Rabu, 25 Desember 2013

Makna Natal Bagi Saya

Natal adalah lahirnya Yesus Kristus (Sang Juruselamat dosa manusia) ke dalam dunia. Pada awalnya TUHAN menciptakan manusia (Adam dan Hawa) begitu mulia, suci dan tanpa dosa. Namun mereka tidak mentaati perintah TUHAN, dan akhirnya menjadi manusia berdosa dan terpisah dari TUHAN. Seluruh dunia menjadi berdosa dan terpisah dari TUHAN. Manusia menjadi budak dosa dan akan dihukum di neraka selamanya...kita semua akan dihukum!!!
Tapi.. TUHAN ALLAH tidak ingin melihat manusia menderita sengsara karena penghukuman, Ia sangat mengasihi manusia ciptaan-Nya, makanya Ia berinisiatif memberikan Yesus Kristus untuk menyelamatkan manusia. TUHAN ALLAH menggenapi rencana penyelamatan-Nya melalui seorang perempuan suci bernama Maria. Ia mengandung dari Roh Kudus, dan melahirkan seorang bayi yang diberi nama Yesus, seperti yang dikatakan malaikat TUHAN. Kelahiran-Nya bukan di tempat yang mewah, bukan di rumah atau Rumah Sakit seperti manusia biasa, tapi Yesus lahir dalam kandang domba, dan dibaringkan dalam palungan (tempat makan domba atau ternak peliharaan). Tempat yang menjijikkan!!!

Kenapa Yesus harus lahir dalam kandang domba? Karena pada saat itu, Kaisar Agustus (kepala pemerintah Roma) memerintahkan kepada semua orang di seluruh dunia untuk mendaftarkan diri (zaman sekarang sensus penduduk). Semua orang mendaftarkan diri di kotanya masing-masing, termasuk Maria dan Yusuf. Mereka berangkat dari Nazaret (Galillea) ke Yudea, di kota Daud yang bernama Betlehem. Disanalah tiba waktunya bagi Maria untuk bersalin. Mereka mencari tempat penginapan, tapi penginapan penuh, dan tidak ada tempat bagi mereka. Tempat yang tersedia hanyalah kandang domba. Disanalah Yesus dilahirkan dan palungan (tempat makan domba), adalah tempat tidurnya.
Tidak ada tempat bagi Yesus dalam dunia ini karena tempat-Nya adalah di Sorga. Namun kenapa Ia harus dilahirkan di dunia ini? Yesus lahir dalam dunia untuk dipersiapkan melakukan misi/ pekerjaan PENYELAMATAN. TUHAN harus menjadi MANUSIA supaya dapat menyelamatkan manusia.

Rabu, 04 Desember 2013

Gunakan Waktu Dengan Baik


“Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.” (Mazmur 90:12)
   Waktu dan kesempatan tidak akan pernah datang dua kali. Tuhan memberikan kita
waktu 24 jam dalam sehari dan kesempatan kita untuk mengisinya dengan hal-hal yang berguna. Orang-orang yang berhasil dan sukses dalam pekerjaannya bisa saja tidak berpendidikan tinggi, hanya orang biasa dan memiliki keterbatasan, tapi mereka sangat menghargai waktu dan kesempatan yang ada di depan mata mereka.  Waktu yang ada mereka gunakan untuk mengisinya dengan hal-hal positif. Belajar, bekerja dan berkarya juga tidak membuang kesempatan untuk mencoba dan melakukan suatu hal yang baru, disertai dengan bakat dan talenta yang mereka miliki. Tuhan sudah memberikan waktu dan kesempatan kepada kita. Itu sangat berharga dan tidak boleh disia-siakan.
   Hari-hari kita di bumi, paling lama 70-80 tahun. Mazmur 90:10 menyatakan, “Masa hidup kami tujuh puluh dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaaan; sebab berlalunya buru-buru dan kami melayang lenyap.”Walaupun kenyataannya ada orang yang dikaruniai Tuhan umur yang lebih dari itu, bisa mencapai sembilan puluh bahkan seratus tahun lebih, namun usia/umur  yang panjang itu tetap saja tidak sebanding dengan kekekalan. 70, 80, 90 atau 100 tahun <  kekekalan.  Kekekalan itu apa? Kekekalan, artinya selama-lamanya, abadi, kekal, tidak berbatas waktu.
   Kita harus berdoa kepada Tuhan memohon pengertian dan pemahaman yang cukup mengenai singkatnya/pendeknya hidup kita ini, supaya kita dapat mempersembahkan hati yang bijaksana kepada Allah dalam memanfaatkan setiap hari  yang diberikan-Nya kepada kita. Hidup ini harus menjadi persiapan untuk hidup di akhirat, dan kita harus mengetahui apa yang Allah inginkan dalam hidup kita. Ketika waktu kita di dunia ini habis, kita akan menghadap Allah, dan hidup kita di dunia akan dinilai/diadili. Apakah kita hidup mengabdi/berkenan kepada Allah atau tidak? Mengingat hal itu, sekali lagi kita harus berdoa memohon hati yang bijaksana dan ketakutan yang benar kepada Allah karena Allah akan murka dan menghukum jika kita tidak sungguh-sungguh mencari Dia, mempercayai Dia, dan menaati Dia selama kita hidup di dalam dunia ini.

Selasa, 05 November 2013

RANTAI DOSA


“Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.” (Yohanes 8:36)

Ada seorang pandai besi yang sangat terkenal karena hasil kerjanya sangat bagus dan bermutu. Tapi karena suatu kesalahan, ia ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara bawah tanah.  Kedua kakinya dirantai dengan rantai yang sangat kuat. Karena ia seorang pandai besi, ia mencoba untuk memutuskan mata rantai yang mengikat kakinya. Ia ingin bergerak bebas di dalam kamar yang sangat kecil dan pengap itu. Ia terus mencermati rantai yang membelenggunya dan mencari peluang supaya dapat memutuskan mata rantai-mata rantai itu. Setelah bergumul cukup lama akhirnya harapannya pupus, karena ia mengenali bahwa rantai yang membelenggunya adalah buatannya sendiri. Dulu, ia sangat bangga karena ia telah menciptakan rantai yang tidak bisa diputuskan siapapun. Tapi, kini ia menyesal karena rantai yang kuat yang dibuatnya telah membelenggu dirinya sendiri.
Dosa, diibaratkan dengan rantai. Dosa ini tercipta karena kita tidak mentaati perintah Tuhan dan lebih memilih untuk mengikuti keinginan daging. Diri kita sendiri yang menciptakan rantai dosa itu. Akhirnya tanpa kita sadari rantai dosa membelenggu diri kita sendiri dan kita tidak berdaya untuk melepaskan diri. Rantai dosa yang membelenggu itu antara lain: keterikatan pada gambar porno (pornografi), percabulan, perzinahan yang mengakibatkan hidup dalam kenajisan; kecanduan pada obat terlarang (narkotika) yang sering berujung pada kematian, menderita penyakit AIDS, dan berbagai perbuatan yang tidak wajar juga dilakukan oleh para pencandu narkotika. Terikat pada occultisme  (percaya pada kekuatan lain di luar Tuhan), beragama pada uang (mammon), pribadi yang sangat sulit lepas dari kebiasaan buruk seperti bergosip, senang merusak kesenangan orang lain, membenci yang amat dalam, amarah, berbohong, dan sebagainya. Seseorang yang terikat dengan rantai dosa yang begitu kuat, tidak akan bisa melepaskan dirinya sendiri. Dibutuhkan Pribadi lain yang harus melepaskan.
  Yesus mampu melepaskan kita dari rantai dosa yang mengikat kita asalkan kita mau menyerahkan diri kepada-Nya, mengakui semua dosa yang dilakukan, mempercayai-Nya dan mulai menaati perintah-Nya. Bukan berarti bahwa setelah kita percaya kepada Yesus, kita tidak pernah sekalipun melakukan dosa. Dosa tidak akan hilang 100 % karena tabiat manusia adalah berdosa. Sejak manusia pertama jatuh dalam dosa, kecenderungan manusia adalah berbuat dosa. Manusia menjadi terkutuk dan seharusnya binasa, tetapi Yesus ada untuk menyucikan dan membenarkan kita sehingga kita layak mendapat hidup kekal.
 Setelah kita percaya Yesus, mungkin kita akan tergoda bahkan melakukan dosa lagi, tapi kita akan sadar bahwa yang kita lakukan salah kemudian kita minta ampun kepada Yesus dan  Ia akan mengampuni kita, asal saja kita tidak melakukan dosa yang sama berulang-ulang kali.
Yesus berjanji bahwa Ia akan melepaskan, membebaskan atau memerdekakan kita. Undang Yesus untuk masuk dalam hati dan hidup kita, dan mulailah hidup dalam kebenaran firman-Nya serta rasakan hidup yang indah bersama Yesus!
 Tuhan Yesus Memberkati, Amin!!!

Rabu, 30 Oktober 2013

BAPA

Salah satu kebanggaan kita menjadi orang Kristen adalah bahwa kita dapat memanggil Allah sebagai Bapa. Pada waktu Yesus masih ada dalam dunia, Ia mengajarkan kepada murid-murid-Nya bagaimana berdoa. “Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu…. Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di Sorga, dikuduskanalah nama-Mu, datanglah Kerajaan-mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga…dst” (Matius 6: 6, 9 & 10).
   Pemakaian istilah “Bapa” mungkin terasa asing bagi kita, karena kita mengenal kata “bapa” adalah bapa kita secara jasmani. Atau orang Israel yang mengenal bapa leluhur mereka yaitu Adam juga Abraham.  Kenapa Yesus mengajar murid-murid-Nya untuk memanggil Allah dengan sebutan Bapa?  Kita tahu bahwa bapa adalah orang yang bertanggungjawab, walaupun kenyataannya ada bapa dalam dunia ini yang tidak bertanggungjawab dan melakukan kejahatan kepada anaknya sendiri, tapi kata “bapa” itu menandakan suatu hubungan yang sangat dekat dan akrab. Ketika kita memanggil Allah sebagai Bapa, saat itu kita merasa sangat dekat dan akrab dengan Dia. Tidak ada ketakutan karena Dia mengasihi kita, mempedulikan kita dan gembira menyambut kita, persekutuan dan keakraban kita. Melalui  Yesus Kristus kita dapat menghampiri Dia setiap saat dengan menyembah dan membawa setiap persoalan kita kepada-Nya. Sebagai Bapa yang menciptakan kita, Dia bertanggungjawab atas kita. Dia mencukupi kebutuhan kita,  melindungi kita dan menjamin hari depan kita bukan hanya di dunia ini tapi juga di sorga. Namun perlu diingat bahwa Allah sebagai Bapa, tidak berarti bahwa Dia seperti seorang bapa manusiawi yang membiarkan anak-anaknya berbuat salah atau yang tidak mendisiplinkan anaknya dengan benar.  Allah adalah Bapa yang kudus yang harus menentang dosa. Allah tidak akan membiarkan dosa sekalipun di dalam diri orang-orang yang memanggil Dia sebagai Bapa. Nama-Nya harus dikuduskan. Sebagai Bapa, Ia dapat memberi berkat dan juga dapat menghukum; dapat menahan atau memberi dan bertindak dengan adil atau dengan murah hati. Cara Allah menanggapi kita sebagai anak-anaknya tergantung pada iman dan ketaatan kita kepada-Nya. Oleh karenanya jika kita ingin Bapa lebih mengasihi kita, kita harus beriman dan taat kepada-Nya dengan cara:
  1. Melakukan apa yang Dia mau.  Melakukan perintah-perintah-Nya dan menjauhi apa yang Dia tidak suka  (dosa-dosa).   
  1. Memuji dan menyembah Dia.Kita mulai memuji Tuhan, bersyukur kepada Tuhan lewat nyanyian, lewat hati yang berterima kasih dan lewat hidup yang berubah.

  1. Bersedia untuk melayani Dia dengan sungguh-sungguh.Bapa kita tidak pernah mengecewakan kita. Selalu yang terbaik Dia sediakan buat kita. Kalau kita mengasihi Dia, kita harus melayani Dia dengan sungguh-sungguh. Di dalam gereja, misalnya, kita melayani Tuhan; di tengah-tengah masyarakat, kita melayani Tuhan; di tengah lingkungan pekerjaan kita, kita melayani Tuhan.
  1. Bersedia untuk berkorban
Berkorban tenaga, waktu, harta. Apa yang kita berikan tidak akan bisa menyamai apa yang telah Tuhan buat atau berikan kepada kita.
SUNGGUH SUATU HAK ISTIMEWA JIKA KITA DAPAT MEMANGGIL ALLAH ITU BAPA!  MARILAH KITA TERUS BERIMAN DAN BELAJAR TAAT KEPADA BAPA KITA, Tuhan Yesus Memberkati! Amin!!!   

Senin, 14 Oktober 2013

Raja dan Burung Elangnya

Sebuah kisah tentang seorang raja yang perkasa, dan suka sekali berburu. Di mana saja bahkan ketika perang, sang raja mencari kesempatan untuk berburu. Suatu saat sang raja pergi berburu bersama pengawalnya dan burung elang kesayangannya. Burung elang yang dipelihara dan dilatih sejak masih kecil, sangat patuh dan selalu membantu tuannya. Setelah beberapa lama berburu sang raja berhasil memanah beberapa ekor rusa, juga belasan kelinci dan burung. Mereka kehabisan bekal air. Raja segera memerintahkan pengawalnya mencari air. Dia duduk di bawah pohon rindang.
 Suasana hutan yang sunyi sepi, membuat raja dapat menangkap suara gemericik. Raja berdiri dan mencari asal suara itu. Tidak lama kemudian ia menjumpai sebuah bukit karang. Puncak bukit karang itu mengalirkan air jernih sehingga menjadi sebuah air terjun kecil, Raja sangat senang. Dia mengambil buli-bulinya yaitu botol air yang terbuat dari keramik untuk diisi dengan air itu. Raja semakin haus ketika dia menunggu botol airnya penuh. Setelah penuh raja siap minum.
Ketika raja mau minum, tiba-tiba burung elang kesayangannya menukik. Cakarnya yang tajam dan kuat menerjang tangan kanan raja yang memegang botol air. Botol air jatuh dan airnya tumpah. Raja tertawa kecil dan mengira elangnya sedang bergurau. Dia mengisi botol air lagi. Namun sebelum botol itu penuh, burung itu kembali menerjang tangan raja. Botol air itu jatuh dan isinya tumpah. Raja marah. Dia mencabut pedangnya dan mengacungkannya. ‘Aku akan membunuhmu jika menghalangi aku minum…Pergi sana!” Teriaknya marah. Elang itu mencicit seperti mengerti perkataan tuannya. Tapi dia tidak pergi dan terus melayang-layang di situ. Untuk ketiga kalinya raja mengisi botol airnya dengan tangan kiri dan tangan kanan menggenggam pedang terhunus. Elang itu kembali menerjang bahkan dengan mengerahkan seluruh tenaganya. Botol air terlempar jauh dan pecah, bahkan tangan raja tergores cakar yang tajam itu. Bersama dengan itu, pedang raja menebas, elang itu mati seketika terkena sabetan pedang. “Elang tak tahu diri. Seenaknya menghalangiku minum. Lebih baik aku ke puncak bukit karang saja dan minum langsung dari mata airnya. Pasti lebih segar.” Pikir sang raja kesal.
 Dia segera mendaki bukit karang. Sampai di puncak bukit karang itu sang raja terbelalak kaget dan ngeri. Ada bangkai seekor kalajengking raksasa yang sangat beracun di dalam mata air itu. Raja pucat pasi. Air itu ternyata beracun. Seandainya tadi dia minum air itu, tentu dia sudah mati keracunan. Elang kesayangannya telah melihat hal itu dari ketinggian dan mencegahnya minum air beracun. Elang itu berkorban bagi keselamatan tuannya. Sang raja jatuh terduduk dan menangis mengingat pengorbanan elangnya. Hidupnya telah diselamatkan oleh seekor burung elang.
Yesus “Domba Allah”, Ia dihina, dibenci dan dihindari orang, Ia tertikam oleh karena pemberontakan kita dan diremukkan oleh kejahatan kita. Ia sangat menderita, sakit, mengalami kekecewaan dan kesedihan besar karena dosa-dosa umat manusia. Ia tidak berdosa tetapi tersalib dan mati. Ia lakukan semua itu karena Ia sangat mengasihi dan mencintai kita. Ia lakukan semua itu supaya kita tidak mati tapi hidup….
 
Doa: Tuhan, Engkau sudah berkorban,  rela mati semua karena cinta-Mu kepada kami, namun seringkali kami tidak menghargai bahkan menyia-nyiakan pengorbanan-Mu dan tidak mempercayai-Mu. Kami merasa bahwa kami kuat, pintar dan tidak membutuhkan Engkau. Kami merasa bahwa hidup ini adalah milik kami dan berbuat apapun seperti yang kami ingini. Kami berjalan dijalan kami sendiri dan tidak menghiraukan-Mu yang sedang memanggil sampai akhirnya kami tersesat, Tuhan…ampuni kami! Berilah hati yang lembut dan peka sehingga kami dapat mempercayai-Mu dengan segenap hati, dan meresponi panggilan-Mu saat ini dimana Engkau masih mengizinkan kami untuk boleh menikmati kehidupan di dunia. Ajar dan ingatkan kami Tuhan bahwa hidup di dunia ini hanya sementara, tapi Engkau sudah dan sedang mempersiapkan kami untuk hidup selamanya di sorga. Ajar kami untuk menyadari bahwa hidup kami adalah “hanya seperti bunga yang berkembang lalu layu dan seperti bayang-bayang kemudian hilang lenyap dan tidak dapat bertahan”. 
Ajar kami untuk menyadari bahwa Engkau segalanya dalam hidup ini. Namun kami bersyukur Tuhan buat semua yang telah Engkau beri dalam kehidupan kami. Terima kasih buat keluarga dan teman-teman yang Engkau beri. Terima kasih untuk apapun yang terjadi dalam hidup kami, entah itu hal baik atau buruk. Biarlah semua yang terjadi membuat kami akhirnya menyadari dan menghargai betapa berharganya waktu dan kehidupan yang Engkau beri.
Terima kasih Tuhan untuk semua yang telah Engkau buat, hanya dalam nama-Mu Yesus, Tuhan dan Juruselamat, kami berdoa, Amin!!!

Sabtu, 31 Agustus 2013

GET THE PEACE!


“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” (Yohanes 14:27)
   Ayat ini Tuhan Yesus sampaikan pada saat-saat  terakhir Ia ada di dunia. Ia disalibkan kemudian mati tapi bangkit lagi dan naik ke Sorga untuk menyediakan tempat bagi semua orang yang percaya kepada-Nya. Di sana Allah mempunyai banyak tempat tinggal di mana nantinya “Keluarga Allah” akan tinggal, namun walaupun Ia sudah pergi ke sana (Sorga), Ia juga berjanji akan datang kembali ke dalam dunia ini untuk menjemput pengikut-pengikut-Nya agar tinggal bersama dengan Dia di Sorga; tapi kita tidak tahu entah kapan waktunya Ia akan datang. Tidak ada seorangpun yang tahu, Alkitab mengatakan demikian. Makanya jika ada orang yang mencoba meramalkan atau menetapkan waktu, hari, tanggal dan tahun kedatangan Yesus ke dunia untuk kedua kalinya itu tidak benar.
   Yesus tahu bahwa setelah Ia naik ke Sorga para murid/pengikut-pengikut-Nya akan merasa kehilangan. Oleh karena itu Ia berjanji akan memberikan Penolong yang lain yaitu Roh Kudus/Roh Kebenaran. Roh Kudus ini akan menghibur pengikutnya-pengikut-Nya jika mengalami kesusahan, mengingatkan jika mereka sudah mulai berpaling dan meninggalkan kasih mereka kepada Yesus, dan juga memampukan para pengikut-Nya untuk melakukan perintah-Nya, melakukan berbagai mujizat dan bersaksi tentang imannya kepada orang yang belum percaya (memberitakan Injil).
   Di dalam dunia, orang percaya tidak luput dari kesusahan, namun ketika mereka berseru kepada Allah dari hati yang tinggal di dalam Kristus dan Firman-Nya, maka damai sejahtera akan mengalir dan membanjiri jiwa yang susah. Damai sejahtera ini adalah kesentosaan batin yang dibawa oleh Roh Kudus. Perasaan itu meliputi keyakinan yang teguh bahwa Yesus dekat dan bahwa kasih Allah akan bekerja di dalam kehidupan kita demi kebaikan kita. Bila kita menyerahkan segala kesusahan kita di hadapan Allah dalam doa, maka damai sejahtera akan mengawali pintu hati dan pikiran kita sehingga mencegah kesusahan dan dukacita hidup ini mengganggu kehidupan kita dan meruntuhkan harapan kita kepada Kristus.
   Agar dapat mengalami damai sejahtera dan kemerdekaan Allah dari kecemasan, orang percaya harus menetapkan pikirannya pada “ hal-hal yang benar, mulia, adil, suci, manis, semua yang sedap didengar, semua yang di sebut kebajikan dan patut dipuji.” (Filipi 4:8). Paulus berkata, “Apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu.”Apabila kita melakukan hal ini maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kita. Sebaliknya, jika kita menetapkan hati kita kepada hal-hal yang keji dari dunia ini maka sebagai akibatnya sukacita, damai sejahtara dan hubungan yang dekat dengan Allah akan lenyap dan hati kita tidak dikawal lagi.
   Sekali lagi, Tuhan mengetahui bahwa kita mempunyai kesukaran-kesukaran, pergumulan-pergumulan, dan tantangan-tantangan. Kesukaran-kesukaran itu bisa berasal dari dalam diri kita sendiri karena dosa dan ketidaktahuan tapi juga bisa berasal dari luar diri kita karena pekerjaan kuasa jahat (Iblis) yang berusaha terus menghancurkan iman percaya kita kepada Kristus. Tuhan mau kita hidup konsisten dengan cara belajar untuk menikmati hidup hari ini, lebih baik lagi. Jangan izinkan hal-hal negative yang terjadi dalam hidup kita mengganggu, merusak dan menghilangkan damai sejahtera dalam hati kita.  Alkitab berkata bahwa” hidup kita seperti uap air yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap” (Yakobus 4:14 b). Tidak selamanya kita hidup dalam dunia ini, olehnya jangan buang waktu yang sangat berharga ini untuk hidup dalam kekecewaan, kekhawatiran, keputusasaan, kemarahan, kebencian, dan perbuatan dosa – dosa yang lain yang membuat kita tidak merasakan damai sejahtera. Jangan izinkan hal-hal buruk merampas damai sejahtera dalam hidup kita. Nikmatilah hidup ini dan biarkan damai sejahtera Allah terus memelihara hati dan pikiran kita! Tuhan Yesus Memberkati, Amin!

Selasa, 23 Juli 2013

TANGAN TUHAN YANG PEGANG

Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan” (Mazmur 41:10)
   Perjalanan hidup manusia seperti mendaki sebuah gunung. Sebelum mencapai puncak yang indah, pendaki harus melewati jalan yang naik atau jalan yang berkelok-kelok dan juga gersang. Terkadang terbentang lembah yang sangat curam dan menakutkan, namun terkadang juga melewati sungai yang menyegarkan, dan menemukan padang rumput yang penuh dengan hamparan tanaman hijau. Dalam hidup ini, ada berbagai peristiwa yang terjadi; suka dan duka silih berganti. Kadang manusia berpikir bahwa hidup adalah kebahagiaan,kesenangan, keberhasilan dan kesuksesan. Namun jika ada hal-hal pahit, yang tidak mengenakkan, hal-hal yang menyedihkan terjadi, maka manusia cenderung putus asa, kecewa, sedih, stress bahkan frustrasi. Kita berdoa mudah-mudahan di Indonesia tidak ada lagi orang yang karena kesulitan hidup sampai bunuh diri, bahkan bukan diri sendiri yang dibunuh tapi bunuh diri bersama-sama. Ibu memberi anak-anak minum racun kemudian dia sendiri membunuh dirinya sendiri dengan cara yang sama. Itu diakibatkan karena kesulitan hidup, beban hidup yang semakin berat sehingga tidak dapat menanggungnya, sampai akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidup. Mungkin pikirnya dengan melakukan cara yang demikian, semua penderitaannya sudah berakhir. Ada juga yang bunuh diri karena putus pacar dll, ada banyak penyebab orang yang akhirnya mengambil keputusan untuk membunuh diri sendiri. Di negara maju (tidak usah disebutkan nama negaranya) yang disorot oleh media, dulu justru yang melakukan praktek bunuh diri  adalah orang-orang yang terkenal seperti artis/actor, penyanyi, mantan presiden dll. Penyebabnya bermacam-macam. Ada yang karena sudah terbiasa dengan kesenangan, kemasyuran dan ketenaran, maka jika mengalami hal-hal tidak mengenakkan dan pahit, cenderung tidak menerima kenyataan dan memutuskan untuk mengakhiri hidup dengan membunuh diri sendiri. Atau juga karena bermasalah dengan teman dekat membuatnya stress dan akhirnya bunuh diri.
   Ya, semoga saja seiring dengan perkembangan zaman, teknologi yang semakin maju dan canggih, manusia menjadi semakin sadar dan banyak tahu hal/jalan yang benar sehingga hal-hal demikian tidak akan terjadi lagi!  Memang manusia inginnya hidup enak dan tidak ingin untuk hidup susah. Itu wajar, bahkan nabi Elia saja pengen mati karena seorang perempuan yang bernama Izebel bermaksud ingin membunuhnya. Ketakutan, keputusasaan, kelelahan membuat dia berdoa kepada Allah agar membebaskannya dari beban pelayanan yang berat. Dalam keputusasaanya ia berbaring dan tertidur di bawah pohon arar sampai akhirnya ia terbangun karena seorang malaikat menyentuh dia dan menyuruhnya makan. Hidup manusia sudah di rancang dalam satu paket yaitu enak dan tidak enak, susah dan senang, sedih dan gembira, menangis dan tertawa, gagal dan berhasil.  Itulah yang dinamakan seni hidup.  Hidup harus kita jalani dan syukuri sebagai suatu anugerah pemberian Tuhan.   Semakin banyak kita mengalami peristiwa menyenangkan atau menyedihkan, suka atau duka; kita akan semakin dibentuk untuk menjadi semakin dewasa, matang dan belajar untuk semakin bergantung kepada Tuhan.
Ada hal-hal yang kita percayai dan doakan terjadi dalam hidup kita, tapi ada juga hal-hal yang tidak terjadi sesuai keinginan kita. Namun ada juga hal-hal yang terjadi diluar dugaan kita, tidak kita pikirkan sama sekali namun terjadi. Terkadang kita tidak mengerti, tapi belajarlah seperti seorang anak kecil yang bergantung terus pada orang tuanya atau orang yang dia rasa mampu memberi dia perlindungan. Kita pun seharusnya sama seperti seorang anak yang membutuhkan Tuhan untuk melindungi kita kapanpun dan membiarkan tangan Tuhan yang memegang tangan kita.  Sebuah penggalan syair lagu lama demikian kira-kira baitnya:
         “ Many things about tomorrow
         I don’t seem to understand
         But I know who holds tomorrow
         And I know who hold my hand .“ 
Ulurkan tangan kepada Tuhan dan biarkan Dia yang memegang tangan kita kemanapun Dia akan menuntun dan membawa kita… dan seperti janji-Nya Ia akan memegang kita dengan tangan kanan-Nya yang membawa kemenangan…
Kemenangan yang dimaksud adalah:
1. Ia akan memberikan kasih karunia dan kekuatan yang kita perlukan untuk menghadapi semua situasi (situasi baik atau situasi buruk) dalam kehidupan.
2.  Ia menolong kita melewati masa-masa krisis, karena Ialah sumber  kesejahteraan kita.
3.  Ia menopang kita dan membela kita dari musuh yang berusaha melawan bahkan ingin menghancurkan kita. Amin, Tuhan Yesus Memberkati!