“Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu
seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa
mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah
mendapat upahnya.” (Matius 6:16)
Berpuasa
dalam Alkitab adalah disiplin berpantang makanan untuk maksud rohani. Berpuasa
juga berarti berdoa tanpa mengucapkan kata-kata. Dalam bagian firman Tuhan ini,
Yesus mengajarkan “bagaimana berpuasa yang benar.”
Bagaimana berpuasa yang benar? Firman Tuhan jelas
mengatakan, “Apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik.”
Secara umum, kata “munafik atau hypocrite” adalah sikap
yang dilakukan seseorang di mana tidak ada kesesuaian antara apa yang dilakukan
dengan karakternya yang sesungguhnya.
Contoh yang jelas adalah seorang actor. Actor memainkan peran, dan
peran-peran yang dimainkan kadang-kadang sangat berlawanan dengan
kepribadiannya. Jika kita menghakimi
orang lain, padahal kita juga melakukan hal yang lebih buruk, ini juga bisa
berarti bahwa kita munafik.
Munafik juga bisa berarti bersandiwara, memiliki kepalsuan,
menutupi jati diri dengan kepura-puraan. Sebelum Yesus ditangkap, Yudas
menghampiri dan mencium Yesus. Mungkin
orang mengira bahwa Yudas sangat mengasihi Yesus, padahal dibalik itu, yang
dilakukan Yudas sebenarnya adalah menyerahkan Yesus untuk ditangkap. Dalam
Matius 23:1-4, Yesus berkata kepada kepada orang banyak termasuk
murid-murid-Nya supaya mereka menuruti dan melakukan semua hal yang diajarkan
oleh ahli-ahli Taurat dan orang Farisi, tetapi jangan turuti perbuatan mereka
karena mereka mengajarkan tapi tidak melakukan.
Puasa yang benar dalam bagian Firman Tuhan ini menurut saya
adalah tidak menunjukkan diri bahwa dia sedang berpuasa, artinya dari raut
wajahnya orang tidak melihat bahwa dia sedang berpuasa. Raut wajah saat dia
berpuasa dan tidak berpuasa adalah sama. Kadang-kadang orang berpuasa dan ingin
menunjukkan kepada orang lain bahwa ia sedang berpuasa dan menganggap diri
bahwa kalau ia sedang berpuasa ia lebih rohani dari orang lain. Menganggap diri
demikian, ini tidak boleh karena kita akan sama dengan orang munafik. Tuhan
memperingatkan kita supaya pada saat kita berpuasa, wajah kita jangan kelihatan
muram, sebaliknya tetap bersukacita. Sukacita adalah buah Roh yang harus
dimiliki oleh orang-orang yang percaya Tuhan dan Tuhan senang. Sebaliknya kalau
kita sedang bermuram hati saat sedang berpuasa, Tuhan katakan, “Sesungguhnya
kamu sudah menerima upahnya.” Upahnya apa? Upahnya adalah permohonan dan doa
yang tidak dijawab Tuhan. Upahnya adalah penolakan dari Tuhan.
Kenapa orang Kristen harus berpuasa?
Yesus memberikan teladan
kepada kita dalam hal berpuasa. Berpuasa hendaknya menjadi pengabdian orang
percaya kepada Tuhan dan persiapan kita akan kedatangan-Nya.
Tujuannya adalah:
Pertama, kita
menghormati Allah, saat kita sedang berpuasa (Zak. 7:5).
Makanya Tuhan katakan
jangan berpuasa seperti orang munafik. Raut wajah kita jangan muram supaya
kelihatan sedang berpuasa. Kalau seperti orang munafik, artinya kita tidak
menghormati Allah.
Kedua, kita merendahkan
diri dihadapan Allah supaya lebih banyak mengalami kasih karunia Allah dan
kehadiran Allah secara khusus (Yes.
58:3).
Ketiga, meratapi
dosa-dosa dan kegagalan kita (1 Sam. 7:6).
Ini sangat penting!
Berpuasa bukan hanya memohon atau meminta sesuatu kepada Tuhan, tapi juga
meyesali dosa-dosa dan kesalahan kita.
Keempat, meratapi dosa-dosa
nenek moyang, gereja, bangsa dan dunia (Neh. 9).
Kelima, mencari kasih
karunia untuk tugas yang baru dan berserah kepada Allah (Mat. 4).
Keenam, mencari Allah
dan bertekun dalam doa akan melawan kuasa-kuasa jahat (Hk. 20:26).
Ketujuh, menunjukkan
pertobatan dengan demikian Tuhan akan mengubah maksud-Nya untuk menghukum kita
(2 Sam. 12).
Kedelapan, membuka
belenggu-belenggu kelaliman, melepaskan tali-tali kuk, memerdekakan orang yang
teraniaya, memberikan makanan kepada orang yg lapar, dan lain sebagainya..
(Yesaya 58:6-7).
Kesembilan,
mendisiplinkan tubuh agar dapat menguasai diri (Mzm. 35:13).
Kesepuluh, membuka jalan
bagi pencurahan Roh Kudus dan kedatangan Kristus kembali (1 Kor. 9:27).
Saudara, kita bisa lihat betapa pentingnya berpuasa. Tuhan
menginginkan kita berpuasa tetapi tidak seperti orang munafik. Kemunafikan
sangat ditentang oleh Tuhan, dan hal ini akan mengakibatkan kita mengalami
penolakan dari Tuhan. Jika kita berpuasa, berpuasalah dengan ketulusan, tampil
apa adanya, tidak dibuat-buat dan tidak ditunjukkan kepada orang orang bahwa
kita sedang berpuasa. Tidak menunjukkan diri bahwa pada saat kita berpuasa kita
lebih rohani atau lebih baik dari orang lain.
Berpuasalah seperti yang
Tuhan inginkan…! Tuhan menginginkan kita berpuasa yang tulus bukan munafik;
dengan demikian puasa kita berkenan kepada Tuhan dan Tuhan akan melakukan kebaikan
dalam hidup kita.
“Tetapi apabila kamu
berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh
orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di
tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya
kepadamu.” (Matius 6:17-18). Amin!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar