“Ke mana aku dapat pergi menjauhi Roh-Mu, ke mana aku dapat
lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di
dunia orang mati, di situpun Engkau.” (Mazmur 139:7-8)
Alkitab tidak
berusaha membuktikan bahwa Allah itu ada. Sebaliknya Alkitab menganggap
keberadaan-Nya sudah pasti dan menguraikan banyak sifat yang dimiliki Allah.
Beberapa sifat ini adalah unik sedangkan sifat yang lain tampak dalam diri
manusia sebagai akibat penciptaan-Nya menurut rupa Allah. Sifat-sifat Allah
yang unik itu antara lain:
- Allah itu Mahahadir.
Allah ada di mana-mana pada saat
yang bersamaan. Kitab Mazmur mengatakan bahwa ke manapun kita pergi, Allah ada
di situ. Allah melihat segala sesuatu yang kita lakukan.
2. Allah Mahatahu.
Allah mengetahui segala sesuatu.
Dia mengetahui bukan saja perbuatan kita tetapi juga pikiran kita.
- Allah itu Mahakuasa.
Allah itu sangat berkuasa dan
memiliki kekuasaan mutlak atas segala sesuatu
dan semua ciptaan. Akan tetapi, ini tidak berarti bahwa Allah
mempergunakan segala kuasa dan kekuasaan-Nya pada segala waktu; misalnya, Allah
mempunyai kuasa untuk membinasakan semua dosa, tetapi Dia memilih untuk tidak
melakukan hal itu hingga akhir sejarah. Dalam banyak hal, Allah membatasi
kuasa-Nya, dan menyalurkannya melalui umat-Nya; dalam hal ini kuasa-Nya itu
tergantung pada tingkat kesediaan dan penyerahan kita kepada Allah.
- Allah itu Mahatinggi.
Allah berbeda dan terlepas dari
ciptaan-Nya. Diri dan keberadaan-Nya lebih besar dan lebih tinggi dari apa yang
diciptakan-Nya. Ia tinggal dalam keberadaan yang sempurna dan murni, jauh di
atas apa yang telah diciptakan-Nya. Dia sendiri tidak pernah diciptakan dan
berada terpisah dari ciptaan. Akan tetapi, bukan berarti bahwa Allah tidak
mampu tinggal di tengah-tengah umat-Nya sebagai Allah mereka.
- Allah itu kekal.
Allah ada dari selama-lamanya
sampai selama-lamanya. Tidak pernah ada waktu, baik di masa lalu maupun di masa
depan, Ia tidak terikat dengan waktu manusia.
- Allah tidak berubah.
Sifat-sifat Allah tidak berubah,
dalam berbagai kesempurnaan atau dalam maksud-Nya bagi umat manusia. Hal ini
tidak berarti bahwa Allah tidak pernah mengubah maksud-maksud-Nya yang
sementara sebagai tanggapan atas tindakan manusia. Misalnya, Allah akan
mengubah maksud-Nya untuk menghukum, karena pertobatan sungguh-sungguh dari
orang berdosa. Alkitab sering berbicara tentang Allah yang mengubah pikiran-Nya
sebagai akibat doa yang tekun dari umat-Nya.
- Allah itu sempurna dan kudus.
Allah sama sekali tanpa dosa dan
benar sama sekali. Adam dan Hawa diciptakan tanpa dosa tetapi dengan kemampuan
untuk berbuat dosa.
- Allah itu Tritunggal.
Dia adalah Allah yang Esa, yang
telah menyatakan diri-Nya dalam tiga oknum ilahi yaitu: Bapa, Anak, dan Roh
Kudus. Setiap oknum sepenuhnya ilahi, setara satu dengan yang lain, namun
mereka bukan tiga Allah, tetapi satu.
SIFAT-SIFAT ALLAH YANG LAIN
Banyak ciri khas dari Allah yang esa dan benar, khususnya sifat-sifat
moral-Nya, memiliki kesamaan dengan sifat-sifat manusia; akan tetapi
sifat-sifat Allah semua berada dalam taraf yang jauh lebih tinggi daripada di
dalam diri manusia. Misalnya, sekalipun baik Allah maupun manusia memiliki
kemampuan untuk mengasihi, tidak ada manusia yang mampu mengasihi sampai ke
taraf dan intensitas kasih Allah. Selain itu, harus ditekankan bahwa kemampuan
manusia untuk mengamalkan sifat ini terkait dengan penciptaan manusia menurut
gambar Allah; dengan kata lain, kita seperti Allah, bukan Allah seperti kita.
1. Allah
itu baik.
Segala yang pada mulanya
diciptakan Allah itu baik adanya, Allah tetap baik kepada ciptaan-Nya dengan
menopangnya demi semua makhluk-Nya; Allah bahkan memelihara orang- orang fasik.
Allah baik secara khusus kepada umat-Nya yang berseru kepada-Nya di dalam
kebenaran.
2. Allah
itu kasih.
Kasih-Nya adalah kasih yang tidak
mementingkan diri sehingga merangkul seluruh dunia dari umat manusia berdosa.
Ungkapan utama kasih kasih tersebut adalah pengutusan Anak-Nya yang tunggal
Yesus untuk mati karena orang berdosa. Lagi pula, Allah memiliki
kasih yang KHUSUS bagi mereka, yang melalui Yesus diperdamaikan kepada diri-Nya.
3. Allah
itu penyayang dan pengasih.
Ia tidak memusnahkan umat manusia
walaupun manusia patut dimusnahkan karena dosa, tetapi Ia menawarkan
pengampunan
sebagai karunia yang cuma-cuma untuk
diterima, melalui iman kepada Yesus Kristus.
4. Allah
itu berbelaskasihan.
Berbelaskasihan berarti ikut
merasa sedih karena penderitaan orang lain dan disertai keinginan untuk
menolong. Karena mengasihi umat manusia,
Allah menyediakan pengampunan dan keselamatan.
5. Allah
itu sabar dan lamban marah.
Allah pertama kali mengungkapkan sifat ini di Taman
Eden setelah Adam dan Hawa berbuat dosa, ketika Ia tidak membinasakan mereka
walaupun itu hak-Nya untuk melakukan hal tersebut. Sekarang ini, Ia tidak
menghakimi untuk membinasakan dunia, karena dengan sabar Ia memberikan
kesempatan pada setiap orang untuk berbalik dan bertobat.
6. Allah
adalah kebenaran.
Yesus menyebut diri-Nya sendiri
“kebenaran” dan Roh Kudus dikenal sebagai “Roh
Kebenaran”. Karena Allah
sepenuhnya dapat diandalkan dan benar di dalam segala sesuatu yang dikatakan
dan dilakukan-Nya, firman-Nya juga dilukiskan sebagai kebenaran. Selaras dengan
fakta ini, Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Allah tidak membiarkan
kebohongan atau dusta dalam bentuk apapun.
7. Allah
itu setia.
Allah akan melaksanakan apa yang
telah dinyatakan-Nya dalam firman-Nya, melaksanakan semua janji dan
peringatan-Nya. Kesetiaan Allah harus mendatangkan penghiburan yang besar
tetapi juga sebaliknya rasa takut yang besar, karena Allah akan menghukum semua
orang yang tidak bertobat dan tidak sungguh-sungguh mempercayai Tuhan Yesus.
8. Allah
itu adil.
Bersifat adil berarti bahwa Allah
menopang tatanan moral semesta alam, dan dalam perlakuan-Nya terhadap umat manusia
Ia bersikap benar dan tidak berdosa. Tekad Allah untuk menghukum orang berdosa
dengan maut bersumber pada keadilan-Nya. Ia marah terhadap dosa karena Ia
mengasihi kebenaran. Dia menyatakan murka-Nya terhadap segala bentuk kefasikan,
khususnya penyembahan berhala, ketidakpercayaan, dan perlakuan tidak adil
terhadap sesama manusia. Yesus Kristus, yang juga disebut “Orang Benar” juga
mengasihi kebenaran dan membenci kajahatan. Allah memuaskan keadilan-Nya dengan
mengutus Yesus ke dalam dunia sebagai karunia kasih-Nya dan sebagai korban demi
manusia, supaya memperdamaikan manusia dengan diri-Nya.