Jumat, 31 Oktober 2014

Guru-guru Palsu





“Sebab Mesias-Mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat dengan maksud, sekiranya mungkin, menyesatkan orang-orang pilihan.”
(Markus 13:22)


Orang percaya sekarang harus menyadari bahwa di dalam gereja-gereja masa kini mungkin sekali ada pekerja Allah yang sikap dan hidupnya sama dengan guru-guru bejat yang mengajarkan Taurat Tuhan pada zaman Yesus. Yesus mengingatkan bahwa tidak semua orang yang mengaku percaya pada Kristus adalah orang yang sungguh-sungguh percaya, demikian juga tidak semua penulis Kristen, utusan gerejani, gembala sidang, penginjil, pengajar, penatua, dan pekerja-pekerja gereja adalah benar-benar menjadi hamba Allah. Secara lahiriah para rohaniawan ini “tampak benar di mata orang” (Mat. 23:28). Mereka datang “dengan menyamar seperti domba” (Mat. 7:15). Mungkin saja mereka melandaskan berita mereka atas Firman Allah dan menyatakan standar tinggi yang benar. Mereka mungkin kelihatan sangat memperhatikan pekerjaan dan Kerajaan Allah dan memperlihatkan perhatian besar terhadap keselamatan jiwa-jiwa yang terhilang sambil mengaku bahwa mereka mengasihi orang banyak. Mereka mungkin tampak sebagai hamba Allah yang sungguh-sungguh, pemimpin rohani yang patut dihargai, dan diurapi oleh Roh Kudus. Mereka bahkan kelihatan sangat berhasil dan banyak orang mengikuti mereka. Sekalipun demikian orang-orang ini sangat mirip dengan nabi palsu dalam Perjanjian Lama, orang Farisi dalam Perjanjian Baru. Di dalam kehidupan mereka yang sesungguhnya, yaitu yang tidak tampak kepada umum, mereka dipenuhi “rampasan dan kerasukan” (Mat. 23:25), penuh tulang belulang dan berbagai jenis kotoran, penuh kemunafikan dan kedurjanaan. Kehidupan mereka dibalik pintu yang terkunci menyangkut hal-hal seperti hawa nafsu, kebejatan, perzinahan, kerakusan dan kegemaran yang memusat pada diri sendiri. Penipu lihai ini memperoleh kedudukan yang berpengaruh di dalam gereja melalui dua cara :

  1. Beberapa guru / pengkhotbah palsu mengawali pelayanan mereka dengan kesungguhan hati, kebenaran, kemurnian, dan iman yang sungguh-sungguh kepada Kristus. Kemudian karena kesombongan dan keinginan mereka yang tak bermoral, kasih dan pengabdian mereka  kepada Kristus semakin memudar. Sebagai akibatnya hubungan mereka terputus dengan Kerajaan Allah sehingga mereka menjadi sarana Iblis sementara masih menyamar sebagai pelayan kebenaran.
  2. Guru-guru / pengkhotbah palsu lainnya tidak pernah sungguh-sungguh percaya kepada Kristus. Iblis telah menanamkan mereka di dalam gereja sejak awal pelayanan mereka sambil menggunakan kecakapan dan karisma mereka serta membantu dalam keberhasilan mereka. Siasat Iblis ialah menempatkan mereka dalam kedudukan yang berpengaruh di dalam gereja agar mereka dapat merusak pekerjaan Kristus. Iblis mengetahui bahwa pada saat perbuatan mereka ketahuan, Injil dan nama Kristus akan sangat dipermalukan.

  CARA-CARA MENGUJI

Empat belas kali dalam kitab-kitab Injil, Yesus mengingatkan murid-Nya agar waspada terhadap pemimpin-pemimpin yang akan menyesatkan. Di bagian lain orang percaya dinasehati untuk menguji pengajar, pengkhotbah, dan pemimpin di dalam gereja (1 Tes. 5:21; 1 Yoh. 4:1). Hal yang harus diperhatikan:

  1. Perhatikan watak mereka. Adakah mereka itu berdoa dengan tekun serta mengabdi kepada Allah dengan tulus dan sungguh-sungguh? Apakah mereka sudah menyatakan buah Roh (Gal. 5:22-23), mengasihi orang berdosa (Yoh. 3:16), membenci kefasikan dan mengasihi kebenaran serta gigih menentang dosa?
  2. Perhatikan motivasi mereka. Pemimpin Kristen yang sejati akan berusaha melakukan empat hal : a. Menghormati Kristus. b. Memimpin gereja kepada kekudusan. c. Menyelamatkan orang yang terhilang. d. Memberitakan serta mempertahankan Injil Kristus dan ajaran para rasul.
  3. Ujilah buah dalam kehidupan dan berita. Buah atau hasil pelayanan pekerja palsu ini seringkali terdiri atas bertobat yang tidak sepenuhnya menyerah kepada segenap Firman Allah (Mat. 7:16).
  4. Perhatikan tingkat ketergantungan pada Alkitab. Ujian ini sangat menentukan. Apakah mereka percaya dan mengajar bahwa penulisan asli dari PL dan PB sepenuhnya diilhami oleh Allah sehingga kita harus tunduk kepada seluruh ajarannya. Jika tidak, dapat dipastikan bahwa baik mereka maupun berita yang mereka sampaikan tidak berasal dari Allah.
  5. Akhirnya, ujilah kejujuran mereka berkenaan dengan uang Tuhan. Apakah mereka menolak untuk mengambil banyak uang untuk diri mereka, mengatur semua keuangan dengan jujur dan penuh tanggung jawab, dan berusaha memajukan pekerjaan Tuhan dengan cara-cara yang sesuai dengan standar PB (1 Tim. 3:3; 6:9-10)?

Haruslah disadari bahwa kendatipun segala usaha orang percaya yang setia dalam menilai kehidupan dan berita seseorang akan ada guru-guru palsu di dalam gereja, yang dengan bantuan Iblis, tetap tidak diketahui hingga tiba saatnya Allah memutuskan untuk menyingkapkan keadaan mereka yang sesungguhnya.  (Sumber: Alkitab Penuntun)