Minggu, 06 Januari 2013

PUJIAN


"Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku, aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib; aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau, bermazmur bagi nama-Mu, ya Mahatinggi." (Mazmur 9:2-3)

   Allah seringkali menasehati umat-Nya untuk memuji Tuhan. Para penulis Perjanjian Lama menggunakan tiga kata dasar untuk memanggil orang Israel untuk memuji Allah: barak (diterjemahkan “berkat”), halal (akar kata “haleluya”,artinya “puji Tuhan”), dan yadah (kadang-kadang diterjemahkan “berilah syukur”). Nyanyian pertama dalam Alkitab, dinyanyikan setelah bangsa Israel menyeberang Laut Merah, menjadi pujian dan ucapan syukur kepada Allah. Musa memerintahkan orang Israel untuk memuji Allah atas kebaikan-Nya memberikan mereka tanah perjanjian. Debora secara khusus memanggil umat untuk memuji Tuhan. Kerinduan Daud untuk memuji Allah tercatat baik di dalam sejarah hidupnya dan dalam mazmur-mazmur gubahannya. Penggubah mazmur lainnya juga memanggil umat Allah untuk hidup dengan memuji Allah dan para nabi dalam Perjanjian Lama juga mengarahkan umat untuk memuji Allah. Panggilan untuk memuji Allah juga bergema di seluruh kitab Perjanjian Baru. Yesus sendiri memuji Bapa-Nya di sorga. Paulus mengharapkan semua bangsa memuji Allah, dan Yakobus memanggil kita untuk memuji Tuhan. Dan akhirnya di dalam gambaran yang diberikan kitab Wahyu sejumlah besar orang kudus dan malaikat senantiasa memuji Allah.