Jumat, 31 Juli 2020

Waktu Cepat Berlalu!

“…akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja” (Yohanes 9:4b).

 

Apakah kita menyadari bahwa waktu ini begitu singkat? Jika kita menyadarinya, tentu kita akan merasa bahwa waktu adalah hal yang sangat berharga dan sangat penting dalam kehidupan kita dan kita akan sangat menghargai dan menggunakan waktu kita dengan sebaik-baiknya.  Orang-orang muda tidak menyadari bahwa waktu begitu cepat berlalu. Sebaliknya orang yang sudah tua menyadarinya. Ada orang yang menyadari bahwa waktu begitu berharga dalam kehidupannya sehingga ada motto, “waktu adalah uang.” Ini adalah slogan dari orang-orang yang dalam kehidupannya hanya mengejar uang semata. Uang penting dalam kehidupan manusia, tapi ada hal yang lebih penting dari uang. Manusia yang  hanya mengejar uang semata tanpa menghiraukan dan mempercayai Tuhan sampai akhir hidupnya, akan mengalami penyesalan tak berujung karena kenyataanya uang tidak bisa menyelamatkannya. Uang banyak yang dimiliki orang yang tidak memiliki Tuhan akan membawanya ke jurang kebinasaan. Uang yang banyak itu akan sangat mudah menyeretnya ke dalam berbagai macam perbuatan dosa. Sebaliknya uang banyak yang dimiliki orang yang percaya dan sungguh-sungguh mengasihi Tuhan akan membawa hormat dan kemuliaan bagi nama Tuhan. Mereka menyadari bahwa apa yang mereka miliki berasal dari Allah dan mereka akan menggunakan apa yang mereka miliki untuk memuliakan Tuhan. Orang yang tidak percaya Tuhan, tidak menyadari hal ini. Mereka berpikir bahwa kekayaan yang mereka miliki itu adalah hasil usaha dan kerja keras mereka semata.  

Waktu ini singkat! Hidup kita di dunia inipun singkat. Mungkin kita memiliki pengalaman ditinggalkan selamanya oleh teman, kerabat dan orang yang kita kasihi. Mungkin kita kaget karena baru beberapa waktu bertemu tapi tiba-tiba dia sudah tidak ada lagi, sudah pergi untuk selamanya. Kita ingin sekali bertemu, tapi tidak akan bisa. Kita hanya bisa mengenangnya semasa dia hidup, mengenang kepribadiannya, senyumannya dan kebaikan-kebaikannya. Kita menyesal karena kita tidak memiliki banyak waktu bersamanya. Saya punya teman yang saya kenal dalam persekutuan belajar Alkitab bersama. Pertama kali saya mengenal dia, saya berpikir bahwa dia adalah seorang ibu yang sangat baik. Bicaranya lembut dan senyumnya sangat manis, selain itu juga sangat ramah. Saya tidak memiliki banyak waktu bersamanya, tapi dari sedikit waktu di mana kami bertemu dalam persekutuan belajar Alkitab itu, saya terkesan dengan kepribadiannya, senyumnya dan keramahannya. Saya berhenti ikut persekutuan dan belajar Alkitab bersama mereka beberapa waktu lamanya, tapi tahun berikutnya Tuhan izinkan lagi ikut persekutuan dan belajar Alkitab bersama mereka kembali. Ada beberapa teman yang dulunya ikut tapi tidak ada lagi, saya tidak bertanya kepada teman-teman anggota lainnya tapi saya berpikir mungkin mereka sudah kembali ke negaranya (persekutuan itu anggotanya dari beberapa negara). Satu hari kami berkumpul lagi belajar Alkitab, dan merayakan hari Ulang Tahun beberapa teman anggota persekutuan. Ada nama yang disebut tapi orangnya tidak ada. Saya berpikir mungkin dia ada di negara asalnya sehingga tidak bersama-sama kami. Saya familiar dengan nama itu, tapi karena beberapa waktu lamanya saya absent dan tidak ikut persekutuan, saya lupa wajahnya. Saya bilang ke teman yang duduk disebelah saya, coba tunjukkan foto teman yang sedang Ulang Tahun itu. Dia tunjukkan foto teman itu dari ponselnya dan saya lihat dan saya langsung ingat wajahnya. Saya katakan, saya tahu dia, dia sangat baik. Terus teman itu bilang, “Dia sudah meninggal 2 minggu yang lalu.” Saya kaget dan langsung menetaskan airmata. Sedih dan tidak menyangka sama sekali kalau dia secepat itu pergi. Saya sangat terkesan dengan dia, senyumnya, keramahannya… dan saya berharap saya dapat bertemu dia kembali dalam persekutuan belajar Alkitab tersebut. Tapi ternyata dia sudah pergi untuk selamanya….


Waktu begitu cepat berlalu, teman dan orang-orang yang kita kasihi juga pergi untuk selamanya tanpa kita prediksi sebelumnya. Biarlah peristiwa itu terus mengingatkan kita bahwa betapa singkatnya hidup dan betapa fananya hidup kita di dunia ini. Pada 7 hari penciptaan, kalimat yang Allah ucapkan dari setiap penciptaan-Nya, adalah berbicara tentang waktu. Tuhan Allah selalu mengakhiri setiap penciptaan-Nya dengan kata “ Jadilah petang dan jadilah pagi.” Petang dan pagi menandakan waktu. Waktu menandakan bahwa segala sesuatu ada batasnya. Saya yakin, banyak orang menyadari bahwa hidup di dunia ini ada batas waktunya. Siapapun dia, apa agamanya….pasti menyadari hal ini. Mereka menyadari bahwa semua manusia yang hidup di dunia ini, suatu saat akan meninggalkan dunia ini, dengan kata lain mati dan ada yang percaya bahwa akan ada kehidupan kedua sesudah kehidupan di dunia ini berakhir. Orang Kristen percaya hal ini bahkan ada orang yang bukan Kristen pun percaya bahwa akan ada kehidupan sesudah kematian. Mereka juga percaya bahwa ada sorga dan neraka. Sorga adalah tempat untuk orang-orang yang berbuat baik dan neraka adalah tempat untuk orang-orang yang berbuat jahat.

Melalui ayat di atas, Tuhan Yesus mengingatkan kita orang-orang yang percaya kepada-Nya bahwa akan ada saatnya kita tidak akan bisa melakukan apa-apa, akan datang malam di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja. Oleh karena itu Tuhan Yesus memerintahkan orang percaya untuk mengerjakan pekerjaan-Nya selagi masih siang.