langit, -Dialah Allah- yang membentuk bumi dan menjadikannya dan yang menegakkannya, -dan Ia menciptakannya bukan supaya kosong, tetapi Ia membentuknya untuk didiami-; Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain” (Yesaya 45:18).

   Seorang anak kecil yang sangat senang bermain, sampai tidak mau makan, mengeluh kepada ibunya karena perutnya sakit. Ibunya tahu kalau anaknya tidak suka makan. Ia berkata kepada anaknya, “Nak, perut kamu itu kosong, makanya harus diisi, kamu harus makan supaya perut kamu ada isinya!” Anak kecil itu mengikuti perintah ibunya untuk makan, dan benar, habis makan ia tidak merasakan sakit perut lagi. Pengalaman ini sangat berkesan bagi anak kecil ini. Keesokan harinya pamannya mengeluh karena sakit kepala. Anak kecil ini melihat dan secara spontan berkata: “Paman! kepala paman sakit karena kosong, makanya harus diisi” (cukup menggelikan).

   Sesuatu yang kosong, pasti tidak diingini. Tuhan Allah menciptakan bumi bukan supaya kosong, tetapi untuk didiami oleh makhluk ciptaan-Nya. Oleh karena itu, Ia merancang segala makhluk hidup dari hari pertama sampai hari keenam untuk memenuhi bumi, dan setiap kali Ia selesai menciptakan ciptaan-Nya, Ia selalu berkata, “It was very good”. Sungguh amat baik!

Sesuatu yang kosong, tidak ada nilainya.  Andaikan dalam suatu perjalanan, kita merasa haus dan ingin membeli minuman. Kita lihat botol minuman seperti aqua, cocacola, fanta, sprite, aneka minuman kaleng, jus dan sebagainya berada dalam kondisi yang kosong. Pasti ada yang salah. Aneh dan tidak masuk akal. Tidak mungkin hal ini terjadi kecuali kalau kita pergi mengunjungi pemulung.  Di sana kita akan melihat berbagai macam barang-barang yang kosong yang dibuang oleh pemiliknya karena tidak terpakai lagi. Seorang pedagang akan memesan barang yang akan dijualnya kepada pelanggan melalui distributor atau agen yang tentunya bukan barang sampah tapi barang yang bagus dan baru yang isinya penuh. Contoh lain, misalnya kita mendapat kado dari seseorang, dibungkus sangat rapi dan indah. Kita sangat senang dan gembira menerimanya dan ingin cepat-cepat membuka untuk melihat apa isi kado tersebut. Setelah dibuka ternyata isinya hanya sebuah kardus yang kosong. Bagaimana reaksi kita?

   Ilustrasi tentang anak kecil di atas ada benarnya. Sesuatu yang kosong akan membuat sakit. Kehidupan kerohanian kita, jika mengalami kekosongan akan membuat kita sakit. Jiwa kita akan sakit, tubuh kita juga akan sakit. Seorang yang mengalami kekosongan jiwa, Ernest Hemingway pernah berkata: ‘Hidup ini sebenarnya hanya sebuah tipuan kotor, suatu perjalanan singkat dari kekosongan menuju kekosongan. Tidak ada pemulihan untuk apapun di dalam kehidupan ini. Akhir dari manusia yang ada di alam semesta ini bagaikan sebuah koloni semut yang berada di sebuah balok kayu yang sedang terbakar.” Sangat disayangkan! Mungkin ia adalah salah satu dari sekian banyak orang yang sedang mengalami kekosongan jiwa yang membutuhkan pertolongan untuk diisi jiwanya supaya tidak kosong. Timbul pertanyaan, bagaimana caranya? PERCAYA KEPADA TUHAN. Orang bisa saja berkata, saya tidak percaya ada Tuhan di alam semesta ini karena saya tidak dapat melihat Dia. Pandangan kita sangat terbatas, walaupun kita tidak dapat melihat angin, udara, gelombang listrik atau atom, tapi kita dapat merasakan dan percaya bahwa ada zat-zat tersebut, sama halnya dengan Tuhan. Sejak dahulu hingga saat ini, dimanapun manusia berada, terdapat juga agama dan hanya terdapat di dunia manusia; tidak terdapat di dunia binatang atau tumbuhan. Hal ini terjadi karena hanya manusia yang memiliki jiwa dan roh yang memampukannya berkomunikasi dengan dunia rohani. Melalui roh, manusia dapat berkomunikasi dengan Tuhan. Ibarat sebuah radio yang dapat menangkap gelombang elektromagnetik dari pemancar radio dan mengeluarkan suara yang merdu 
yang didengar oleh para pendengarnya.


   Seluruh makhluk di sekitar kita membuktikan keberadaan Tuhan, Sang Pencipta. Sang Pencipta tidak hanya memberikan kita roh untuk dapat mengenal Dia, tetapi melalui ciptaan-Nya yang menakjubkan Dia juga menunjukkan diri-Nya dan kemuliaan-Nya. Alkitab berkata: Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya.” (Mazmur 19:2). Melalui keberadaan, keteraturan dan kebesaran dari segala ciptaan, kita melihat bahwa Sang Pencipta, SANGAT NYATA DAN SANGAT MENAKJUBKAN. Sebuah gedung pencakar langit dapat dibangun karena kemampuan para arsitek, perancang, dan insinyur. Jalur lalu lintas membutuhkan system kendali lalu lintas yang baik untuk mengatur kendaraan yang melintas, sehingga kekacauan dan kecelakaan dapat terhindar, tapi…alam semesta, dengan semua bintang dan planet, beredar tanpa bertabrakan satu sama lain. Kebenaran ini menunjukkan rancangan dan ciptaan yang sangat rumit dan kemahakuasaan dari Sang Pencipta. Alkitab berkata:”Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan” (Yohanes 1:3).


Semua sangat jelas dan tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mengakui keberadaan Tuhan dan mempercayai-Nya. Jiwa kita yang hampa dan kosong, hanya dapat diisi oleh Tuhan. Tidak ada satu manusia pun yang dapat melakukan itu, hanya Tuhan, Pencipta langit dan bumi dan segala isinya. Saat ini, jika kita belum percaya kepada Tuhan, sebelum terlambat…marilah kita mengambil keputusan untuk mempercayai-Nya dan belajar untuk mendekatkan diri kepada-Nya dengan cara bersekutu dengan Dia secara pribadi dan dalam persekutuan-persekutuan dengan sesama orang yang percaya kepada Dia. Setelah kita percaya dan mengenal Dia, marilah kita juga belajar untuk taat dan melakukan perintah-perintah-Nya karena dalam Alkitab tertulis: “Iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong” (Yakobus 2:20). “Iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna” (Yakobus 2:22).


“Hindarilah omongan yang kosong dan yang tidak suci dan pertentangan-pertentangan yang berasal dari apa yang disebut pengetahuan” (1 Timotius 6:20). Pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan yang membuat kita tidak mempercayai keberadaan dan kemahakuasaan Tuhan. Ya, tidak bisa disangkal, kita adalah orang berdosa. Dosa bersarang di dalam hati, pikiran dan tindakan kita. Oleh karenanya, apa yang keluar dari hati, pikiran dan tindakan adalah hal-hal yang jahat, segala jenis perbuatan jahat, perkataan yang tidak mempunyai makna, omongan yang kosong, perkataan kotor yang tidak membangun iman. Secara tidak sadar hal ini akan mengakibatkan kekosongan jiwa. Jiwa yang kosong akan terhilang dan kalau tidak diisi akan mengalami kebinasaan.  Harus ada restorasi, pembaharuan. Ibarat sebuah gelas yang diisi dengan air, mau diminum tapi ada binatang kecil yang masuk dalam gelas yang berisi air tersebut. Orang yang hendak meminum air itu tidak jadi meminumnya, tapi air yang kotor itu dibuang dan diganti dengan air yang baru barulah bisa diminum. Demikian halnya kehidupan kita. Hati, pikiran, perbuatan kita yang jahat harus dibuang dan diisi dengan Firman Tuhan. Firman Tuhan (kata-kata Tuhan) ada dalam Alkitab. Alkitab harus kita baca supaya kita dapat tahu Firman Tuhan dan mengenal Tuhan. Sedikit demi sedikit jiwa kita akan terisi dan kita tidak akan mengalami kekosongan dan kehampaan jiwa lagi dan terlebih dari itu, kita akan terhindar dari malapetaka yang besar yaitu kebinasaan kekal. Amin!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar