Rabu, 13 Maret 2013

TAKUT AKAN TUHAN


“Inilah perintah, yakni ketetapan dan peraturan, yang aku ajarkan kepadamu atas perintah Tuhan, Allahmu, untuk dilakukan di negeri ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, supaya seumur hidupmu engkau dan anak cucumu takut akan Tuhan, Allahmu, dan berpegang pada segala ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu, dan supaya lanjut umurmu.” (Ulangan 6:1-2)

Perintah yang seringkali diberikan kepada umat Allah dalam Perjanjian Lama adalah “takut akan Tuhan” atau “ takut akan Allah”.

PENGERTIAN TAKUT AKAN TUHAN

1. Takut akan Tuhan adalah kesadaran akan kekudusan, keadilan dan kebenaran-Nya, yaitu mengenal Dia dan memahami sepenuhnya siapakah Dia. Takut semacam itu berlandaskan pengakuan bahwa Allah adalah Allah yang kudus, yang tabiat-Nya itu membuat Dia menghukum dosa.
2. Takut akan Tuhan berarti memandang Dia dengan kekaguman dan penghormatan kudus serta menghormati-Nya sebagai Allah karena kemuliaan, kekudusan, keagungan, dan kuasa-Nya yang besar. Misalnya, ketika bangsa Israel di gunung Sinai melihat Allah menyatakan diri melalui “guruh dan kilat dan awan padat di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras” maka “gemetarlah” mereka dalam ketakutan (Kel 19:16) sehingga memohon kepada Musa untuk berbicara kepada mereka dan bukan Allah sendiri karena mereka berpikir jika Allah yang berbicara kepada mereka secara langsung, mereka akan mati (Kel 20:18-19). Demikian juga halnya pemazmur, ketika merenungkan Allah sebagai Pencipta, menyatakan dengan tegas, “Biarlah segenap bumi takut kepada TUHAN, biarlah semua penduduk dunia gentar terhadap Dia! Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada” (Mzm 33:8-9).
  3.Takut akan Tuhan yang sejati menyebabkan orang percaya menaruh iman dan kepercayaan untuk beroleh selamat hanya kepada-Nya. Misalnya, setelah bangsa Israel menyeberang Laut Merah yang terbelah dua dan menyaksikan pembinasaan besar yang diderita oleh bala tentara Mesir, maka “takutlah bangsa itu kepada TUHAN dan mereka percaya kepada TUHAN (Kel 14:31).
 4.Takut akan Allah juga meliputi kesadaran bahwa Dialah Allah yang marah terhadap dosa dan berkuasa untuk menghukum mereka yang melanggar hukum-hukum-Nya yang adil, baik dengan segera maupun dalam kekekalan (Mzm 76:8-9). 
    Ketika Adam dan Hawa berbuat dosa di Taman Eden, mereka menjadi takut dan berusaha untuk bersembunyi dari hadapan Allah (Kej 3:8-10). Musa juga mengalami aspek takut akan Allah ini ketika menghabiskan empat puluh hari dan malam berdoa bagi bangsa Israel yang berdosa, “Sebab aku gentar karena murka dan kepanasan amarah yang ditimpakan TUHAN kepadamu, sampai Ia mau memunahkan kamu” (Ul 9:19). 
    Demikian pula dalam Perjanjian Baru, segera setelah mengakui pembalasan dan hukuman Allah yang akan datang, penulis surat Ibrani menulis, “Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup.” (Ibr 10:31).


ALASAN-ALASAN UNTUK TAKUT AKAN TUHAN

1. Kita harus takut akan Tuhan karena kuasa-Nya yang besar selaku Pencipta segala sesuatu dan semua bangsa (Mzm 33:6-9; 96:4-5; Yun 1:9).
2.  Kita takut akan Tuhan karena kuasa yang mengagumkan yang terus dijalankan-nya atas unsur-unsur ciptaan-Nya termasuk atas kita (Kel 20:18-20; Pkh 3:14; Yun 1:11-16; Mrk 4:39-41).
3.  Kita takut akan Tuhan karena menyadari kekudusan Allah, yaitu pemisahan dari dan perlawanan-Nya yang tanpa berkeputusan terhadap dosa (Why 15:4).
4.  Kita takut akan Tuhan karena menyaksikan kecemerlangan kemuliaan Allah (Mat 17:1-8).
5.  Kita takut akan Tuhan karena kita telah menerima berkat-berkat yang terus menerus dari Dia, khususnya pengampunan dosa (Mzm 130:3.
Suatu kebenaran yang mutlak adalah bahwa  Allah senantiasa mengawasi dan menilai semua perbuatan kita, yang baik dan yang buruk, dan bahwa kita akan mempertanggungjawabkan semua perbuatan itu, baik sekarang maupun nanti pada hari penghakiman pribadi kita.

IMPLIKASI TENTANG TAKUT AKAN TUHAN

Takut akan Tuhan bukan sekedar sebuah doktrin alkitabiah tapi mengena langsung dalam kehidupan kita sehari-hari.
1. Jika kita sungguh-sungguh takut akan Tuhan, kita akan hidup taat kepada perintah-perintah-Nya dan dengan tegas menampik dosa. Salah satu alasan Allah membangkitkan rasa gentar di dalam diri orang Israel di Gunung Sinai ialah agar mereka bisa belajar berbalik dari dosa dan menaati hukum-Nya (Ul 20:20). Berkali-kali di dalam wejangannya yang terakhir kepada bangsa Israel, Musa mengaitkan takut akan Tuhan dengan melayani dan menaati Dia (Ul 5:29; 6:2,24; 8:6; 10:12; 13:4; 17:19; 31:12). Menurut para pemazmur, takut akan Tuhan itu sama dengan sangat suka kepada segala perintah-Nya (Mzm 112:1) dan mengikuti ketetapan-ketetapan-Nya (Mzm 119:63). Salomo mengajarkan bahwa karena takut akan Tuhan, orang menjauhi kejahatan (Amsal 16:6).
2. Orang percaya harus mengajar kepada anak-anaknya untuk takut akan Tuhan dengan membina mereka untuk membenci dosa dan taat kepada perintah Allah yang kudus (Ul 4:10; 6:1-2, 6-9). Alkitab menyatakan bahwa “permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan” (Mzm 111:10; Ams 9:10). Sasaran dasar dari pendidikan anak-anak ialah agar mereka hidup sesuai dengan prinsip-prinsip hikmat Allah (Ams 1:1-6), oleh karena itu mengajar mereka untuk takut kepada Tuhan adalah hal yang sangat penting.
3. Sebagaimana terdapat efek yang menyucikan di dalam kebenaran firman Allah (Yoh 17:17), demikian pula ada efek yang menyucikan di dalam takut akan Allah. Takut akan Allah membuat kita membenci
    dosa dan menjauhkan diri dari kejahatan (Ams 3:7; 8:13; 16:6). Takut akan Allah menyebabkan kita berhati-hati dan menahan diri dalam pembicaraan (Ams 10:19; Pkh 5:2; 6-7). Takut akan Tuhan itu murni dan menyucikan (Mzm 19:10), kudus, dan mempunyai pengaruh yang menyelamatkan.
4. Jika kita sungguh-sungguh takut akan Tuhan, kita akan menyembah dan memuliakan Dia sebagai Tuhan atas segala sesuatu (Mzm 22:24).Demikian pula pada akhir sejarah ketika malaikat sorgawi memberitakan Injil abadi memanggil semua orang di bumi untuk takut akan Allah, dia langsung menambahkan, “dan muliakanlah Dia,…sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air” (Why14:6-7).
5. Allah sudah berjanji untuk memberikan pahala kepada semua orang yang takut akan Dia. “Ganjaran kerendahan hati dan takut akan Tuhan adalah kekayaan, kehormatan, dan kehidupan” (Ams 22:4). Pahala lain yang Tuhan janjikan adalah perlindungan dari kematian  (Ams 14:26-27), persediaan kebutuhan sehari-hari (Mzm 34:10; 111:5), dan hidup yang panjang (Ams 10:27). Orang yang takut akan Allah tahu bahwa mereka akan “memperoleh kebahagiaan” apapun yang terjadi di sekitar mereka (Pkh 8:12-13).
6. Orang yang takut akan Allah dan mematuhi perintah-perintah-Nya mengalami keamanan rohani yang mendalam di dalam hidup mereka dan juga pengurapan Roh Kudus. Mereka yakin bahwa Allah akan “melepaskan jiwa mereka dari maut” (Mzm 33:18-19). Amin!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar