“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku
Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh
dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” (Yohanes 14:27)
Ayat ini Tuhan
Yesus sampaikan pada saat-saat terakhir
Ia ada di dunia. Ia disalibkan kemudian mati tapi bangkit lagi dan naik ke
Sorga untuk menyediakan tempat bagi semua orang yang percaya kepada-Nya. Di
sana Allah mempunyai banyak tempat tinggal di mana nantinya “Keluarga Allah”
akan tinggal, namun walaupun Ia sudah pergi ke sana (Sorga), Ia juga berjanji
akan datang kembali ke dalam dunia ini untuk menjemput pengikut-pengikut-Nya
agar tinggal bersama dengan Dia di Sorga; tapi kita tidak tahu entah kapan
waktunya Ia akan datang. Tidak ada seorangpun yang tahu, Alkitab mengatakan
demikian. Makanya jika ada orang yang mencoba meramalkan atau menetapkan waktu,
hari, tanggal dan tahun kedatangan Yesus ke dunia untuk kedua kalinya itu tidak
benar.
Yesus tahu bahwa setelah
Ia naik ke Sorga para murid/pengikut-pengikut-Nya akan merasa kehilangan. Oleh
karena itu Ia berjanji akan memberikan Penolong yang lain yaitu Roh Kudus/Roh
Kebenaran. Roh Kudus ini akan menghibur
pengikutnya-pengikut-Nya jika mengalami kesusahan, mengingatkan jika mereka sudah mulai berpaling dan meninggalkan
kasih mereka kepada Yesus, dan juga memampukan
para pengikut-Nya untuk melakukan perintah-Nya, melakukan berbagai mujizat dan
bersaksi tentang imannya kepada orang yang belum percaya (memberitakan Injil).
Di dalam dunia,
orang percaya tidak luput dari kesusahan, namun ketika mereka berseru kepada
Allah dari hati yang tinggal di dalam Kristus dan Firman-Nya, maka damai
sejahtera akan mengalir dan membanjiri jiwa yang susah. Damai sejahtera ini
adalah kesentosaan batin yang dibawa oleh Roh Kudus. Perasaan itu meliputi
keyakinan yang teguh bahwa Yesus dekat dan bahwa kasih Allah akan bekerja di
dalam kehidupan kita demi kebaikan kita. Bila kita menyerahkan segala kesusahan
kita di hadapan Allah dalam doa, maka damai sejahtera akan mengawali pintu hati
dan pikiran kita sehingga mencegah kesusahan dan dukacita hidup ini mengganggu
kehidupan kita dan meruntuhkan harapan kita kepada Kristus.
Agar dapat
mengalami damai sejahtera dan kemerdekaan Allah dari kecemasan, orang percaya
harus menetapkan pikirannya pada “ hal-hal yang benar, mulia, adil, suci,
manis, semua yang sedap didengar, semua yang di sebut kebajikan dan patut
dipuji.” (Filipi 4:8). Paulus berkata, “Apa yang telah kamu pelajari dan apa
yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu
lihat padaku, lakukanlah itu.”Apabila kita melakukan hal ini maka Allah sumber
damai sejahtera akan menyertai kita. Sebaliknya, jika kita menetapkan hati kita
kepada hal-hal yang keji dari dunia ini maka sebagai akibatnya sukacita, damai
sejahtara dan hubungan yang dekat dengan Allah akan lenyap dan hati kita tidak
dikawal lagi.
Sekali lagi, Tuhan
mengetahui bahwa kita mempunyai kesukaran-kesukaran, pergumulan-pergumulan, dan
tantangan-tantangan. Kesukaran-kesukaran itu bisa berasal dari dalam diri kita
sendiri karena dosa dan ketidaktahuan tapi juga bisa berasal dari luar diri
kita karena pekerjaan kuasa jahat (Iblis) yang berusaha terus menghancurkan
iman percaya kita kepada Kristus. Tuhan mau kita hidup konsisten dengan cara
belajar untuk menikmati hidup hari ini, lebih baik lagi. Jangan izinkan hal-hal
negative yang terjadi dalam hidup kita mengganggu, merusak dan menghilangkan
damai sejahtera dalam hati kita. Alkitab
berkata bahwa” hidup kita seperti uap air yang sebentar saja kelihatan lalu
lenyap” (Yakobus 4:14 b). Tidak selamanya kita hidup dalam dunia ini, olehnya
jangan buang waktu yang sangat berharga ini untuk hidup dalam kekecewaan,
kekhawatiran, keputusasaan, kemarahan, kebencian, dan perbuatan dosa – dosa
yang lain yang membuat kita tidak merasakan damai sejahtera. Jangan izinkan
hal-hal buruk merampas damai sejahtera dalam hidup kita. Nikmatilah hidup ini
dan biarkan damai sejahtera Allah terus memelihara hati dan pikiran kita! Tuhan
Yesus Memberkati, Amin!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar