![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjItEygSHAuWsUuUx0CHdpmA17VZCGuPHR2H0w1PXoSf88lZHBO_0JQFfkKpxziEujGrpHNdIU9qqT84t5N4N-lTh4FZX_1TXpCXcdwXc45KgrPFBYpDBrBZkFR08WanLrMPXa7ytcnkxL4/s200/Foto2336.jpg)
Suasana hutan yang
sunyi sepi, membuat raja dapat menangkap suara gemericik. Raja berdiri dan
mencari asal suara itu. Tidak lama kemudian ia menjumpai sebuah bukit karang.
Puncak bukit karang itu mengalirkan air jernih sehingga menjadi sebuah air
terjun kecil, Raja sangat senang. Dia mengambil buli-bulinya yaitu botol air
yang terbuat dari keramik untuk diisi dengan air itu. Raja semakin haus ketika
dia menunggu botol airnya penuh. Setelah penuh raja siap minum.
Ketika raja mau minum, tiba-tiba burung elang kesayangannya
menukik. Cakarnya yang tajam dan kuat menerjang tangan kanan raja yang memegang
botol air. Botol air jatuh dan airnya tumpah. Raja tertawa kecil dan mengira
elangnya sedang bergurau. Dia mengisi botol air lagi. Namun sebelum botol itu
penuh, burung itu kembali menerjang tangan raja. Botol air itu jatuh dan isinya
tumpah. Raja marah. Dia mencabut pedangnya dan mengacungkannya. ‘Aku akan
membunuhmu jika menghalangi aku minum…Pergi sana!” Teriaknya marah. Elang itu mencicit
seperti mengerti perkataan tuannya. Tapi dia tidak pergi dan terus
melayang-layang di situ. Untuk ketiga kalinya raja mengisi botol airnya dengan
tangan kiri dan tangan kanan menggenggam pedang terhunus. Elang itu kembali
menerjang bahkan dengan mengerahkan seluruh tenaganya. Botol air terlempar jauh
dan pecah, bahkan tangan raja tergores cakar yang tajam itu. Bersama dengan
itu, pedang raja menebas, elang itu mati seketika terkena sabetan pedang. “Elang
tak tahu diri. Seenaknya menghalangiku minum. Lebih baik aku ke puncak bukit
karang saja dan minum langsung dari mata airnya. Pasti lebih segar.” Pikir sang
raja kesal.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBqkR4UfhLTA1jWr536HT6lCJbXB8f2SGlzvEO6YriolLSpi536kkYvxQXUjlHdJbP9bO1deobbnOpNo1gA5VEXLBsTgOI7C-i_boQ9AZiBCRVd9eM5vpoX8uk8XKW_M7Pv0-m9bS6Kbos/s200/Foto2345.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLZq4Ec7va3uqnsYrFBpeKiCX8sdwHWdS7gyzft7XvN-RDbtu_amGKQIHhM8HdyeZZ9WJPcvaR34hs_N28ofdmBA7Za3GBBr90PpBmGXUARHpgjrCXxLXwqiLn_-XRAe1gNetEGfzD1tdm/s320/Foto2347.jpg)
Doa: Tuhan, Engkau sudah berkorban, rela mati semua karena cinta-Mu kepada kami, namun
seringkali kami tidak menghargai bahkan menyia-nyiakan pengorbanan-Mu dan
tidak mempercayai-Mu. Kami merasa bahwa kami kuat, pintar dan tidak membutuhkan
Engkau. Kami merasa bahwa hidup ini adalah milik kami dan berbuat apapun
seperti yang kami ingini. Kami berjalan dijalan kami sendiri dan tidak menghiraukan-Mu
yang sedang memanggil sampai akhirnya kami tersesat, Tuhan…ampuni kami! Berilah
hati yang lembut dan peka sehingga kami dapat mempercayai-Mu dengan segenap
hati, dan meresponi panggilan-Mu saat ini dimana Engkau masih mengizinkan kami
untuk boleh menikmati kehidupan di dunia. Ajar dan ingatkan kami Tuhan bahwa
hidup di dunia ini hanya sementara, tapi Engkau sudah dan sedang mempersiapkan
kami untuk hidup selamanya di sorga. Ajar kami untuk menyadari bahwa hidup kami
adalah “hanya seperti bunga yang berkembang lalu layu dan seperti bayang-bayang
kemudian hilang lenyap dan tidak dapat bertahan”.
Ajar kami
untuk menyadari bahwa Engkau segalanya dalam hidup ini. Namun kami bersyukur
Tuhan buat semua yang telah Engkau beri dalam kehidupan kami. Terima kasih buat
keluarga dan teman-teman yang Engkau beri. Terima kasih untuk apapun yang terjadi dalam hidup
kami, entah itu hal baik atau buruk. Biarlah semua yang terjadi membuat kami
akhirnya menyadari dan menghargai betapa berharganya waktu dan kehidupan yang Engkau beri.
Terima kasih Tuhan untuk semua yang telah
Engkau buat, hanya dalam nama-Mu Yesus, Tuhan dan Juruselamat, kami
berdoa, Amin!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar