Sabtu, 20 Juni 2020

Orang yang Berbahagia



“Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasehat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,

                    
tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. 

                     
Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya, apa saja yang diperbuatnya berhasil.

Bukan demikian orang fasik; mereka seperti sekam yang ditiupkan angin. Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar; sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan” (Mazmur 1:1-6). 

                        

Ada 2 jenis orang yang diakui Allah, yaitu orang benar dan orang fasik. Orang benar adalah orang yang berjalan dalam kebenaran, berbuat kasih, taat akan perintah Allah dan memisahkan diri dari persekutuan dengan dunia. Sedangkan orang fasik adalah orang yang mengikuti nasehat dunia dan tidak tinggal dalam firman Allah. Orang fasik tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah sehingga akan binasa. Pemisahan di antara kedua jenis orang ini akan ada di sepanjang sejarah penebusan hingga kekal.

  Orang percaya sejati dikatakan berbahagia jika mereka….
   - Tidak berjalan menurut nasehat orang fasik.
 - Tidak berdiri di jalan orang berdosa.
              -    Tidak duduk dalam kumpulan pencemooh.

Tapi kesukaannya ialah Taurat TUHAN dan merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia berusaha menaati kehendak Allah dan melakukan perintah Allah dengan hati yang sungguh-sungguh. Sebaliknya orang fasik akan seperti sekam yang ditiup angin dalam sekejap hilang lenyap. Orang fasik akan dihukum Allah pada hari penghakiman karena tidak mengikuti perintah-perintah Allah apalagi mempercayai-Nya.
Orang percaya harus menjadi garam dan terang di lingkungan di mana dia berada. Dia harus menjalin komunikasi dengan mereka yang tidak percaya bahkan tidak jarang terlibat dalam pekerjaan yang sama. Namun yang dimaksudkan ayat di atas adalah orang percaya jangan ikut melakukan perbuatan dosa yang dilakukan orang berdosa; dengan kata lain jangan terlibat didalamnya. Jika berhadapan dengan pencemooh, jangan menjadi serupa dengan pencemooh dan tidak boleh setuju dengan nasehat atau ide orang fasik. Orang percaya harus menjaga dirinya supaya tidak menjadi sama dengan orang fasik.

Orang benar atau orang percaya sejati dapat diketahui dari apa yang tidak mereka lakukan (perbuatan dosa: berzinah, mencuri, menipu, dll), tempat yang tidak mereka kunjungi (nightclub, bar,dll) dan kumpulan yang tidak mereka masuki (penjudi, pemabuk, penipu, pembunuh, dll.)

Orang-orang yang menjauhi tempat-tempat tersebut dan tidak melakukan perbuatan dosa adalah orang-orang yang berbahagia karena mereka dikasihi Allah dan diberikan hal yang baik, berkat jasmani dan rohani (secara khusus berkat keselamatan.)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar