Rabu, 14 Agustus 2019

BERPUASA YANG BENAR


“Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.” (Matius 6:16)


          Berpuasa dalam Alkitab adalah disiplin berpantang makanan untuk maksud rohani. Berpuasa juga berarti berdoa tanpa mengucapkan kata-kata. Dalam bagian firman Tuhan ini, Yesus mengajarkan “bagaimana berpuasa yang benar.”
Bagaimana berpuasa yang benar? Firman Tuhan jelas mengatakan, “Apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik.”
          Secara umum, kata “munafik atau hypocrite” adalah sikap yang dilakukan seseorang di mana tidak ada kesesuaian antara apa yang dilakukan dengan karakternya yang sesungguhnya.  Contoh yang jelas adalah seorang actor. Actor memainkan peran, dan peran-peran yang dimainkan kadang-kadang sangat berlawanan dengan kepribadiannya.  Jika kita menghakimi orang lain, padahal kita juga melakukan hal yang lebih buruk, ini juga bisa berarti bahwa kita munafik.
          Munafik juga bisa berarti bersandiwara, memiliki kepalsuan, menutupi jati diri dengan kepura-puraan. Sebelum Yesus ditangkap, Yudas menghampiri dan mencium  Yesus. Mungkin orang mengira bahwa Yudas sangat mengasihi Yesus, padahal dibalik itu, yang dilakukan Yudas sebenarnya adalah menyerahkan Yesus untuk ditangkap. Dalam Matius 23:1-4, Yesus berkata kepada kepada orang banyak termasuk murid-murid-Nya supaya mereka menuruti dan melakukan semua hal yang diajarkan oleh ahli-ahli Taurat dan orang Farisi, tetapi jangan turuti perbuatan mereka karena mereka mengajarkan tapi tidak melakukan.
          Puasa yang benar dalam bagian Firman Tuhan ini menurut saya adalah tidak menunjukkan diri bahwa dia sedang berpuasa, artinya dari raut wajahnya orang tidak melihat bahwa dia sedang berpuasa. Raut wajah saat dia berpuasa dan tidak berpuasa adalah sama. Kadang-kadang orang berpuasa dan ingin menunjukkan kepada orang lain bahwa ia sedang berpuasa dan menganggap diri bahwa kalau ia sedang berpuasa ia lebih rohani dari orang lain. Menganggap diri demikian, ini tidak boleh karena kita akan sama dengan orang munafik. Tuhan memperingatkan kita supaya pada saat kita berpuasa, wajah kita jangan kelihatan muram, sebaliknya tetap bersukacita. Sukacita adalah buah Roh yang harus dimiliki oleh orang-orang yang percaya Tuhan dan Tuhan senang. Sebaliknya kalau kita sedang bermuram hati saat sedang berpuasa, Tuhan katakan, “Sesungguhnya kamu sudah menerima upahnya.” Upahnya apa? Upahnya adalah permohonan dan doa yang tidak dijawab Tuhan. Upahnya adalah penolakan dari Tuhan. 
          Kenapa orang Kristen harus berpuasa?
Yesus memberikan teladan kepada kita dalam hal berpuasa. Berpuasa hendaknya menjadi pengabdian orang percaya kepada Tuhan dan persiapan kita akan kedatangan-Nya.
Tujuannya adalah:
Pertama, kita menghormati Allah, saat kita sedang berpuasa (Zak. 7:5).
Makanya Tuhan katakan jangan berpuasa seperti orang munafik. Raut wajah kita jangan muram supaya kelihatan sedang berpuasa. Kalau seperti orang munafik, artinya kita tidak menghormati Allah. 
Kedua, kita merendahkan diri dihadapan Allah supaya lebih banyak mengalami kasih karunia Allah dan kehadiran Allah secara  khusus (Yes. 58:3).
Ketiga, meratapi dosa-dosa dan kegagalan kita (1 Sam. 7:6).
Ini sangat penting! Berpuasa bukan hanya memohon atau meminta sesuatu kepada Tuhan, tapi juga meyesali dosa-dosa dan kesalahan kita.
Keempat, meratapi dosa-dosa nenek moyang, gereja, bangsa dan dunia (Neh. 9).
Kelima, mencari kasih karunia untuk tugas yang baru dan berserah kepada Allah (Mat. 4).
Keenam, mencari Allah dan bertekun dalam doa akan melawan kuasa-kuasa jahat (Hk. 20:26).
Ketujuh, menunjukkan pertobatan dengan demikian Tuhan akan mengubah maksud-Nya untuk menghukum kita (2 Sam. 12).
Kedelapan, membuka belenggu-belenggu kelaliman, melepaskan tali-tali kuk, memerdekakan orang yang teraniaya, memberikan makanan kepada orang yg lapar, dan lain sebagainya.. (Yesaya 58:6-7).
Kesembilan, mendisiplinkan tubuh agar dapat menguasai diri (Mzm. 35:13).
Kesepuluh, membuka jalan bagi pencurahan Roh Kudus dan kedatangan Kristus kembali (1 Kor. 9:27).
          Saudara, kita bisa lihat betapa pentingnya berpuasa. Tuhan menginginkan kita berpuasa tetapi tidak seperti orang munafik. Kemunafikan sangat ditentang oleh Tuhan, dan hal ini akan mengakibatkan kita mengalami penolakan dari Tuhan. Jika kita berpuasa, berpuasalah dengan ketulusan, tampil apa adanya, tidak dibuat-buat dan tidak ditunjukkan kepada orang orang bahwa kita sedang berpuasa. Tidak menunjukkan diri bahwa pada saat kita berpuasa kita lebih rohani atau lebih baik dari orang lain.
Berpuasalah seperti yang Tuhan inginkan…! Tuhan menginginkan kita berpuasa yang tulus bukan munafik; dengan demikian puasa kita berkenan kepada Tuhan dan Tuhan akan melakukan kebaikan dalam hidup kita.

“Tetapi apabila kamu berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” (Matius 6:17-18). Amin!