Sabtu, 31 Agustus 2013

GET THE PEACE!


“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” (Yohanes 14:27)
   Ayat ini Tuhan Yesus sampaikan pada saat-saat  terakhir Ia ada di dunia. Ia disalibkan kemudian mati tapi bangkit lagi dan naik ke Sorga untuk menyediakan tempat bagi semua orang yang percaya kepada-Nya. Di sana Allah mempunyai banyak tempat tinggal di mana nantinya “Keluarga Allah” akan tinggal, namun walaupun Ia sudah pergi ke sana (Sorga), Ia juga berjanji akan datang kembali ke dalam dunia ini untuk menjemput pengikut-pengikut-Nya agar tinggal bersama dengan Dia di Sorga; tapi kita tidak tahu entah kapan waktunya Ia akan datang. Tidak ada seorangpun yang tahu, Alkitab mengatakan demikian. Makanya jika ada orang yang mencoba meramalkan atau menetapkan waktu, hari, tanggal dan tahun kedatangan Yesus ke dunia untuk kedua kalinya itu tidak benar.
   Yesus tahu bahwa setelah Ia naik ke Sorga para murid/pengikut-pengikut-Nya akan merasa kehilangan. Oleh karena itu Ia berjanji akan memberikan Penolong yang lain yaitu Roh Kudus/Roh Kebenaran. Roh Kudus ini akan menghibur pengikutnya-pengikut-Nya jika mengalami kesusahan, mengingatkan jika mereka sudah mulai berpaling dan meninggalkan kasih mereka kepada Yesus, dan juga memampukan para pengikut-Nya untuk melakukan perintah-Nya, melakukan berbagai mujizat dan bersaksi tentang imannya kepada orang yang belum percaya (memberitakan Injil).
   Di dalam dunia, orang percaya tidak luput dari kesusahan, namun ketika mereka berseru kepada Allah dari hati yang tinggal di dalam Kristus dan Firman-Nya, maka damai sejahtera akan mengalir dan membanjiri jiwa yang susah. Damai sejahtera ini adalah kesentosaan batin yang dibawa oleh Roh Kudus. Perasaan itu meliputi keyakinan yang teguh bahwa Yesus dekat dan bahwa kasih Allah akan bekerja di dalam kehidupan kita demi kebaikan kita. Bila kita menyerahkan segala kesusahan kita di hadapan Allah dalam doa, maka damai sejahtera akan mengawali pintu hati dan pikiran kita sehingga mencegah kesusahan dan dukacita hidup ini mengganggu kehidupan kita dan meruntuhkan harapan kita kepada Kristus.
   Agar dapat mengalami damai sejahtera dan kemerdekaan Allah dari kecemasan, orang percaya harus menetapkan pikirannya pada “ hal-hal yang benar, mulia, adil, suci, manis, semua yang sedap didengar, semua yang di sebut kebajikan dan patut dipuji.” (Filipi 4:8). Paulus berkata, “Apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu.”Apabila kita melakukan hal ini maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kita. Sebaliknya, jika kita menetapkan hati kita kepada hal-hal yang keji dari dunia ini maka sebagai akibatnya sukacita, damai sejahtara dan hubungan yang dekat dengan Allah akan lenyap dan hati kita tidak dikawal lagi.
   Sekali lagi, Tuhan mengetahui bahwa kita mempunyai kesukaran-kesukaran, pergumulan-pergumulan, dan tantangan-tantangan. Kesukaran-kesukaran itu bisa berasal dari dalam diri kita sendiri karena dosa dan ketidaktahuan tapi juga bisa berasal dari luar diri kita karena pekerjaan kuasa jahat (Iblis) yang berusaha terus menghancurkan iman percaya kita kepada Kristus. Tuhan mau kita hidup konsisten dengan cara belajar untuk menikmati hidup hari ini, lebih baik lagi. Jangan izinkan hal-hal negative yang terjadi dalam hidup kita mengganggu, merusak dan menghilangkan damai sejahtera dalam hati kita.  Alkitab berkata bahwa” hidup kita seperti uap air yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap” (Yakobus 4:14 b). Tidak selamanya kita hidup dalam dunia ini, olehnya jangan buang waktu yang sangat berharga ini untuk hidup dalam kekecewaan, kekhawatiran, keputusasaan, kemarahan, kebencian, dan perbuatan dosa – dosa yang lain yang membuat kita tidak merasakan damai sejahtera. Jangan izinkan hal-hal buruk merampas damai sejahtera dalam hidup kita. Nikmatilah hidup ini dan biarkan damai sejahtera Allah terus memelihara hati dan pikiran kita! Tuhan Yesus Memberkati, Amin!