“Janganlah bersusah hati dan
janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk
memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.” (Kej. 45:5)
Setelah Tuhan Allah
menciptakan langit dan bumi (Kej.1:1), Ia tidak meninggalkan dunia berjalan
sendiri. Sebaliknya, Ia terus terlibat di dalam kehidupan
umat-Nya dan di dalam pemeliharaan ciptaan-Nya. Allah bukanlah seperti seorang
ahli pembuat jam yang membuat bumi, menjalankannya, dan kini membiarkannya
berjalan sendiri; Ia adalah Bapa penuh kasih yang senantiasa memelihara apa
yang telah diciptakan-Nya.
Ada tiga aspek pemeliharaan Allah:
1. Pelestarian.

2. Penyediaan

3. Pemerintahan

PEMELIHARAAN
ALLAH DAN PENDERITAAN MANUSIA
1. Setiap orang
mengalami penderitaan di dalam hidupnya dan pasti bertanya, “mengapa?”
2. Allah mengizinkan
manusia mengalami akibat-akibat dosa yang masuk ke dalam dunia melalui
kejatuhan Adam dan Hawa. Yusuf, misalnya, banyak menderita akibat iri hati dan
kekejaman kakak-kakaknya. Ia dijual sebagai budak dan menjadi budak Potifar di
Mesir (Kej. 37;39). Sekalipun hidup dengan takut akan Allah di Mesir, ia
secara tidak adil dituduh melakukan kebejatan, dijebloskan ke dalam penjara
(Kej. 39) dan berada di situ sepanjang dua tahun lebih (Kej.40:1-41:14). Allah
dapat mengizinkan penderitaan karena perbuatan-perbuatan jahat sesama manusia,
sekalipun Ia dapat mengatasi perbuatan-perbuatan itu supaya melaksanakan
kehendak-Nya. Berdasarkan kesaksian Yusuf, Allah bekerja melalui dosa
saudara-saudaranya untuk memelihara hidup (Kej. 45:5; 50:20).
3. Bukan saja kita
menderita karena akibat dosa orang lain, kita juga mengalami penderitaan
sebagai akibat perbuatan dosa kita sendiri. Misalnya, dosa kebejatan dan
perzinahan seringkali mengakibatkan kehancuran pernikahan dan keluarga. Dosa
kemarahan tak terkendali terhadap orang lain dapat mengakibatkan cedera serius
atau bahkan kematian salah satu pihak. Dosa keserakahan dapat mengakibatkan
hukuman penjara bagi seorang yang mencuri atau menggelapkan uang.
4. Penderitaan juga
terjadi di dunia karena Iblis, ilah zaman ini, diizinkan melakukan pekerjaannya
dengan membutakan pikiran orang tidak percaya dan menguasai kehidupan mereka (2
Kor. 4:4; Ef. 2:1-3). Perjanjian Baru penuh dengan contoh orang-orang yang
menderita karena setan-setan yang menganiaya mereka dengan penyakit mental atau
penyakit jasmani.
Mengatakan
bahwa Allah mengizinkan penderitaan bukan berarti bahwa Allah menyebabkan semua
kejahatan yang kita alami di dunia ini, atau bahwa Dia secara pribadi
menetapkan semua tragedy di dalam kehidupan ini. Allah tidak pernah menyebabkan
kejahatan atau ketidaksalehan (Yak. 1:13). Sekalipun demikian, kadang-kadang Ia
mengizikannya terjadi, mengarahkannya dan menguasainya supaya mengerjakan
kehendak-Nya, melaksanakan maksud penebusan-Nya, dan di dalam segala sesuatu
mendatangkan yang baik bagi mereka yang setia kepada-Nya.
HUBUNGAN
KITA DENGAN PEMELIHARAAN ALLAH
Supaya
kita dapat mengalami pemeliharaan Allah dalam kehidupan kita, Alkitab
menyatakan bahwa kita mempunyai beberapa tanggungjawab.
1. Kita harus taat
kepada Allah dan kehendak-Nya yang telah dinyatakan. Misalnya, Yusuf. Jelas
bahwa karena ia menghormati Allah dengan hidupnya yang taat, Allah
menghormatinya dengan menyertainya (Kej. 39:2-3,21,23). Demikian pula, supaya
Yesus sendiri mengalami perlindungan Allah dari maksud raja Herodes untuk membunuhnya, orangtuanya harus menaati
Allah dan lari ke Mesir. Mereka yang takut akan Allah dan mengakui Dia di dalam
semua perbuatannya memiliki janji bahwa Allah akan meluruskan jalan-jalan
mereka (Ams. 3:5-7).
2. Di dalam
pemeliharaan-Nya Allah mengarahkan gereja dan setiap kita selaku hamba-Nya
untuk senantiasa hidup sesuai dengan kehendak-nya.
3. Kita harus
mengasihi Allah dan tunduk kepada-Nya dengan iman kepada Kristus jikalau kita
ingin Ia mendatangkan kebaikan bagi kita di dalam segala sesuatu.
4. Untuk mengalami
pemeliharaan Allah di tengah-tengah penderitaan, kita harus senantiasa berseru
kepada-Nya di dalam doa dan iman yang tekun. Melalui doa dan kepercayaan, kita
mengalami damai sejahtera Allah (Flp. 4:6-7), kita menerima rahmat, kasih
karunia, dan pertolongan Allah pada waktunya (Ibr. 4:16, Flp. 4:6).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar