Selasa, 07 April 2015

Dukacita Tanda Kehidupan

"Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur." (Matius 5:4)
   Setiap manusia mempunyai masalah yang berbeda-beda. Masalah-masalah itu bisa diakibatkan karena dosa, kesalahan sendiri, juga iblis. Ada  masalah yang Tuhan izinkan terjadi dalam hidup manusia walaupun manusia itu tidak melakukan kesalahan dihadapan Tuhan. Contoh yang sangat jelas dalam Alkitab adalah Ayub. Ayub tidak melakukan kesalahan dihadapan Tuhan, tapi ia mengalami cobaan yang sangat berat. Anak-anaknya lelaki dan perempuan meninggal dunia, semua ternak, lembu, sapi, kambing domba semua hilang. Bukan hanya itu, Tuhan mengizinkan Ayub dicobai iblis. Iblis menimpakan barah yang busuk dari telapak kaki sampai kepalanya, namun Ayub tetap tidak berbuat dosa dan menyalahkan Tuhan walaupun istrinya menyuruh dia mengutuki Tuhan. Namun karena kesetiaannya kepada Tuhan semua yang hilang dikembalikan oleh Tuhan 2x lipat, ia mendapat anak-anak yang cantik-cantik, dan ia juga disembuhkan dari penyakitnya. Dukacita Ayub berganti sukacita.
   Cerita ini mungkin memiliki kesamaan dalam hidup saudara. Bersyukur karena saudara adalah orang yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan...tapi bagaimana  jika cobaan yang dialami adalah akibat dari dosa dan kesalahan kita?
   Firman Tuhan ini berbicara tentang dukacita. "Blessed are those who mourn". Dukacita yang dimaksud dalam ayat ini adalah merasa sedih atas kelemahan kita sendiri karena tidak mampu memenuhi standar Allah. Ini juga berarti berdukacita karena hal-hal yang menyedihkan hati Allah, berdukacita karena dosa, kebejatan dan kekejaman dalam dunia. Rasul Paulus dalam pelayanannya banyak mencucurkan airmata dan banyak mengalami pencobaan dari orang Yahudi yang ingin membunuhnya. Airmata Paulus bukan tanda kelemahan. Paulus menangis berdukacita karena keterhilangan umat manusia (menangis karena manusia yang terhilang), kejahatan, dosa, pemutarbalikan Injil dan bahaya yang serius karena menolak Tuhan. Pada waktu memasuki kota Yerusalem, Yesus juga pernah menangisi kota tersebut. Yesus menangisi kota Yerusalem karena mengetahui bahwa umat Yerusalem dan pemimpin-pemimpinnya mengharapkan seorang Mesias yang bergerak dalam bidang politik dan mereka akhirnya menolak Yesus sebagai Mesias yang dijanjikan Allah. Yesus menangis karena Ia begitu mengasihi umat itu dan mereka akan mengalami hukuman yang dashyat. Kata "menangis" dalam bahasa Yunani tidak hanya meneteskan airmata. Kata "menangis" di sini menunjukkan terjadinya ratapan, raung, tangisan, rasa sesak didada__isak dan tangisan jiwa yang menderita. Sebagai Allah, Yesus menampakkan bukan hanya perasaan-Nya sendiri, tetapi juga hancurnya hati Allah atas keterhilangan umat manusia dan penolakan mereka untuk bertobat dan menerima keselamatan.
   Bagaimana perasaan kita saat melihat atau melakukan dosa, kesalahan dan kebejatan? Adakah perasaan berduka karena dosa dan kesalahan yang kita buat dan kita lihat? Seorang penulis menuliskan: "Jika kita tidak merasa bersalah jika melakukan dosa atau kesalahan, berarti hati nurani kita sudah rusak". Tuhan melihat hati kita. Tuhan melihat hati kita yang hancur dan sedih karena dosa dan kesalahan yang kita buat dan kita lihat. Tuhan melihat hati yang penuh penyesalan akan dosa. Tuhan mau dalam kesedihan kita, kita datang kepada Tuhan dan bertobat dari dosa-dosa yang kita buat. Tuhan mau dengan hati yang sangat sedih kita datang kepada Tuhan dalam permohonan untuk pertobatan mereka yang terhilang.Tuhan akan menghibur kita dan kebenaran akan dinyatakan. Jika ada perasaan berduka dalam diri kita, ingat bahwa dukacita kita akan berganti sukacita, karena kebenaran, damai dan sukacita dari Allah akan dinyatakan. Walaupun ada yang menolak kebenaran tapi dukacita kita tidak akan sia-sia. Allah pasti menghibur orang yang berduka. Kita akan dihibur oleh kebenaran Allah. Mari, miliki hati yang berduka karena dosa-dosa kita dan jiwa-jiwa yang terhilang!

Senin, 09 Februari 2015

Penghiburan di Tengah Ketidakpastian


Bacaan Alkitab: Yesaya 40:1-8: 
1 Hiburkanlah-hiburkanlah umat-Ku, demikian firman Allahmu, 
2 tenangkanlah hati Yerusalem dan serukanlah kepadanya, bahwa perhambaannya sudah berakhir, bahwa kesalahannya telah diampuni, sebab ia telah menerima hukuman dari tangan TUHAN  dua kali lipat karena segala dosanya.
3 Ada suara yang berseru-seru: "Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!
4 Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran;
5 maka kemuliaan TUHAN akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama; sungguh, TUHAN sendiri telah mengatakannya."
6 Ada suara yang berkata: "Berserulah!" Jawabku: "Apakah yang harus kuserukan?" "Seluruh umat manusia adalah seperti rumput dan semua semaraknya seperti bunga di padang.
7 Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, apabila TUHAN menghembuskannya dengan nafasnya. Sesungguhnya bangsa itu seperti rumput.
8 Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya."    

    Di tengah keputusasaan dan ketidakberdayaan dan bahkan kehilangan harapan karena berada dalam pembuangan di Babel, bangsa Israel seharusnya bersukacita karena Allah tidak meninggalkan mereka. Allah tetap mengingat dan ingin menyelamatkan mereka, namun Ia menghendaki seorang pemimpin yang mau menyampaikan suara Tuhan kepada bangsa Israel. Yesaya terpanggil untuk menyuarakan isi hati Tuhan kepada bangsa Israel. Melalui suatu penglihatan, Tuhan datang kepadanya dan bertanya: “Siapakah yang akan Kuutus?  Yesaya menyahut: “Ini aku, utuslah aku.” Yesaya sadar bahwa ia adalah orang berdosa, seorang yang najis bibir dan tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun Tuhan tidak melihat latarbelakang kehidupannya yang berdosa. Tuhan tahu kelemahan manusia dan hamba-Nya yang mau meresponi panggilan-Nya, dan Tuhan tidak membiarkan hamba-Nya itu dalam dosa. Tuhan mengampuni dosa-dosa Yesaya. Sebelumnya Tuhan bertanya kepada Yesaya, “Siapakah yang akan Kuutus?” Tuhan sudah terlebih dahulu menyentuh bibirnya. Artinya Tuhan sudah mengampuni dan menyucikan dosa-dosa Yesaya. Kelemahannya dalam hal perkataan, bibir yang membicarakan hal berdosa dan najis telah disucikan Tuhan. “Kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni”. Tuhan mau memakai seseorang yang meresponi panggilan-Nya dengan tulus dan kesungguhan.

    Pada bagian ini , ada beberapa berita penting yang Tuhan ingin, nabi Yesaya sampaikan kepada bangsa Israel:
Pertama: Berita Penghiburan (ay. 1)
    Sebuah kalimat sederhana tapi mempunyai makna yang dalam. “Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku, demikianlah firman Allahmu.” Yesaya sampaikan kata-kata ini kepada bangsa Israel bahwa Tuhan ingin menghibur mereka. Kenapa bangsa Israel harus dihibur? Karena Tuhan tahu bahwa mereka berada dalam penderitaan yang dalam, mereka berada dalam pembuangan, mereka berada dalam keputusasaan, mereka kehilangan harapan, mereka berada dalam perhambaan. Berita sukacita dari Allah yang diserukan melalui hambanya nabi Yesaya kepada segenap umat Israel untuk tenang, tidak takut. Allah yang menghukum umat Israel karena dosa-dosanya  dalam pembuangan di Babel adalah juga Allah yang penuh belaskasihan dan penuh pengampunan. Tidak selamanya Allah membiarkan umat-Nya berada dalam kesengsaraan dan penderitaan.  Ia telah memerintahkan hamba-Nya nabi Yesaya untuk menyerukan bahwa : “Perhambaan mereka telah berakhir dan kesalahan mereka telah diampuni oleh Tuhan” (ay.2).
Kedua: Berita Keselamatan (ay.3)
    Yesaya menubuatkan kedatangan Sang Juruselamat ke dalam dunia yang membebaskan manusia dari kutuk dan penghukuman. Sang Juruselamat yang akan menyelamatkan manusia dari kematian kekal. Karena itu, jalan itu harus dipersiapkan. “Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran” (ay. 4). Yohanes Pembaptis dialah yang mempersiapkan jalan untuk Tuhan, yang mempersiapkan kedatangan Juruselamat,. Nubuat tentang seorang yang mempersiapkan Jalan Tuhan sudah dinubuatkan nabi Yesaya jauh sebelumnya. Untuk mempersiapkan Jalan untuk Tuhan, semua umat-Nya harus bertobat, menyucikan diri agar kemuliaan Tuhan dinyatakan di tengah-tengah umat-Nya. Tuhan akan dimuliakan ditengah-tengah umat-Nya yang mempersiapkan diri dan mempersiapkan Jalan Tuhan.
Ketiga: Berita Kekekalan (ay. 8)
    Yesaya menyampaikan kepada umat Israel bahwa manusia adalah seperti rumput dan semaraknya seperti bunga di padang. Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, apabila TUHAN menghembusnya dengan nafas-Nya. Sesungguhnya bangsa itu seperti rumput (ay. 7). Firman Tuhan ini mengajarkan umat Israel untuk tidak membanggakan diri, karena manusia sesungguhnya tidak berarti apa-apa. Manusia diibaratkan hanya seperti rumput. Sebentar saja layu, oleh karena itu manusia jangan menjadi sombong. Tubuh manusia adalah fana, tidak kekal. Yang kekal adalah Firman Allah (ay. 8): “Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap selama-lamanya.” Ayat ini tersirat pentingnya mendengar firman Tuhan dan melakukan apa yang Tuhan firmankan. Oleh karena itu bangsa Israel jangan meremehkan hamba-hamba-Nya yang menyampaikan firman Allah, terlebih jangan meremehkan firman Allah yang disampaikan itu. Firman Allah memberikan kehidupan kekal kepada setiap orang yang percaya akan perkataan-Nya.

    Firman Tuhan ini bukan hanya dikhususkan kepada orang Israel saja, tetapi kepada semua orang percaya dan orang yang belum percaya dimanapun berada. Tuhan mengasihi semua orang yang berada dalam penderitaan, keputusasaan, kemalangan dan ketidakberdayaan karena dosa. Tuhan mengasihi, melawat, mengampuni bahkan ingin menyelamatkan. Allah yang mengasihi umat Israel adalah Allah yang sama yang mengasihi kita semua. Saat ini Tuhan sedang menunggu kita untuk datang kepada-Nya. Marilah kita mau datang kepada Tuhan yang mampu memberi kita hidup kekal, Allah yang begitu mengasihi kita, Allah yang berbelaskasihan kepada orang berdosa. 
Tuhan ingin supaya kita percaya dan taat.
Jangan lewatkan kesempatan yang ada, datang kepada Tuhan, saat ini Dia sedang menunggu kita karena Dia sangat mengasihi kita. Jangan abaikan kesempatan yang ada, jangan abaikan suara-Nya yang memanggil kita, dan jangan menolak kasih-Nya. Tuhan berkata bahwa manusia seperti rumput..hidup kita di dunia ini tidak kekal, hanya sementara. Tapi kita akan hidup dalam kekekalan, nanti... setelah kesempatan kita hidup di dunia berlalu...entah kita akan hidup kekal di sorga atau hidup kekal di neraka, tapi Tuhan ingin kita bersama Dia di tempat yang menyenangkan, di sorga yang kekal.
Oleh karena itu Tuhan mau supaya kita semua percaya dan taat kepada-Nya hari demi hari. Amin!!

Kamis, 01 Januari 2015

Janji Allah


January 1, 2015

Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. (Keluaran 19:5)


Pernahkah dalam kehidupan kita, kita memusatkan perhatian pada sesuatu hal? Mungkin pekerjaan, keluarga, teman, hobby dan focus pada masa depan?
          Untuk mencapai atau mendapatkan apa yang menjadi focus kita itu pasti ada yang harus kita buat dan lakukan.
          Firman Tuhan ini mengingatkan kita akan janji Allah. Apa janji-Nya?
Status
          Status bangsa Israel diantara bangsa lain adalah menjadi harta kesayangan TUHAN dari antara segala bangsa. Harta kesayangan, artinya sesuatu atau barang yang berharga.
          Barang yang berharga banyak dicari orang. Mereka berusaha untuk mendapatkan apa yang diinginkan atau sesuatu yang berharga itu dengan giat, ulet dan tekun.
          Kita juga adalah umat yang berharga di mata Tuhan. Umat kesayangan Tuhan. Namun untuk mendapatkan gelar atau status tersebut, ada usaha yang harus dibuat.
Kita harus sungguh-sungguh mendengarkan firman Tuhan.
Dalam Alkitab terjemahan NIV adalah "..Now if you obey me fully.." : “Sekarang jika kamu sungguh-sungguh menaati Tuhan..." Israel sebagai umat pilihan Allah tergantung pada ketaatan mereka kepada Tuhan. Firman Tuhan jelas, jika mereka taat, mereka akan menjadi harta kesayangan Tuhan.
Prinsip ketaatan adalah unsur penting dalam hubungan kita dengan Tuhan. Jika kita taat, maka janji Allah akan dipenuhi dalam hidup kita.