Mazmur 119:57-64
57 Bagianku ialah TUHAN, aku
telah berjanji untuk berpegang pada firman-Mu.
58 Aku memohon belas
kasihan-Mu dengan segenap hati, kasihanilah aku sesuai dengan janji-Mu.
59 Aku memikirkan jalan-jalan
hidupku, dan melangkahkan kakiku menuju peringatan-peringatan-Mu.
60 Aku bersegera dan tidak
berlambat-lambat untuk berpegang pada perintah-perintah-Mu.
61 Tali-tali orang fasik
membelit aku, tetapi Taurat-Mu tidak kulupakan.
62 Tengah malam aku bangun untuk
bersyukur kepada-Mu atas hukum-hukum-Mu yang adil.
63 Aku bersekutu dengan semua
orang yang takut kepada-Mu, dan dengan orang-orang yang berpegang pada
titah-titah-Mu.
64 Bumi penuh dengan kasih
setia-Mu, ya TUHAN, ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
Bagi saudara-saudara yang bekerja, dimanapun dan dalam bidang
apapun, biasanya ada saat dimana saudara diundang untuk bertemu dan menerima
arahan dari atasan saudara mengenai hal yang harus dilakukan dan tidak
dilakukan yang berhubungan dengan pekerjaan saudara. Pengarahan yang baik
sangat penting karena kalau tidak ada arahan seperti ini karyawan akan bekerja
tanpa arah dan petunjuk. Ini akan menimbulkan kekacauan dan tempat dimana
saudara bekerja pun kemungkinan tidak akan mengalami kemajuan bahkan sebaliknya
kemunduran, kecuali jika arahan yang disampaikan justru sebaliknya suatu arahan
yang bertentangan dengan hukum dan mengarah ke hal-hal yang tidak baik, itu
yang harus dijauhi!
Taurat
TUHAN (bhs. Ibrani, Torah) adalah
merupakan SELURUH PENGARAHAN ALLAH kepada umat-Nya. Ada banyak sekali
arahan-arahan Allah kepada kita umat-Nya yang tentunya ini sangat PENTING dalam
kehidupan kita. Allah sangat mengasihi semua manusia sehingga dengan
kebaikan-Nya dan kesabaran-Nya, Ia selalu memberikan nasehat-nasehat,
pengarahan-pengarahan kepada umat-Nya dengan maksud supaya umat yang sangat Dia
kasihi itu tidak tersesat di jalan yang membahayakan diri mereka. Tujuan Allah
memberikan arahan-arahan itu bukan untuk kepentingan Allah, tapi untuk
kepentingan umat manusia itu sendiri. Tapi, apakah manusia yang sangat dikasihi
Allah itu menyadari betapa pentingnya pengarahan Allah itu, betapa pentingnya
Taurat TUHAN itu? Hal yang sangat menyedihkan hati-Nya adalah di saat Ia
melihat anak-anak-Nya, umat-Nya yang sangat Dia kasihi justru tidak
menghiraukan Dia. Umat yang Dia kasihi pergi meninggalkan Dia. Umat yang sangat
Dia kasihi tidak melakukan apa yang Dia inginkan. Umat yang sangat Dia kasihi
acuh tak acuh dengan Dia. Umat yang sangat Dia kasihi menutup telinga terhadap
arahan-arahan-Nya, Ia begitu sedih! TUHAN sedih……!
Ada
hal indah dan menarik yang harus kita pelajari dalam ayat firman Tuhan yang
tertulis di atas; pemazmur, seorang yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan. Dengan
tidak ragu-ragu dia katakan: “Bagianku ialah TUHAN, aku telah berjanji untuk
berpegang pada firman-Mu.” Dari kalimat ini kita bisa melihat, betapa dekatnya
dia dengan Tuhan, dan komitmennya yang tinggi untuk berpegang pada firman
Tuhan. Dilanjutkan dengan kalimat berikutnya:
“Aku memohon belas kasihan-Mu dengan segenap
hati,
“Aku
memikirkan jalan-jalan hidupku, dan melangkahkan kakiku menuju
peringatan-peringatan-Mu..”
“Aku
bersegera dan tidak berlambat-lambat untuk berpegang pada
perintah-perintah-Mu.”
Dia
menyadari bahwa betapa ia sangat membutuhkan belas kasihan TUHAN, dan ia
MEMOHON DENGAN SEGENAP HATI agar TUHAN berbelas kasihan terhadap dirinya.
Pemazmur hidup bukan sekedar hidup, tapi ia sungguh-sungguh memikirkan
kehidupannya. Apa yang harus dia lakukan, apa yang harus ia buat. Ia tidak
hanya berpikir saja tanpa melakukan apa-apa, tapi berpikir dan diikuti dengan
tindakan yang nyata dan tidak berlambat-lambat. Ia melangkahkan kakinya menuju
peringatan-peringatan TUHAN dan berpegang pada perintah-perintah TUHAN dengan
SEGERA dan TIDAK BERLAMBAT-LAMBAT.
Dalam
kehidupan nyata, pemazmur tidak luput dari berbagai macam hal yang menyesakkan
dia. Dia tahu persis bahwa disekitar dia ada orang-orang jahat yang ingin
menjerat dia. Dia katakan: “Tali-tali orang fasik membelit aku, tetapi Taurat-Mu
tidak kulupakan.” Dalam kondisi dan keadaan yang tersesak, dia tidak melupakan
TUHAN. Tengah malam ia bangun untuk bersyukur kepada TUHAN atas semua kebaikan
TUHAN, atas hukum-hukum TUHAN yang adil. Ia bersekutu dengan orang yang takut
akan TUHAN dan yang berpegang pada firman TUHAN. Ia tidak bersekutu dengan
orang-orang yang membuatnya jauh dari TUHAN. Ungkapan kata yang selalu
mengagungkan TUHAN, itu yang selalu ia ungkapkan. “Bumi penuh dengan kasih
setia-Mu ya, TUHAN, ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.”
Ia tahu persis bahwa TUHAN sangat mengasihi
bumi ini. TUHAN sangat mengasihi dunia ini, TUHAN sangat mengasihi semua
manusia yang hidup di bumi ini, tapi permintaannya adalah supaya TUHAN
mengajarkan ketetapan-ketetapan-Nya kepadanya. Ia sungguh-sungguh merindukan TUHAN. Ia
sungguh-sungguh menginginkan TUHAN. TUHAN adalah yang terpenting dalam
kehidupannya. Kehidupannya berpusat disekitar ALLAH dan Firman-Nya.
Firman
TUHAN ini menjadi pelajaran yang berharga dalam kehidupan kita semua, bahwa
walaupun ada banyak hal yang kita rindukan dan inginkan dalam dunia ini, tapi
Taurat TUHAN lebih berharga dari apapun. Firman TUHAN pada bagian lain, dalam
Matius 24:35 menuliskan: “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku
tidak akan berlalu.” Dunia ini akan hancur, dunia ini akan lenyap, tapi FIRMAN
TUHAN/TAURAT TUHAN tidak akan lenyap.
Kesempatan
yang TUHAN berikan ini biarlah menyadarkan kita
untuk terus mengambil komitmen untuk mencintai TAURAT TUHAN, mencintai
FIRMAN TUHAN, karena hanya melalui kecintaan kita kepada FIRMAN/ TAURAT TUHAN
kita akan mengetahui apa yang TUHAN inginkan untuk kita lakukan. Firman TUHAN dalam Mazmur 95:6-11, menuliskan
demikian:
“Masuklah
marilah kita sujud menyembah, berlutut dihadapan TUHAN yang menjadikan kita.
Sebab
Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan
tangan-Nya.
Pada
hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya! Janganlah keraskan hatimu seperti
di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun, pada waktu nenek moyangmu
mencobai Aku, menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.
Empat
puluh tahun aku jemu kepada angkatan itu, maka kata-Ku: “Mereka suatu bangsa
yang sesat hati, dan mereka itu tidak mengenal jalan-Ku. Sebab itu aku
bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku.”
Firman TUHAN sangat penting dalam hidup kita.
Mengabaikan FIRMAN TUHAN atau TAURAT TUHAN berarti menyia-nyiakan hidup. Hidup
kita ini sangat berarti karena hidup ini adalah kesempatan yang sangat penting
untuk mencari TUHAN sungguh-sungguh. Kesempatan untuk hidup di dunia ini akan berlalu, karena itu selagi masih ada kesempatan untuk hidup,
marilah mencari TUHAN, mencintai FIRMAN atau TAURAT TUHAN. Jangankan
mengeraskan hati. Lembutkan hati untuk menerima FIRMAN, TAURAT TUHAN yang
menyelamatkan.
Jika
kita ingin mengenal Allah dan kasih-Nya, kita harus tinggal dalam Firman-Nya,
mencari wajah dan kasih karunia-Nya dengan segenap hati, bergegas untuk
mentaati Firman-Nya,
bergaul dengan orang yang takut akan Dia, mencari kasih-Nya dan berdoa supaya dapat mengenal dan melakukan kehendak-Nya.
KITA TIDAK BISA TINGGAL DI DALAM KRISTUS TANPA TINGGAL DI DALAM
FIRMAN-NYA.
I use google's Widget Translate and I am very proud but the translation is slightly different. I apologize for it. But I would like to thank for Google and Blogger who allowed me to use this line. Thank you so much, God Bless!
BalasHapus