Minggu, 18 November 2012

PEMELIHARAAN ALLAH


“Janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.” (Kej. 45:5)

Setelah Tuhan Allah menciptakan langit dan bumi (Kej.1:1), Ia tidak meninggalkan dunia berjalan sendiri. Sebaliknya, Ia terus terlibat di dalam kehidupan umat-Nya dan di dalam pemeliharaan ciptaan-Nya. Allah bukanlah seperti seorang ahli pembuat jam yang membuat bumi, menjalankannya, dan kini membiarkannya berjalan sendiri; Ia adalah Bapa penuh kasih yang senantiasa memelihara apa yang telah diciptakan-Nya.
Ada tiga aspek pemeliharaan Allah:
 1.  Pelestarian.
Dengan kuasa-Nya Allah melestarikan dunia yang telah diciptakan-Nya. Pengakuan Daud jelas, “Keadilan-Mu adalah seperti gunung-gunung Allah, hukum-Mu bagaikan samudera raya yang hebat. Manusia dan hewan Kau selamatkan (versi NIV-peliharakan), ya TUHAN” (Mzm. 36:7). Kuasa Allah yang melestarikan terlaksana melalui Putra-Nya Yesus Kristus, sebagaimana ditegaskan oleh Paulus dalam Kol. 1:17, “Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.” Oleh kuasa Kristus partikel hidup yang terkecil pun dipersatukan.

2.  Penyediaan
Allah bukan saja melestarikan bumi yang diciptakan-Nya, tetapi Ia juga menyediakan apa yang diperlukan oleh ciptaan-Nya itu. Ketika Allah menciptakan bumi, Ia menciptakan musim (Kej.1:14) dan memberi makan manusia dan hewan (Kej.1:29-30). Setelah air bah menghancurkan bumi, Allah membaharui janji penyediaan ini dengan berfirman, “Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam” (Kej. 8:22). Beberapa mazmur menegaskan kebaikan Allah dalam menyediakan kebutuhan bagi makhluk-makhluk ciptaan-Nya (mis. Mazmur 104;145). Allah sendiri menyatakan kuasa-Nya untuk menciptakan dan memelihara kepada Ayub (38-41), dan Yesus mengatakan dengan tegas bahwa Allah menyediakan kebutuhan burung-burung di udara dan bunga-bunga bakung di padang (Mat. 6: 26-30; 10:29). Pemeliharaan-Nya  menyediakan bukan saja kebutuhan jasmaniah manusia , tetapi juga kebutuhan rohaninya (Yoh. 3:16-17). Alkitab menyatakan bahwa Allah menunjukkan kasih dan perhatian khusus bagi umat-Nya, yang masing-masing pribadi dihargai-Nya. Paulus menulis dengan tegas kepada jemaat di Filipi, “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus (Flp. 4:19).
3.  Pemerintahan
Di samping pelestarian dan penyediaan kebutuhan ciptaan-Nya, Ia juga memerintah dunia ini. Karena Allah berdaulat, peristiwa-peristiwa dalam sejarah terjadi menurut kehendak-Nya; kadang-kadang Ia turun tangan langsung melaksanakan maksud-maksud penebusan-Nya. Sekalipun demikian, hingga Allah menyelesaikan sejarah, Ia telah membatasi kuasa dan kepemimpinan-Nya atas dunia ini. Alkitab mengatakan bahwa Iblis adalah “ilah zaman ini” (2 Kor.4:4). Dengan kata lain, dunia kini tunduk kepada kuasa pengaturan Allah, tetapi sedang memberontak terhadap Dia dan diperbudak oleh Iblis. Akan tetapi, pembatasan diri Allah hanya bersifat sementara; pada saat yang telah ditentukan dalam hikmat-Nya, Ia akan membinasakan Iblis dan semua kekuatan kejahatan (Why. 19:20)

PEMELIHARAAN ALLAH DAN PENDERITAAN MANUSIA
1.   Setiap orang mengalami penderitaan di dalam hidupnya dan pasti bertanya, “mengapa?”
2.   Allah mengizinkan manusia mengalami akibat-akibat dosa yang masuk ke dalam dunia melalui kejatuhan Adam dan Hawa. Yusuf, misalnya, banyak menderita akibat iri hati dan kekejaman kakak-kakaknya. Ia dijual sebagai budak dan menjadi budak Potifar di Mesir (Kej. 37;39). Sekalipun hidup dengan takut akan Allah di Mesir, ia secara tidak adil dituduh melakukan kebejatan, dijebloskan ke dalam penjara (Kej. 39) dan berada di situ sepanjang dua tahun lebih (Kej.40:1-41:14). Allah dapat mengizinkan penderitaan karena perbuatan-perbuatan jahat sesama manusia, sekalipun Ia dapat mengatasi perbuatan-perbuatan itu supaya melaksanakan kehendak-Nya. Berdasarkan kesaksian Yusuf, Allah bekerja melalui dosa saudara-saudaranya untuk memelihara hidup (Kej. 45:5; 50:20).
3.   Bukan saja kita menderita karena akibat dosa orang lain, kita juga mengalami penderitaan sebagai akibat perbuatan dosa kita sendiri. Misalnya, dosa kebejatan dan perzinahan seringkali mengakibatkan kehancuran pernikahan dan keluarga. Dosa kemarahan tak terkendali terhadap orang lain dapat mengakibatkan cedera serius atau bahkan kematian salah satu pihak. Dosa keserakahan dapat mengakibatkan hukuman penjara bagi seorang yang mencuri atau menggelapkan uang.
4.   Penderitaan juga terjadi di dunia karena Iblis, ilah zaman ini, diizinkan melakukan pekerjaannya dengan membutakan pikiran orang tidak percaya dan menguasai kehidupan mereka (2 Kor. 4:4; Ef. 2:1-3). Perjanjian Baru penuh dengan contoh orang-orang yang menderita karena setan-setan yang menganiaya mereka dengan penyakit mental atau penyakit jasmani.
Mengatakan bahwa Allah mengizinkan penderitaan bukan berarti bahwa Allah menyebabkan semua kejahatan yang kita alami di dunia ini, atau bahwa Dia secara pribadi menetapkan semua tragedy di dalam kehidupan ini. Allah tidak pernah menyebabkan kejahatan atau ketidaksalehan (Yak. 1:13). Sekalipun demikian, kadang-kadang Ia mengizikannya terjadi, mengarahkannya dan menguasainya supaya mengerjakan kehendak-Nya, melaksanakan maksud penebusan-Nya, dan di dalam segala sesuatu mendatangkan yang baik bagi mereka yang setia kepada-Nya.

HUBUNGAN KITA DENGAN PEMELIHARAAN ALLAH
Supaya kita dapat mengalami pemeliharaan Allah dalam kehidupan kita, Alkitab menyatakan bahwa kita mempunyai beberapa tanggungjawab.
1.  Kita harus taat kepada Allah dan kehendak-Nya yang telah dinyatakan. Misalnya, Yusuf. Jelas bahwa karena ia menghormati Allah dengan hidupnya yang taat, Allah menghormatinya dengan menyertainya (Kej. 39:2-3,21,23). Demikian pula, supaya Yesus sendiri mengalami perlindungan Allah dari maksud raja Herodes  untuk membunuhnya, orangtuanya harus menaati Allah dan lari ke Mesir. Mereka yang takut akan Allah dan mengakui Dia di dalam semua perbuatannya memiliki janji bahwa Allah akan meluruskan jalan-jalan mereka (Ams. 3:5-7).
2.  Di dalam pemeliharaan-Nya Allah mengarahkan gereja dan setiap kita selaku hamba-Nya untuk senantiasa hidup sesuai dengan kehendak-nya.
3.  Kita harus mengasihi Allah dan tunduk kepada-Nya dengan iman kepada Kristus jikalau kita ingin Ia mendatangkan kebaikan bagi kita di dalam segala sesuatu.
4.  Untuk mengalami pemeliharaan Allah di tengah-tengah penderitaan, kita harus senantiasa berseru kepada-Nya di dalam doa dan iman yang tekun. Melalui doa dan kepercayaan, kita mengalami damai sejahtera Allah (Flp. 4:6-7), kita menerima rahmat, kasih karunia, dan pertolongan Allah pada waktunya (Ibr. 4:16, Flp. 4:6).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar