Selasa, 31 Mei 2016

Melihat Diri Sendiri seperti TUHAN Melihat




Berfirmanlah TUHAN kepadanya: “Tetapi Akulah yang menyertai engkau, sebab itu engkau akan memukul kalah orang Midian itu sampai habis.” (Hakim-hakim 6:16)


      Firman Tuhan dalam ayat ini menceritakan seorang yang bernama Gideon. Gideon, seorang muda berasal dari suku Manasye. Dia dipilih Tuhan untuk membebaskan bangsa Israel dari tangan orang Midian. Tuhan mengizinkan bangsa Israel dikuasai oleh bangsa Midian selama 7 tahun karena bangsa Israel berbuat jahat dimata Tuhan. Mereka sangat menderita karena perbuatan jahat orang Midian, mereka menjadi sangat melarat dan akhirnya berseru kepada Tuhan dan Tuhan menjawab seruan mereka. Tuhan mengutus Gideon. Sebagai manusia biasa Gideon merasa tidak mampu untuk membebaskan bangsanya dari tangan bangsa Midian, tapi Tuhan melihat Gideon dengan cara yang berbeda. Tuhan melihat bahwa Gideon mampu melakukannya.

      Setiap orang memiliki sebuah gambaran tentang dirinya. Pertanyaannya adalah, apakah gambaran tentang siapa diri kita sesuai dengan apa yang Tuhan katakan tentang siapa diri kita? Pribadi-pribadi yang melihat diri mereka seperti Tuhan melihat biasanya mereka bahagia dengan keadaan mereka. Mereka tahu bahwa mereka diciptakan dalam gambar Tuhan dan Ia telah memahkotai mereka dengan kehormatan yang besar. Mereka merasa senang dengan diri mereka sendiri, karena mereka tahu bahwa Tuhan mengasihi mereka. Tuhan ingin kita melihat diri kita sendiri sebagai harta karun yang sangat berharga. Ia ingin kita senang dengan diri kita sendiri. Tuhan mengetahui bahwa kita tidak sempurna, bahwa kita memiliki kekurangan dan kelemahan. Namun demikian Tuhan tetap mengasihi kita. Ia telah menciptakan kita sesuai gambar-Nya, dan Ia terus menerus membentuk kita, menyesuaikan kita dengan karakter-Nya, menolong kita dalam kehidupan kita.

      Kita harus belajar untuk mengasihi diri kita sendiri karena begitulah Tuhan melihat kita. Tuhan ingin supaya kita merasa bahwa kita dapat melakukan sesuatu yang besar, tetapi terkadang kita berkata: “Aku bukan siapa-siapa.”, aku tidak bisa melakukannya. Dalam Hakim-hakim 6:12, malaikat Tuhan berkata kepada Gideon, “Tuhan besertamu, hai pahlawan yang gagah perkasa!” Saat malaikat itu meneruskan mengatakan kepada Gideon bagaimana Tuhan menginginkannya menyelamatkan umat Israel dari orang-orang Midian, suatu bangsa yang bengis dan kafir yang telah menjajah negeri mereka, Gideon memperlihatkan gambaran dirinya yang asli. Ia menjawab, “Bagaimana mungkin engkau mengharapkan aku menyelamatkan bangsa Israel? Aku berasal dari kaum terkecil dari seluruh suku Manasye. Dan aku adalah yang paling muda dari keluarga ayahku.” Tetapi memang menarik jika memperhatikan cara Gideon melihat dirinya sendiri dan cara Tuhan memandangnya. Walaupun Gideon merasa tidak memenuhi syarat,  ketakutan, dan kekurangan rasa percaya diri, Tuhan masih menyebutnya sebagai seorang pahlawan yang gagah berani. Gideon merasa lemah Tuhan memandangnya sebagai orang kuat. Gideon merasa tidak memenuhi syarat, Tuhan memandangnya sebagai orang yang mampu melakukan pekerjaan itu. Gideon tidak merasa aman, Tuhan memandangnya cukup mempunyai rasa percaya diri dan ketegasan untuk memimpin umat-Nya kedalam peperangan dan keluar sebagai pemenang. Dan Gideon berhasil. Demikian juga dengan kita. Tuhan memandang kita sebagai seorang pemenang. Mungkin kita tidak melihatnya, tapi Tuhan melihat. Yang Tuhan inginkan dari kita adalah mempercayai Dia, dan mulai berpikir hal yang baik mengenai diri kita. Tuhan ingin kita menjadi seorang pemenang. Tuhan ingin kita menjadi seorang pemenang dari gambaran diri yang buruk, citra diri yang buruk, dan menjadi pemenang dalam kehidupan yang penuh dengan perbuatan dosa. Tuhan ingin menjadi pemenang untuk mengalahkan perbuatan jahat yang mengusai seluruh hidup dan pikiran kita. Tuhan ingin kita menjadi pemenang atas dosa, kuasa jahat iblis yang berusaha untuk menjatuhkan kita.

Tuhan ingin kita menjadi pemenang, dan Tuhan ingin memakai kita menjadi alat-Nya untuk membebaskan mereka yang sedang menderita karena perbuatan dosa. Mereka tidak tahu tentang Tuhan yang benar, mereka tidak tahu tentang Jesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat manusia. Mereka tidak tahu tentang kabar baik keselamatan… Kita adalah salah seorang yang ditugaskan Tuhan untuk melakukan tugas itu! Hargai diri kita seperti yang Tuhan ciptakan, dan supaya kita menjadi efektif dalam mengungkapkan kasih Tuhan kepada sesama, amin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar