Jumat, 09 Desember 2016

Taurat TUHAN Lebih Berharga dari Apapun



Mazmur 119:57-64

57 Bagianku ialah TUHAN, aku telah berjanji untuk berpegang pada firman-Mu.

58 Aku memohon belas kasihan-Mu dengan segenap hati, kasihanilah aku sesuai dengan janji-Mu.

59 Aku memikirkan jalan-jalan hidupku, dan melangkahkan kakiku menuju peringatan-peringatan-Mu.

60 Aku bersegera dan tidak berlambat-lambat untuk berpegang pada perintah-perintah-Mu.

61 Tali-tali orang fasik membelit aku, tetapi Taurat-Mu tidak kulupakan.

62 Tengah malam aku bangun untuk bersyukur kepada-Mu atas hukum-hukum-Mu yang adil.

63 Aku bersekutu dengan semua orang yang takut kepada-Mu, dan dengan orang-orang yang berpegang pada titah-titah-Mu.

64 Bumi penuh dengan kasih setia-Mu, ya TUHAN, ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.


     Bagi saudara-saudara yang bekerja, dimanapun dan dalam bidang apapun, biasanya ada saat dimana saudara diundang untuk bertemu dan menerima arahan dari atasan saudara mengenai hal yang harus dilakukan dan tidak dilakukan yang berhubungan dengan pekerjaan saudara. Pengarahan yang baik sangat penting karena kalau tidak ada arahan seperti ini karyawan akan bekerja tanpa arah dan petunjuk. Ini akan menimbulkan kekacauan dan tempat dimana saudara bekerja pun kemungkinan tidak akan mengalami kemajuan bahkan sebaliknya kemunduran, kecuali jika arahan yang disampaikan justru sebaliknya suatu arahan yang bertentangan dengan hukum dan mengarah ke hal-hal yang tidak baik, itu yang harus dijauhi!
Taurat TUHAN (bhs. Ibrani, Torah) adalah  merupakan SELURUH PENGARAHAN ALLAH kepada umat-Nya. Ada banyak sekali arahan-arahan Allah kepada kita umat-Nya yang tentunya ini sangat PENTING dalam kehidupan kita. Allah sangat mengasihi semua manusia sehingga dengan kebaikan-Nya dan kesabaran-Nya, Ia selalu memberikan nasehat-nasehat, pengarahan-pengarahan kepada umat-Nya dengan maksud supaya umat yang sangat Dia kasihi itu tidak tersesat di jalan yang membahayakan diri mereka. Tujuan Allah memberikan arahan-arahan itu bukan untuk kepentingan Allah, tapi untuk kepentingan umat manusia itu sendiri. Tapi, apakah manusia yang sangat dikasihi Allah itu menyadari betapa pentingnya pengarahan Allah itu, betapa pentingnya Taurat TUHAN itu? Hal yang sangat menyedihkan hati-Nya adalah di saat Ia melihat anak-anak-Nya, umat-Nya yang sangat Dia kasihi justru tidak menghiraukan Dia. Umat yang Dia kasihi pergi meninggalkan Dia. Umat yang sangat Dia kasihi tidak melakukan apa yang Dia inginkan. Umat yang sangat Dia kasihi acuh tak acuh dengan Dia. Umat yang sangat Dia kasihi menutup telinga terhadap arahan-arahan-Nya, Ia begitu sedih! TUHAN sedih……!
Ada hal indah dan menarik yang harus kita pelajari dalam ayat firman Tuhan yang tertulis di atas; pemazmur, seorang yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan. Dengan tidak ragu-ragu dia katakan: “Bagianku ialah TUHAN, aku telah berjanji untuk berpegang pada firman-Mu.” Dari kalimat ini kita bisa melihat, betapa dekatnya dia dengan Tuhan, dan komitmennya yang tinggi untuk berpegang pada firman Tuhan. Dilanjutkan dengan kalimat berikutnya:
 “Aku memohon belas kasihan-Mu dengan segenap hati,
“Aku memikirkan jalan-jalan hidupku, dan melangkahkan kakiku menuju peringatan-peringatan-Mu..”
“Aku bersegera dan tidak berlambat-lambat untuk berpegang pada perintah-perintah-Mu.”
Dia menyadari bahwa betapa ia sangat membutuhkan belas kasihan TUHAN, dan ia MEMOHON DENGAN SEGENAP HATI agar TUHAN berbelas kasihan terhadap dirinya. Pemazmur hidup bukan sekedar hidup, tapi ia sungguh-sungguh memikirkan kehidupannya. Apa yang harus dia lakukan, apa yang harus ia buat. Ia tidak hanya berpikir saja tanpa melakukan apa-apa, tapi berpikir dan diikuti dengan tindakan yang nyata dan tidak berlambat-lambat. Ia melangkahkan kakinya menuju peringatan-peringatan TUHAN dan berpegang pada perintah-perintah TUHAN dengan SEGERA dan TIDAK BERLAMBAT-LAMBAT.
Dalam kehidupan nyata, pemazmur tidak luput dari berbagai macam hal yang menyesakkan dia. Dia tahu persis bahwa disekitar dia ada orang-orang jahat yang ingin menjerat dia. Dia katakan: “Tali-tali orang fasik membelit aku, tetapi Taurat-Mu tidak kulupakan.” Dalam kondisi dan keadaan yang tersesak, dia tidak melupakan TUHAN. Tengah malam ia bangun untuk bersyukur kepada TUHAN atas semua kebaikan TUHAN, atas hukum-hukum TUHAN yang adil. Ia bersekutu dengan orang yang takut akan TUHAN dan yang berpegang pada firman TUHAN. Ia tidak bersekutu dengan orang-orang yang membuatnya jauh dari TUHAN. Ungkapan kata yang selalu mengagungkan TUHAN, itu yang selalu ia ungkapkan. “Bumi penuh dengan kasih setia-Mu ya, TUHAN, ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.”
 Ia tahu persis bahwa TUHAN sangat mengasihi bumi ini. TUHAN sangat mengasihi dunia ini, TUHAN sangat mengasihi semua manusia yang hidup di bumi ini, tapi permintaannya adalah supaya TUHAN mengajarkan ketetapan-ketetapan-Nya kepadanya. Ia  sungguh-sungguh merindukan TUHAN. Ia sungguh-sungguh menginginkan TUHAN. TUHAN adalah yang terpenting dalam kehidupannya. Kehidupannya berpusat disekitar ALLAH dan Firman-Nya.
Firman TUHAN ini menjadi pelajaran yang berharga dalam kehidupan kita semua, bahwa walaupun ada banyak hal yang kita rindukan dan inginkan dalam dunia ini, tapi Taurat TUHAN lebih berharga dari apapun. Firman TUHAN pada bagian lain, dalam Matius 24:35 menuliskan: “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.” Dunia ini akan hancur, dunia ini akan lenyap, tapi FIRMAN TUHAN/TAURAT TUHAN tidak akan lenyap.
Kesempatan yang TUHAN berikan ini biarlah menyadarkan kita  untuk terus mengambil komitmen untuk mencintai TAURAT TUHAN, mencintai FIRMAN TUHAN, karena hanya melalui kecintaan kita kepada FIRMAN/ TAURAT TUHAN kita akan mengetahui apa yang TUHAN inginkan untuk kita lakukan.  Firman TUHAN dalam Mazmur 95:6-11, menuliskan demikian:
“Masuklah marilah kita sujud menyembah, berlutut dihadapan TUHAN yang menjadikan kita.
Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya.
Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya! Janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun, pada waktu nenek moyangmu mencobai Aku, menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.
Empat puluh tahun aku jemu kepada angkatan itu, maka kata-Ku: “Mereka suatu bangsa yang sesat hati, dan mereka itu tidak mengenal jalan-Ku. Sebab itu aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku.”
 Firman TUHAN sangat penting dalam hidup kita. Mengabaikan FIRMAN TUHAN atau TAURAT TUHAN berarti menyia-nyiakan hidup. Hidup kita ini sangat berarti karena hidup ini adalah kesempatan yang sangat penting untuk mencari TUHAN sungguh-sungguh. Kesempatan untuk hidup di dunia ini akan berlalu, karena itu selagi masih ada kesempatan untuk hidup, marilah mencari TUHAN, mencintai FIRMAN atau TAURAT TUHAN. Jangankan mengeraskan hati. Lembutkan hati untuk menerima FIRMAN, TAURAT TUHAN yang menyelamatkan.
Jika kita ingin mengenal Allah dan kasih-Nya, kita harus tinggal dalam Firman-Nya, mencari wajah dan kasih karunia-Nya dengan segenap hati, bergegas untuk mentaati Firman-Nya, bergaul dengan orang yang takut akan Dia, mencari kasih-Nya dan berdoa supaya dapat mengenal dan melakukan kehendak-Nya.

KITA TIDAK BISA TINGGAL DI DALAM KRISTUS TANPA TINGGAL DI DALAM FIRMAN-NYA.