Rabu, 19 Februari 2014

MERINDUKAN TUHAN



“Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?” (Mazmur 42:2,3)  


   Sama halnya dengan manusia, hewan juga membutuhkan air untuk kelangsungan hidupnya. Rusa (deer) adalah hewan mamalia pemamah biak yang termasuk familia cervidae. Salah satu ciri khas rusa adalah adanya antler (tanduk rusa), yang merupakan pertumbuhan tulang yang berkembang setiap tahun (biasanya pada musim panas) terutama pada rusa jantan (walaupun ada beberapa pengecualian). Rusa umumnya luwes, memiliki kaki yang kuat dan cocok untuk hidup di medan hutan yang kasar. Rusa juga adalah peloncat (jumper) yang sangat baik, juga perenang (swimmer). Rusa membutuhkan semak-semak untuk berlindung, pepohonan untuk berteduh, dan adanya persediaan air untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan minum. Rusa memanfaatkan kawasan dengan kerapatan tumbuhan yang relative tinggi seperti di sekitar sungai atau anak sungai. Rusa memakan daun-daunan (vegetable materials) dan berbagai macam buah-buahan yang dapat di makan. Rusa juga makan rumput di padang gurun (grazing), makan daun-daunan semak di hutan dan makan jamur yang tumbuh di bawah pohon. Rusa makan dari bagian tumbuhan mulai dari pucuk kemudian daun muda dan tua, dan batang yang muda. Rusa yang hidup di alam akan mendapatkan air dan sumber air di permukaan, seperti air sungai, danau, waduk, parit, atau mata air.

   “Bani Korah” adalah keluarga suku Lewi yang pandai menyanyi. “Maskil” (nyanyian pengajaran), menggambarkan kerinduan mereka kepada Allah yang begitu dalam. Kerinduannya kepada Allah yang begitu dalam itu dalam ayat ini digambarkan seperti seekor rusa yang merindukan air. Seekor rusa yang haus akan pergi ke sungai atau sumber air, berlari dan meloncati semak belukar sampai nafasnya terengah-engah untuk dapat sampai ke sungai atau mata air. Dalam Alkitab terjemahan NIV (New International Version) dituliskan: “ As the deer pants for stream of water, so my soul pants for You, O God.”  (Psalm 42:1). Dalam Alkitab Indonesia ayat 2.

    Ayat 2, NIV menuliskan; “ My soul thirsts for God, for the living God. When can I go and meet with God? (Alkitab Indonesia ayat 3). Apa yang membuat sang pemazmur begitu merindukan dan haus akan Tuhan? Kenapa juga dia harus bertanya kapan aku boleh datang dan bertemu dengan Tuhan?  Ternyata sang pemazmur mengalami pergumulan yang amat berat. Air matanya menjadi makanannya siang dan malam, dan seperti tikaman maut dalam tulang-tulangnya orang-orang disekelilingnya mencela dia, “ Di mana Allahmu”? (Where is your God)? Dia mempercayai Allah tapi sepertinya pertolongan dari Allah tidak kunjung tiba. Allah seolah-olah diam membisu dan membiarkannya dalam kesusahan. Dalam keadaan yang sulit seperti itu, ia bertanya lagi pada dirinya sendiri: “ Why are you downcast, O my soul? (Mengapa engkau susahsedihputus asa, hai jiwaku)? Why so disturbed within me? (Mengapa aku sangat terganggu/gelisah)? Ia bertanya kepada dirinya sendiri, tapi ia juga menjawab pertanyaannya sendiri. Ia katakan: “Put your hope in God, for I will yet praise Him, my Savior and my God.” (Berharaplah kepada Allah, aku akan memuji Dia, Juruselamat dan Allahku).