Rabu, 30 Juli 2014

Sifat-sifat ALLAH yang Unik



“Ke mana aku dapat pergi menjauhi Roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau.” (Mazmur 139:7-8)
   Alkitab tidak berusaha membuktikan bahwa Allah itu ada. Sebaliknya Alkitab menganggap keberadaan-Nya sudah pasti dan menguraikan banyak sifat yang dimiliki Allah. Beberapa sifat ini adalah unik sedangkan sifat yang lain tampak dalam diri manusia sebagai akibat penciptaan-Nya menurut rupa Allah. Sifat-sifat Allah yang unik itu antara lain:
  1. Allah itu Mahahadir.
Allah ada di mana-mana pada saat yang bersamaan. Kitab Mazmur mengatakan bahwa ke manapun kita pergi, Allah ada di situ. Allah melihat segala sesuatu yang kita lakukan.
     2. Allah Mahatahu.
Allah mengetahui segala sesuatu. Dia mengetahui bukan saja perbuatan kita tetapi juga pikiran kita. 
  1. Allah itu Mahakuasa.
Allah itu sangat berkuasa dan memiliki kekuasaan mutlak atas segala sesuatu  dan semua ciptaan. Akan tetapi, ini tidak berarti bahwa Allah mempergunakan segala kuasa dan kekuasaan-Nya pada segala waktu; misalnya, Allah mempunyai kuasa untuk membinasakan semua dosa, tetapi Dia memilih untuk tidak melakukan hal itu hingga akhir sejarah. Dalam banyak hal, Allah membatasi kuasa-Nya, dan menyalurkannya melalui umat-Nya; dalam hal ini kuasa-Nya itu tergantung pada tingkat kesediaan dan penyerahan kita kepada Allah.
  1. Allah itu Mahatinggi.
Allah berbeda dan terlepas dari ciptaan-Nya. Diri dan keberadaan-Nya lebih besar dan lebih tinggi dari apa yang diciptakan-Nya. Ia tinggal dalam keberadaan yang sempurna dan murni, jauh di atas apa yang telah diciptakan-Nya. Dia sendiri tidak pernah diciptakan dan berada terpisah dari ciptaan. Akan tetapi, bukan berarti bahwa Allah tidak mampu tinggal di tengah-tengah umat-Nya sebagai Allah mereka.
  1. Allah itu kekal.
Allah ada dari selama-lamanya sampai selama-lamanya. Tidak pernah ada waktu, baik di masa lalu maupun di masa depan, Ia tidak terikat dengan waktu manusia.
  1. Allah tidak berubah.
Sifat-sifat Allah tidak berubah, dalam berbagai kesempurnaan atau dalam maksud-Nya bagi umat manusia. Hal ini tidak berarti bahwa Allah tidak pernah mengubah maksud-maksud-Nya yang sementara sebagai tanggapan atas tindakan manusia. Misalnya, Allah akan mengubah maksud-Nya untuk menghukum, karena pertobatan sungguh-sungguh dari orang berdosa. Alkitab sering berbicara tentang Allah yang mengubah pikiran-Nya sebagai akibat doa yang tekun dari umat-Nya.
  1. Allah itu sempurna dan kudus.
Allah sama sekali tanpa dosa dan benar sama sekali. Adam dan Hawa diciptakan tanpa dosa tetapi dengan kemampuan untuk berbuat dosa.
  1. Allah itu Tritunggal.
Dia adalah Allah yang Esa, yang telah menyatakan diri-Nya dalam tiga oknum ilahi yaitu: Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Setiap oknum sepenuhnya ilahi, setara satu dengan yang lain, namun mereka bukan tiga Allah, tetapi satu.

SIFAT-SIFAT ALLAH YANG LAIN
   Banyak ciri khas dari Allah yang esa dan benar, khususnya sifat-sifat moral-Nya, memiliki kesamaan dengan sifat-sifat manusia; akan tetapi sifat-sifat Allah semua berada dalam taraf yang jauh lebih tinggi daripada di dalam diri manusia. Misalnya, sekalipun baik Allah maupun manusia memiliki kemampuan untuk mengasihi, tidak ada manusia yang mampu mengasihi sampai ke taraf dan intensitas kasih Allah. Selain itu, harus ditekankan bahwa kemampuan manusia untuk mengamalkan sifat ini terkait dengan penciptaan manusia menurut gambar Allah; dengan kata lain, kita seperti Allah, bukan Allah seperti kita.
1.      Allah itu baik.
Segala yang pada mulanya diciptakan Allah itu baik adanya, Allah tetap baik kepada ciptaan-Nya dengan menopangnya demi semua makhluk-Nya; Allah bahkan memelihara orang- orang fasik. Allah baik secara khusus kepada umat-Nya yang berseru kepada-Nya di dalam kebenaran.
2.      Allah itu kasih.
Kasih-Nya adalah kasih yang tidak mementingkan diri sehingga merangkul seluruh dunia dari umat manusia berdosa. Ungkapan utama kasih kasih tersebut adalah pengutusan Anak-Nya yang tunggal Yesus untuk mati   karena orang berdosa. Lagi pula, Allah memiliki kasih yang KHUSUS bagi mereka, yang melalui Yesus diperdamaikan kepada diri-Nya.
3.      Allah itu penyayang dan pengasih.
      Ia tidak memusnahkan umat manusia walaupun manusia patut dimusnahkan karena dosa, tetapi Ia menawarkan pengampunan
      sebagai karunia yang cuma-cuma untuk diterima, melalui iman kepada Yesus Kristus.
4.      Allah itu berbelaskasihan.
Berbelaskasihan berarti ikut merasa sedih karena penderitaan orang lain dan disertai keinginan untuk menolong.  Karena mengasihi umat manusia, Allah menyediakan pengampunan dan keselamatan.
5.      Allah itu sabar dan lamban marah.
    Allah pertama kali mengungkapkan sifat ini di Taman Eden setelah Adam dan Hawa berbuat dosa, ketika Ia tidak membinasakan mereka walaupun itu hak-Nya untuk melakukan hal tersebut. Sekarang ini, Ia tidak menghakimi untuk membinasakan dunia, karena dengan sabar Ia memberikan kesempatan pada setiap orang untuk berbalik dan bertobat.
6.      Allah adalah kebenaran.
Yesus menyebut diri-Nya sendiri “kebenaran” dan Roh Kudus dikenal sebagai “Roh
Kebenaran”. Karena Allah sepenuhnya dapat diandalkan dan benar di dalam segala sesuatu yang dikatakan dan dilakukan-Nya, firman-Nya juga dilukiskan sebagai kebenaran. Selaras dengan fakta ini, Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Allah tidak membiarkan kebohongan atau dusta dalam bentuk apapun.
7.      Allah itu setia.
Allah akan melaksanakan apa yang telah dinyatakan-Nya dalam firman-Nya, melaksanakan semua janji dan peringatan-Nya. Kesetiaan Allah harus mendatangkan penghiburan yang besar tetapi juga sebaliknya rasa takut yang besar, karena Allah akan menghukum semua orang yang tidak bertobat dan tidak sungguh-sungguh mempercayai Tuhan Yesus.
8.      Allah itu adil.
Bersifat adil berarti bahwa Allah menopang tatanan moral semesta alam, dan dalam perlakuan-Nya terhadap umat manusia Ia bersikap benar dan tidak berdosa. Tekad Allah untuk menghukum orang berdosa dengan maut bersumber pada keadilan-Nya. Ia marah terhadap dosa karena Ia mengasihi kebenaran. Dia menyatakan murka-Nya terhadap segala bentuk kefasikan, khususnya penyembahan berhala, ketidakpercayaan, dan perlakuan tidak adil terhadap sesama manusia. Yesus Kristus, yang juga disebut “Orang Benar” juga mengasihi kebenaran dan membenci kajahatan. Allah memuaskan keadilan-Nya dengan mengutus Yesus ke dalam dunia sebagai karunia kasih-Nya dan sebagai korban demi manusia, supaya memperdamaikan manusia dengan diri-Nya.  
  
Penyataan Allah yang terakhir tentang diri-Nya ialah Yesus Kristus. Dengan kata lain, jikalau kita ingin sepenuhnya mengerti kepribadian Allah, kita harus memandang kepada Yesus Kristus, sebab dalam Dia berdiam seluruh kepenuhan ke-Allahan (Kolose 2:9).

Kamis, 03 Juli 2014

Kosong vs Berisi


“Sebab beginilah firman TUHAN, yang menciptakan langit, -Dialah Allah- yang membentuk bumi dan menjadikannya dan yang menegakkannya, -dan Ia menciptakannya bukan supaya kosong, tetapi Ia membentuknya untuk didiami-; Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain” (Yesaya 45:18).

   Seorang anak kecil yang sangat senang bermain, sampai tidak mau makan, mengeluh kepada ibunya karena perutnya sakit. Ibunya tahu kalau anaknya tidak suka makan. Ia berkata kepada anaknya, “Nak, perut kamu itu kosong, makanya harus diisi, kamu harus makan supaya perut kamu ada isinya!” Anak kecil itu mengikuti perintah ibunya untuk makan, dan benar, habis makan ia tidak merasakan sakit perut lagi. Pengalaman ini sangat berkesan bagi anak kecil ini. Keesokan harinya pamannya mengeluh karena sakit kepala. Anak kecil ini melihat dan secara spontan berkata: “Paman! kepala paman sakit karena kosong, makanya harus diisi” (cukup menggelikan).

   Sesuatu yang kosong, pasti tidak diingini. Tuhan Allah menciptakan bumi bukan supaya kosong, tetapi untuk didiami oleh makhluk ciptaan-Nya. Oleh karena itu, Ia merancang segala makhluk hidup dari hari pertama sampai hari keenam untuk memenuhi bumi, dan setiap kali Ia selesai menciptakan ciptaan-Nya, Ia selalu berkata, “It was very good”. Sungguh amat baik!

Sesuatu yang kosong, tidak ada nilainya.  Andaikan dalam suatu perjalanan, kita merasa haus dan ingin membeli minuman. Kita lihat botol minuman seperti aqua, cocacola, fanta, sprite, aneka minuman kaleng, jus dan sebagainya berada dalam kondisi yang kosong. Pasti ada yang salah. Aneh dan tidak masuk akal. Tidak mungkin hal ini terjadi kecuali kalau kita pergi mengunjungi pemulung.  Di sana kita akan melihat berbagai macam barang-barang yang kosong yang dibuang oleh pemiliknya karena tidak terpakai lagi. Seorang pedagang akan memesan barang yang akan dijualnya kepada pelanggan melalui distributor atau agen yang tentunya bukan barang sampah tapi barang yang bagus dan baru yang isinya penuh. Contoh lain, misalnya kita mendapat kado dari seseorang, dibungkus sangat rapi dan indah. Kita sangat senang dan gembira menerimanya dan ingin cepat-cepat membuka untuk melihat apa isi kado tersebut. Setelah dibuka ternyata isinya hanya sebuah kardus yang kosong. Bagaimana reaksi kita?

   Ilustrasi tentang anak kecil di atas ada benarnya. Sesuatu yang kosong akan membuat sakit. Kehidupan kerohanian kita, jika mengalami kekosongan akan membuat kita sakit. Jiwa kita akan sakit, tubuh kita juga akan sakit. Seorang yang mengalami kekosongan jiwa, Ernest Hemingway pernah berkata: ‘Hidup ini sebenarnya hanya sebuah tipuan kotor, suatu perjalanan singkat dari kekosongan menuju kekosongan. Tidak ada pemulihan untuk apapun di dalam kehidupan ini. Akhir dari manusia yang ada di alam semesta ini bagaikan sebuah koloni semut yang berada di sebuah balok kayu yang sedang terbakar.” Sangat disayangkan! Mungkin ia adalah salah satu dari sekian banyak orang yang sedang mengalami kekosongan jiwa yang membutuhkan pertolongan untuk diisi jiwanya supaya tidak kosong. Timbul pertanyaan, bagaimana caranya? PERCAYA KEPADA TUHAN. Orang bisa saja berkata, saya tidak percaya ada Tuhan di alam semesta ini karena saya tidak dapat melihat Dia. Pandangan kita sangat terbatas, walaupun kita tidak dapat melihat angin, udara, gelombang listrik atau atom, tapi kita dapat merasakan dan percaya bahwa ada zat-zat tersebut, sama halnya dengan Tuhan. Sejak dahulu hingga saat ini, dimanapun manusia berada, terdapat juga agama dan hanya terdapat di dunia manusia; tidak terdapat di dunia binatang atau tumbuhan. Hal ini terjadi karena hanya manusia yang memiliki jiwa dan roh yang memampukannya berkomunikasi dengan dunia rohani. Melalui roh, manusia dapat berkomunikasi dengan Tuhan. Ibarat sebuah radio yang dapat menangkap gelombang elektromagnetik dari pemancar radio dan mengeluarkan suara yang merdu 
yang didengar oleh para pendengarnya.