Senin, 22 Desember 2014

The Message From the Angel

    Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya tahkta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabeth, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil. Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia. (Luke 1:30-38).

  Kelahiran Yesus yang dirayakan oleh seluruh umat Kristen di seluruh dunia adalah hari di mana semua orang Kristen bersukacita. Hari di mana orang-orang yang sudah lama tidak ke gereja, datang ke gereja pada hari Natal sehingga gereja harus membuat tenda tambahan. Hari di mana orang- orang bersukacita bersama-sama dengan keluarga dan orang Kristen lainnya.  Hari di mana  Sinterklas/Santa Claus is coming to town membawa banyak hadiah untuk dibagi-bagikan. Hari di mana perayaan Natal dilaksanakan di berbagai gereja dan tempat. Hari di mana banyak ibu-ibu mempersiapkan, membeli atau membuat kue  supaya di rumah banyak kue untuk dihidangkan kepada  tamu dan juga supaya seisi rumah bergembira dan menikmati kue yang enak. Hari di mana banyak lampu-lampu yang indah warna-warni dipasang, hari dimana pohon natal dari berbagai ukuran dipasang dan dihias dengan sangat indah dan menarik. Hari di mana banyak orang merayakan pesta natal. Ya, dengan cara bagaimanapun  saudara-saudari merayakan natal (hari lahirnya Yesus) itu adalah hak istimewa saudara. Namun, saya ingin mengajak saudara-saudari dan teman-teman untuk bersama-sama merenungkan Firman Tuhan ini walaupun kita sudah sering mendengarnya dalam khotbah-khotbah Natal. 
   Berita tentang lahirnya Yesus disampaikan oleh seorang malaikat yang disuruh Allah kepada seorang perawan yang bernama Maria. Maria menyadari bahwa ia belum kawin, makanya setelah ia mendengar apa yang dikatakan malaikat bahwa ia akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, ia berkata bagaimana mungkin hal itu akan terjadi, karena aku belum bersuami? Maria tidak percaya dengan apa yang didengarnya.  Tapi malaikat kembali berkata bahwa Roh Kudus akan turun dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi dia, sehingga Anak yang dia lahirkan akan di sebut kudus, Anak Allah...
Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari bagian Firman Tuhan ini? 
1. Yesus, yang kelahirannya dirayakan oleh semua orang Kristen adalah bukan bayi biasa, bukan seperti kita. Manusia banyak dosa. Yesus adalah bayi Suci/Kudus. Dia adalah bayi yang dikandung dari Roh Kudus. Dia adalah Anak Allah. Anak Allah? Apakah Allah mempunyai Anak?  Mungkin kita tidak percaya dan tidak mau mempercayainya karena itu ajaran aneh. Masakan Allah beranak? Orang Kristen ajarannya aneh.Tapi saya hanya ingin katakan bahwa, Allah begitu mengasihi manusia yang berdosa seperti kita. Bukan berarti Allah senang dengan dosa-dosa kita, tapi Dia kasihan dengan kita karena kita akan mati, binasa dan menderita selamanya di neraka akibat dari dosa-dosa kita. Kita tidak akan bisa menyelamatkan diri kita sendiri karena setiap saat kita berbuat dosa baik dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Orang berdosa harus dihukum dan hukumannya adalah di lempar di neraka yang sangat panas dan selamanya kita ada di sana. Kita ingin mati tapi tidak bisa. Kita disiksa selamanya. Allah kita tidak menginginkan itu terjadi kepada kita karena Dia begitu mengasihi kita, manusia ciptaan-Nya. Allah yang kita sembah, yang tidak bisa kita lihat adalah Allah yang Agung, Suci, Mulia, tidak ada seorang pun yang bisa datang dan melihat Dia secara langsung. Allah kita adalah ruh/roh, Dia tidak kelihatan tapi Dia ingin menyelamatkan kita. Bagaimana caranya? 
-Kita hidup baik, kudus, mengasihi, beramal, memberi banyak persembahan. 
-Kita banyak memberi sumbangan kepada orang-orang miskin dan anak yatim piatu, dan banyak lagi perbuatan baik kita.
   Apakah itu cukup? Tidak! Setiap saat kita berdosa dan dosa kita tidak akan bisa dihapus hanya oleh persembahan-persembahan dan perbuatan baik atau amal kita. Malaikat yang disuruh Allah, berbicara kepada Maria bahwa Maria akan mengandung seorang bayi kudus yang diberi nama Yesus itu, Dialah yang akan menyelamatkan manusia. Dia harus dilahirkan sebagai bayi sama seperti manusia supaya dapat menyelamatkan manusia. Itu adalah pekerjaan Allah. Allah yang menyuruh malaikat untuk bertemu dan berbicara dengan Maria bahwa ia akan mengandung.
2. Bagi Allah semua hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah (For nothing is impossible with God). Allah mampu melakukan segala sesuatu yang tidak bisa dilakukan manusia. Allah mampu membuat Elisabeth yang mandul dan sudah tua itu mengandung seorang bayi yang nantinya akan mempersiapkan jalan untuk kedatangan Yesus ke dalam dunia. Allah mampu membuat bayi di kandungan Maria dari Roh Kudus. Oleh karena itu tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mempercayai sesuatu yang menurut pikiran kita aneh, tapi itu perbuatan Tuhan. Percayalah!
3. Maria tidak menolak apa yang dikatakan malaikat kepadanya. Maria menyadari bahwa bayi yang ada dikandungannya adalah bayi kudus, Juruselamat manusia. Ia tidak menolak dan memberi diri untuk dipakai Tuhan, walaupun ia tahu itu bukan hal yang mudah. Ia menjadi alat Tuhan untuk melahirkan Yesus, Juruselamat dunia. 
   Saudara... di hari Natal yang indah, penuh damai dan sukacita ini...Allah berbicara apa kepada kita?
Kenapa  Yesus harus lahir ke dalam dunia ini? Kenapa kita harus percaya kepada Yesus...dan apa yang Yesus mau kita lakukan? Melakukan kesenangan-kesenangan kita dengan memuaskan kedagingan kita? Menggunakan moment Natal untuk pesta pora dan mabuk-mabukan? Menggunakan moment ini untuk bersenang-senang, pergi ke tempat karoke, night club, bar atau diskotik? Tentu tidak! Tuhan mau kita menerima kehadiran-Nya di dalam hati kita. Tuhan mau kita menerima kelahiran-Nya di dalam hidup kita. Tuhan mau kita percaya kepada-Nya. Tuhan mau kita datang kepada-Nya dan menyembah Dia. Tuhan mau kita mempersembahkan hidup kita kepada-Nya. Tuhan mau kita menyambut Dia dalam hati dan hidup kita. Yesus, Juruselamat dunia telah lahir...sambutlah Dia !            

Jumat, 31 Oktober 2014

Guru-guru Palsu





“Sebab Mesias-Mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat dengan maksud, sekiranya mungkin, menyesatkan orang-orang pilihan.”
(Markus 13:22)


Orang percaya sekarang harus menyadari bahwa di dalam gereja-gereja masa kini mungkin sekali ada pekerja Allah yang sikap dan hidupnya sama dengan guru-guru bejat yang mengajarkan Taurat Tuhan pada zaman Yesus. Yesus mengingatkan bahwa tidak semua orang yang mengaku percaya pada Kristus adalah orang yang sungguh-sungguh percaya, demikian juga tidak semua penulis Kristen, utusan gerejani, gembala sidang, penginjil, pengajar, penatua, dan pekerja-pekerja gereja adalah benar-benar menjadi hamba Allah. Secara lahiriah para rohaniawan ini “tampak benar di mata orang” (Mat. 23:28). Mereka datang “dengan menyamar seperti domba” (Mat. 7:15). Mungkin saja mereka melandaskan berita mereka atas Firman Allah dan menyatakan standar tinggi yang benar. Mereka mungkin kelihatan sangat memperhatikan pekerjaan dan Kerajaan Allah dan memperlihatkan perhatian besar terhadap keselamatan jiwa-jiwa yang terhilang sambil mengaku bahwa mereka mengasihi orang banyak. Mereka mungkin tampak sebagai hamba Allah yang sungguh-sungguh, pemimpin rohani yang patut dihargai, dan diurapi oleh Roh Kudus. Mereka bahkan kelihatan sangat berhasil dan banyak orang mengikuti mereka. Sekalipun demikian orang-orang ini sangat mirip dengan nabi palsu dalam Perjanjian Lama, orang Farisi dalam Perjanjian Baru. Di dalam kehidupan mereka yang sesungguhnya, yaitu yang tidak tampak kepada umum, mereka dipenuhi “rampasan dan kerasukan” (Mat. 23:25), penuh tulang belulang dan berbagai jenis kotoran, penuh kemunafikan dan kedurjanaan. Kehidupan mereka dibalik pintu yang terkunci menyangkut hal-hal seperti hawa nafsu, kebejatan, perzinahan, kerakusan dan kegemaran yang memusat pada diri sendiri. Penipu lihai ini memperoleh kedudukan yang berpengaruh di dalam gereja melalui dua cara :

  1. Beberapa guru / pengkhotbah palsu mengawali pelayanan mereka dengan kesungguhan hati, kebenaran, kemurnian, dan iman yang sungguh-sungguh kepada Kristus. Kemudian karena kesombongan dan keinginan mereka yang tak bermoral, kasih dan pengabdian mereka  kepada Kristus semakin memudar. Sebagai akibatnya hubungan mereka terputus dengan Kerajaan Allah sehingga mereka menjadi sarana Iblis sementara masih menyamar sebagai pelayan kebenaran.
  2. Guru-guru / pengkhotbah palsu lainnya tidak pernah sungguh-sungguh percaya kepada Kristus. Iblis telah menanamkan mereka di dalam gereja sejak awal pelayanan mereka sambil menggunakan kecakapan dan karisma mereka serta membantu dalam keberhasilan mereka. Siasat Iblis ialah menempatkan mereka dalam kedudukan yang berpengaruh di dalam gereja agar mereka dapat merusak pekerjaan Kristus. Iblis mengetahui bahwa pada saat perbuatan mereka ketahuan, Injil dan nama Kristus akan sangat dipermalukan.

  CARA-CARA MENGUJI

Empat belas kali dalam kitab-kitab Injil, Yesus mengingatkan murid-Nya agar waspada terhadap pemimpin-pemimpin yang akan menyesatkan. Di bagian lain orang percaya dinasehati untuk menguji pengajar, pengkhotbah, dan pemimpin di dalam gereja (1 Tes. 5:21; 1 Yoh. 4:1). Hal yang harus diperhatikan:

  1. Perhatikan watak mereka. Adakah mereka itu berdoa dengan tekun serta mengabdi kepada Allah dengan tulus dan sungguh-sungguh? Apakah mereka sudah menyatakan buah Roh (Gal. 5:22-23), mengasihi orang berdosa (Yoh. 3:16), membenci kefasikan dan mengasihi kebenaran serta gigih menentang dosa?
  2. Perhatikan motivasi mereka. Pemimpin Kristen yang sejati akan berusaha melakukan empat hal : a. Menghormati Kristus. b. Memimpin gereja kepada kekudusan. c. Menyelamatkan orang yang terhilang. d. Memberitakan serta mempertahankan Injil Kristus dan ajaran para rasul.
  3. Ujilah buah dalam kehidupan dan berita. Buah atau hasil pelayanan pekerja palsu ini seringkali terdiri atas bertobat yang tidak sepenuhnya menyerah kepada segenap Firman Allah (Mat. 7:16).
  4. Perhatikan tingkat ketergantungan pada Alkitab. Ujian ini sangat menentukan. Apakah mereka percaya dan mengajar bahwa penulisan asli dari PL dan PB sepenuhnya diilhami oleh Allah sehingga kita harus tunduk kepada seluruh ajarannya. Jika tidak, dapat dipastikan bahwa baik mereka maupun berita yang mereka sampaikan tidak berasal dari Allah.
  5. Akhirnya, ujilah kejujuran mereka berkenaan dengan uang Tuhan. Apakah mereka menolak untuk mengambil banyak uang untuk diri mereka, mengatur semua keuangan dengan jujur dan penuh tanggung jawab, dan berusaha memajukan pekerjaan Tuhan dengan cara-cara yang sesuai dengan standar PB (1 Tim. 3:3; 6:9-10)?

Haruslah disadari bahwa kendatipun segala usaha orang percaya yang setia dalam menilai kehidupan dan berita seseorang akan ada guru-guru palsu di dalam gereja, yang dengan bantuan Iblis, tetap tidak diketahui hingga tiba saatnya Allah memutuskan untuk menyingkapkan keadaan mereka yang sesungguhnya.  (Sumber: Alkitab Penuntun)



       

Selasa, 30 September 2014

Menguasai Diri




Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.” (I Korintus 9:25)

   Kalau saudara adalah salah satu penggemar olah raga, saya yakin pasti saudara menyempatkan waktu untuk menonton pertandingan-pertandingan yang diadakan apakah pertandingan itu diadakan di tempat dekat saudara tinggal, atau jauh dari tempat tinggal saudara. Apakah saudara menonton secara langsung atau menonton lewat TV atau internet, yang jelas saudara pasti senang menonton acara tersebut. Atau saudara sendiri adalah salah satu atlet yang sering mengikuti even-even pertandingan yang diadakan? Saya merasa bangga melihat saudara, bahkan bukan hanya saya tetapi saya yakin banyak orang di seluruh dunia melihat saudara. Saya kagum melihat para atlet yang sedang bertanding dalam berbagai cabang olahraga. Penampilan mereka sangat mempesona walaupun ada yang kalah, tetapi saya melihat bahwa mereka semua sungguh luar biasa. Karena saya bukan atlet, saya tidak tahu hidup sehari-hari mereka seperti apa. Tapi kemungkinan, mereka setiap hari mengikuti latihan. Latihan yang membutuhkan disiplin yang tinggi. Ini juga yang saya kagumi. Tapi…jangan salah! Bukan hanya atlet saja yang dituntut disiplin yang tinggi dalam kehidupannya. Saya yakin semua bidang, profesi apapun saudara lakukan saat ini, membutuhkan disiplin.


   Disiplin saya bahasakan adalah membiasakan diri untuk melakukan sesuatu yang tidak biasa kita lakukan. Dan biasanya disiplin selalu mengarah kepada hal-hal yang membuat kemajuan dalam hidup kita. Disiplin biasanya mengarah kepada suatu kebaikan, dan secara khusus dalam firman Tuhan saat ini disiplin akan mengarah kepada penguasaan diri.  Kenapa kita harus menguasai diri? Seorang atlet sepak bola misalnya, harus menguasai dirinya supaya tidak terpancing oleh lawan dan berbuat hal yang tidak diinginkan seperti berbuat curang dengan menarik badan lawan yang sedang berusaha memasukkan bola ke gawang. Atau dengan sengaja membuat lawan jatuh sehingga tidak dapat memasukkan bola ke gawang tim kesebelasannya. Hal ini akan merugikan timnya sendiri karena akan diberi hukuman dari wasit seperti tendangan langsung ke gawang dari lawan yang dicurangi tadi. Dan sudah pasti karena jarak yang cukup dekat dengan gawang dan tanpa ada orang yang menghalangi, pasti bola yang ditendang akan masuk gawang dan membuahkan skor keuntungan kepada tim yang dicurangi tadi. Demikian juga dengan kita. Kita harus menguasai diri kita supaya tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan perintah Tuhan yang akibatnya akan merugikan diri kita sendiri. Dalam Amsal 17: 32  dikatakan: “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya melebihi orang yang merebut kota”. Pada zaman dulu (zaman sekarang juga ) banyak terjadi peperangan. Bangsa yang lebih kuat akan memerangi bangsa yang lemah dan biasanya kota atau wilayahnya akan dikuasai mereka, dan ini membutuhkan kesiapan yang sangat matang. Banyak hal yang mereka persiapkan dan lakukan dalam peperangan itu sampai mereka dapat merebut /menguasai daerah atau wilayah tersebut.

   Firman Tuhan mengatakan: …orang yang menguasai dirinya melebihi orang yang merebut kota”. Saudara, orang yang merebut kota kuat, tapi orang yang menguasai diri lebih kuat dari orang yang merebut kota. Tuhan mau kita menjadi orang yang kuat. Menjadi kuat bukan untuk melawan orang lain, memerangi orang lain, mencurangi orang lain, tetapi menjadi kuat karena mampu menguasai diri dalam melawan dosa-dosa, keinginan daging yang bertentangan dengan firman Tuhan. Dalam kehidupan kita di dunia ini, sebenarnya kita sama seperti atlet yang selalu bertanding. Kita bertanding bukan untuk mendapatkan hadiah uang yang banyak atau medali emas, perak, atau perunggu, tetapi kita bertanding untuk mendapatkan hadiah/mahkota yang abadi. Hadiah/Mahkota kehidupan yang kekal di sorga yang indah dan senang. Untuk mendapatkan hadiah atau mahkota tersebut, selain kita percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita, dan keselamatan itu adalah anugerah yang diberikan Yesus kepada kita sebagai akibat dari kepercayaan kita kepada-Nya,  kita harus juga melakukan perintah-perintah-Nya kan? Firman Tuhan saat ini mengajarkan kepada kita tentang  “menguasai diri”.  Paulus melukiskannya bahwa jikalau kita gagal menggunakan penguasaan diri, penyangkalan diri dan kasih dalam hubungan kita dengan orang lain, kita sendiri akan ditolak. Paulus menuliskannya dalam ayat selanjutnya, ayat 27: “Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak”.

    “Ditolak” terjemahan dari bahsa asli “adokimos” mengandung arti “gagal dalam ujian”. Paulus menyatakan bahwa Kristus tidak tinggal di dalam “seorang yang gagal dalam ujian” (adokimoi). Paulus menyadari bahwa ada kemungkinan dia bisa gagal untuk memperoleh warisan  /mahkota yang abadi jika ia berhenti hidup kudus, melaksanakan penguasaan diri, dan bertahan dalam kesukaran-kesukaran hidup karena Kristus. Saudara, mari kita belajar seperti rasul Paulus, hidup kudus, menguasai diri,dan bertahan hidup dalam kesukaran karena Kristus, supaya kita mendapatkan hadiah/mahkota yang abadi. Akan ada orang yang dekat dengan kita yang membuat kita marah, kita tergoda untuk melakukan hal yang sama bahkan lebih. Tapi ingat! Kuasailah diri. Latihlah diri kita untuk menahan segala hal yang membuat kita berdosa. Jika ada orang yang berbuat jahat kepada kita, kita cenderung untuk membalas, bahkan lebih. Kita berpikir bahwa kita tidak salah, jadi wajar kalau kita membalas kejahatan yang ia lakukan kepada kita, dan kita merasa puas. Tapi Tuhan tidak mengajarkan demikian. Tuhan berkata bahwa" balaslah kejahatan dengan kebaikan". Jika saudara adalah seorang atlet, berusahalah/berlatihlah, bukan hanya untuk mendapatkan piala yang di dunia ini saja, tetapi juga piala yang abadi/kekal di sorga. 
 Selamat bertanding, selamat berjuang, Tuhan menyertai! Amin!

Minggu, 17 Agustus 2014

Orang yang Disertai TUHAN



    Keluarga adalah tempat pertama seseorang belajar untuk menjalani hidup setiap hari, dan keluarga seharusnya menjadi tempat di mana anggota keluarganya merasa nyaman. Namun, pada kenyataannya tidak demikian. Setiap orang memiliki latar belakang kehidupan keluarga yang berbeda. Ada yang dilahirkan dari keluarga yang baik, harmonis, saling mengasihi tapi ada juga yang dilahirkan dalam keluarga yang tidak harmonis dengan mengalami penolakan, diskriminasi, dibenci, dan dijauhi oleh keluarganya sendiri. Demikian yang dialami Yusuf anak bungsu dari 12 bersaudara yang seharusnya dikasihi, disayang, bermain dan menggembalakan kambing domba bersama; tetapi malahan dibenci, ditolak,  diancam untuk dibunuh, dimasukkan ke dalam sumur, dan dijual sebagai budak di tempat yang jauh dari keluarga dan orang tuanya. Tidak bisa dibayangkan bagaimana perasaan Yusuf pada waktu itu. Yang pasti Yusuf sangat menderita, sedih, ketakutan saat dibuang ke dalam sumur oleh kakak-kakaknya yang pada akhirnya diangkat kembali dari dalam sumur lalu dijual kepada seorang kafilah Ismael yang dari Gilead, yang dalam perjalanan membawa damar, balsam, dan damar ladan menuju ke Mesir.  Yusuf dibawa ke Mesir sekitar tahun 1900 SM. Sekitar 200 tahun setelah panggilan Abraham. Di Mesir ia dijual lagi oleh orang Ismael itu kepada Potifar, seorang pengawal raja di istana Firaun.  
Cerita yang memilukan… namun semua penderitaan Yusuf dilihat Tuhan. Tuhan tidak meninggalkan orang yang baik dan tidak bersalah terus menerus mengalami penindasan dan kesengsaraan. Tuhan menyertai Yusuf sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya. Dan karena Tuhan menyertai Yusuf, tuannya (Potifar) melihat ia selalu berhasil, ia juga begitu mengasihi Yusuf. Kepada Yusuf diberikan kuasa atas rumah dan segala miliknya dan dengan bantuan Yusuf ia tidak lagi mengatur apapun, selain dari makanannya sendiri. Namun…selang beberapa waktu… cobaan itu datang lagi walaupun dalam bentuk yang lain.  Karena Yusuf seorang anak muda yang manis sikapnya dan elok parasnya, istri Potifar (istri tuannya)  memandangnya dengan birahi dan mengajaknya untuk tidur dengannya.  Itu dilakukannya bukan hanya sekali tapi dari hari ke hari, ia selalu membujuk Yusuf, namun Yusuf selalu menolak. Suatu hari…iblis yang berwujud perempuan itu datang lagi. Ia memegang baju Yusuf dan mengajaknya tidur bersamanya. Yusuf meninggalkan bajunya dalam tangan perempuan itu dan ia lari ke luar. Namun, karena sudah kehilangan akal sehat,  pikirannya gelap dan buta, ia sama sekali tidak  menyadari apalagi insyaf. Perbuatan jahatnya semakin menjadi-jadi. Setelah ia lihat Yusuf lari keluar meninggalkan dia, dia malah berteriak-teriak dengan suara yang keras dan memanggil seisi rumah dan bercerita bohong (memutarbalikkan fakta). Ia berkata bahwa orang Ibrani (Yusuf) yang dibawa ke rumahnya telah mempermain-mainkan mereka. Ia mengatakan bahwa Yusuf mendekati dia untuk tidur dengan dia dan ia berteriak-teriak sekeras-kerasnya, dan karena ia berteriak, Yusuf lari ke luar. Zaman sekarang juga banyak orang yang mirip seperti perempuan ini. Kehilangan akal sehat. Yang ada dalam pikirannya adalah kejahatan, kebusukan, fitnah dan menjelek-jelekkan orang lain. Berbohong dan memutarbalikkan fakta. Kebenaran disalahkan dan kesalahan dibenarkan. Kita jangan menjadi seperti perempuan  ini, tapi biarlah kita belajar dari Yusuf. Seorang muda yang takut Tuhan dan hidup dalam kemurnian dan kesucian. Ia takut melakukan perbuatan mesum, perbuatan jahat, dan perbuatan-perbuatan yang membuat dia berdosa. Ia lulus dalam ujian kemurnian pribadi. Ujian yang sering dialami anak muda yang jauh dari rumah.  Namun, karena kemurnian imannya itu, ia harus banyak mengalami hal pahit dalam hidupnya. Cerita bohong itu, diceritakan perempuan itu kembali saat suaminya (Potifar) pulang yang akhirnya membangkitkan amarah Potifar dan kemudian Potifar menangkap Yusuf dan memasukkannya ke dalam penjara. Sedih! Orang yang hanya mendengar atau membaca kisahnya saja pasti sedih, apalagi orang yang mengalaminya. Yusuf dihukum bukan karena ia melakukan kesalahan, tapi sebaliknya karena  ia tidak melakukan kesalahan. Tapi…sahabat! Kita tidak usah terlalu lama bersedih mendengar atau membaca kisah Yusuf ini, karena walaupun ia sudah dimasukkan ke dalam penjara, Tuhan tidak meninggalkan dia. Tuhan  selalu menyertai dia dan membuat apa yang dikerjakannya berhasil.

   Terjadi, seorang juru minuman raja dan juru roti
melakukan kesalahan dan dimasukkan ke dalam penjara. Suatu kali mereka bermimpi dan mereka bersedih karena tidak ada orang yang dapat menafsirkan mimpi mereka. Namun karena Yusuf disertai Tuhan, Tuhan membuat dia dapat menafsirkan mimpi mereka. Sesuai dengan mimpi yang ditafsirkan Yusuf, juru roti dihukum gantung dan juru minuman dikembalikan pada jabatannya semula. Sebenarnya Yusuf berharap bahwa juru minuman dapat membantu melepaskan dia dari penjara dengan cara menceritakan kepada Firaun bahwa ia yang menafsirkan mimpi dan terjadi sesuai dengan apa yang ditafsirkannya. Juru minuman dikembalikan pada jabatanya semula, tapi juru minuman ini tidak mengingat Yusuf sama sekali dan melupakan jasa Yusuf. Namun, setelah lewat dua tahun, raja Firaun bermimpi.  “Pertama: Ia melihat dari sungai Nil, keluar 7 ekor lembu yang gemuk lalu memakan rumput di tepi sungai itu. Lalu tampak juga 7 ekor lembu yang kurus berdiri di samping lembu-lembu yang gemuk lalu memakan lembu-lembu yang gemuk itu. Mimpi yang kedua: tampak timbul dalam 1 tangkai, 7 bulir gandum yang baik dan berisi. Tampak juga 7 bulir gandum yang kurus dan layu oleh angin timur. Bulir yang kurus itu menelan ketujuh bulir yang berisi”. Firaun terbangun dan gelisah karena mimpi tersebut. Kemudian juru minuman berkata kepada Firaun bahwa ada seorang anak muda Ibrani yang dapat menafsirkan mimpi yang dapat  terjadi sesuai dengan apa yang ia tafsirkan. Namanya adalah Yusuf. Firaun memanggil Yusuf yang berada dalam penjara dan disuruh menghadap Firaun. Yusuf berkata kepada Firaun bahwa kedua mimpinya tersebut artinya sama, yaitu bahwa : “Akan datang 7 tahun kelimpahan di seluruh tanah Mesir, dan kemudian 7 tahun kelaparan. Sampai 2 kali mimpi itu diulang, berarti Allah akan segera melakukannya. Yusuf mengusulkan untuk mengangkat penilik-penilik dan memungut 1/5 dari hasil tanah Mesir untuk disimpan sebagai persediaan pada 7 tahun masa kelaparan.  Usul itu dipandang baik oleh Firaun dan seluruh pegawainya dan karena Firaun merasa bahwa tidak ada orang seperti Yusuf, maka Firaun mengangkat Yusuf menjadi penguasa di seluruh negeri Mesir.

Rabu, 30 Juli 2014

Sifat-sifat ALLAH yang Unik



“Ke mana aku dapat pergi menjauhi Roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau.” (Mazmur 139:7-8)
   Alkitab tidak berusaha membuktikan bahwa Allah itu ada. Sebaliknya Alkitab menganggap keberadaan-Nya sudah pasti dan menguraikan banyak sifat yang dimiliki Allah. Beberapa sifat ini adalah unik sedangkan sifat yang lain tampak dalam diri manusia sebagai akibat penciptaan-Nya menurut rupa Allah. Sifat-sifat Allah yang unik itu antara lain:
  1. Allah itu Mahahadir.
Allah ada di mana-mana pada saat yang bersamaan. Kitab Mazmur mengatakan bahwa ke manapun kita pergi, Allah ada di situ. Allah melihat segala sesuatu yang kita lakukan.
     2. Allah Mahatahu.
Allah mengetahui segala sesuatu. Dia mengetahui bukan saja perbuatan kita tetapi juga pikiran kita. 
  1. Allah itu Mahakuasa.
Allah itu sangat berkuasa dan memiliki kekuasaan mutlak atas segala sesuatu  dan semua ciptaan. Akan tetapi, ini tidak berarti bahwa Allah mempergunakan segala kuasa dan kekuasaan-Nya pada segala waktu; misalnya, Allah mempunyai kuasa untuk membinasakan semua dosa, tetapi Dia memilih untuk tidak melakukan hal itu hingga akhir sejarah. Dalam banyak hal, Allah membatasi kuasa-Nya, dan menyalurkannya melalui umat-Nya; dalam hal ini kuasa-Nya itu tergantung pada tingkat kesediaan dan penyerahan kita kepada Allah.
  1. Allah itu Mahatinggi.
Allah berbeda dan terlepas dari ciptaan-Nya. Diri dan keberadaan-Nya lebih besar dan lebih tinggi dari apa yang diciptakan-Nya. Ia tinggal dalam keberadaan yang sempurna dan murni, jauh di atas apa yang telah diciptakan-Nya. Dia sendiri tidak pernah diciptakan dan berada terpisah dari ciptaan. Akan tetapi, bukan berarti bahwa Allah tidak mampu tinggal di tengah-tengah umat-Nya sebagai Allah mereka.
  1. Allah itu kekal.
Allah ada dari selama-lamanya sampai selama-lamanya. Tidak pernah ada waktu, baik di masa lalu maupun di masa depan, Ia tidak terikat dengan waktu manusia.
  1. Allah tidak berubah.
Sifat-sifat Allah tidak berubah, dalam berbagai kesempurnaan atau dalam maksud-Nya bagi umat manusia. Hal ini tidak berarti bahwa Allah tidak pernah mengubah maksud-maksud-Nya yang sementara sebagai tanggapan atas tindakan manusia. Misalnya, Allah akan mengubah maksud-Nya untuk menghukum, karena pertobatan sungguh-sungguh dari orang berdosa. Alkitab sering berbicara tentang Allah yang mengubah pikiran-Nya sebagai akibat doa yang tekun dari umat-Nya.
  1. Allah itu sempurna dan kudus.
Allah sama sekali tanpa dosa dan benar sama sekali. Adam dan Hawa diciptakan tanpa dosa tetapi dengan kemampuan untuk berbuat dosa.
  1. Allah itu Tritunggal.
Dia adalah Allah yang Esa, yang telah menyatakan diri-Nya dalam tiga oknum ilahi yaitu: Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Setiap oknum sepenuhnya ilahi, setara satu dengan yang lain, namun mereka bukan tiga Allah, tetapi satu.

SIFAT-SIFAT ALLAH YANG LAIN
   Banyak ciri khas dari Allah yang esa dan benar, khususnya sifat-sifat moral-Nya, memiliki kesamaan dengan sifat-sifat manusia; akan tetapi sifat-sifat Allah semua berada dalam taraf yang jauh lebih tinggi daripada di dalam diri manusia. Misalnya, sekalipun baik Allah maupun manusia memiliki kemampuan untuk mengasihi, tidak ada manusia yang mampu mengasihi sampai ke taraf dan intensitas kasih Allah. Selain itu, harus ditekankan bahwa kemampuan manusia untuk mengamalkan sifat ini terkait dengan penciptaan manusia menurut gambar Allah; dengan kata lain, kita seperti Allah, bukan Allah seperti kita.
1.      Allah itu baik.
Segala yang pada mulanya diciptakan Allah itu baik adanya, Allah tetap baik kepada ciptaan-Nya dengan menopangnya demi semua makhluk-Nya; Allah bahkan memelihara orang- orang fasik. Allah baik secara khusus kepada umat-Nya yang berseru kepada-Nya di dalam kebenaran.
2.      Allah itu kasih.
Kasih-Nya adalah kasih yang tidak mementingkan diri sehingga merangkul seluruh dunia dari umat manusia berdosa. Ungkapan utama kasih kasih tersebut adalah pengutusan Anak-Nya yang tunggal Yesus untuk mati   karena orang berdosa. Lagi pula, Allah memiliki kasih yang KHUSUS bagi mereka, yang melalui Yesus diperdamaikan kepada diri-Nya.
3.      Allah itu penyayang dan pengasih.
      Ia tidak memusnahkan umat manusia walaupun manusia patut dimusnahkan karena dosa, tetapi Ia menawarkan pengampunan
      sebagai karunia yang cuma-cuma untuk diterima, melalui iman kepada Yesus Kristus.
4.      Allah itu berbelaskasihan.
Berbelaskasihan berarti ikut merasa sedih karena penderitaan orang lain dan disertai keinginan untuk menolong.  Karena mengasihi umat manusia, Allah menyediakan pengampunan dan keselamatan.
5.      Allah itu sabar dan lamban marah.
    Allah pertama kali mengungkapkan sifat ini di Taman Eden setelah Adam dan Hawa berbuat dosa, ketika Ia tidak membinasakan mereka walaupun itu hak-Nya untuk melakukan hal tersebut. Sekarang ini, Ia tidak menghakimi untuk membinasakan dunia, karena dengan sabar Ia memberikan kesempatan pada setiap orang untuk berbalik dan bertobat.
6.      Allah adalah kebenaran.
Yesus menyebut diri-Nya sendiri “kebenaran” dan Roh Kudus dikenal sebagai “Roh
Kebenaran”. Karena Allah sepenuhnya dapat diandalkan dan benar di dalam segala sesuatu yang dikatakan dan dilakukan-Nya, firman-Nya juga dilukiskan sebagai kebenaran. Selaras dengan fakta ini, Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Allah tidak membiarkan kebohongan atau dusta dalam bentuk apapun.
7.      Allah itu setia.
Allah akan melaksanakan apa yang telah dinyatakan-Nya dalam firman-Nya, melaksanakan semua janji dan peringatan-Nya. Kesetiaan Allah harus mendatangkan penghiburan yang besar tetapi juga sebaliknya rasa takut yang besar, karena Allah akan menghukum semua orang yang tidak bertobat dan tidak sungguh-sungguh mempercayai Tuhan Yesus.
8.      Allah itu adil.
Bersifat adil berarti bahwa Allah menopang tatanan moral semesta alam, dan dalam perlakuan-Nya terhadap umat manusia Ia bersikap benar dan tidak berdosa. Tekad Allah untuk menghukum orang berdosa dengan maut bersumber pada keadilan-Nya. Ia marah terhadap dosa karena Ia mengasihi kebenaran. Dia menyatakan murka-Nya terhadap segala bentuk kefasikan, khususnya penyembahan berhala, ketidakpercayaan, dan perlakuan tidak adil terhadap sesama manusia. Yesus Kristus, yang juga disebut “Orang Benar” juga mengasihi kebenaran dan membenci kajahatan. Allah memuaskan keadilan-Nya dengan mengutus Yesus ke dalam dunia sebagai karunia kasih-Nya dan sebagai korban demi manusia, supaya memperdamaikan manusia dengan diri-Nya.  
  
Penyataan Allah yang terakhir tentang diri-Nya ialah Yesus Kristus. Dengan kata lain, jikalau kita ingin sepenuhnya mengerti kepribadian Allah, kita harus memandang kepada Yesus Kristus, sebab dalam Dia berdiam seluruh kepenuhan ke-Allahan (Kolose 2:9).

Kamis, 03 Juli 2014

Kosong vs Berisi


“Sebab beginilah firman TUHAN, yang menciptakan langit, -Dialah Allah- yang membentuk bumi dan menjadikannya dan yang menegakkannya, -dan Ia menciptakannya bukan supaya kosong, tetapi Ia membentuknya untuk didiami-; Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain” (Yesaya 45:18).

   Seorang anak kecil yang sangat senang bermain, sampai tidak mau makan, mengeluh kepada ibunya karena perutnya sakit. Ibunya tahu kalau anaknya tidak suka makan. Ia berkata kepada anaknya, “Nak, perut kamu itu kosong, makanya harus diisi, kamu harus makan supaya perut kamu ada isinya!” Anak kecil itu mengikuti perintah ibunya untuk makan, dan benar, habis makan ia tidak merasakan sakit perut lagi. Pengalaman ini sangat berkesan bagi anak kecil ini. Keesokan harinya pamannya mengeluh karena sakit kepala. Anak kecil ini melihat dan secara spontan berkata: “Paman! kepala paman sakit karena kosong, makanya harus diisi” (cukup menggelikan).

   Sesuatu yang kosong, pasti tidak diingini. Tuhan Allah menciptakan bumi bukan supaya kosong, tetapi untuk didiami oleh makhluk ciptaan-Nya. Oleh karena itu, Ia merancang segala makhluk hidup dari hari pertama sampai hari keenam untuk memenuhi bumi, dan setiap kali Ia selesai menciptakan ciptaan-Nya, Ia selalu berkata, “It was very good”. Sungguh amat baik!

Sesuatu yang kosong, tidak ada nilainya.  Andaikan dalam suatu perjalanan, kita merasa haus dan ingin membeli minuman. Kita lihat botol minuman seperti aqua, cocacola, fanta, sprite, aneka minuman kaleng, jus dan sebagainya berada dalam kondisi yang kosong. Pasti ada yang salah. Aneh dan tidak masuk akal. Tidak mungkin hal ini terjadi kecuali kalau kita pergi mengunjungi pemulung.  Di sana kita akan melihat berbagai macam barang-barang yang kosong yang dibuang oleh pemiliknya karena tidak terpakai lagi. Seorang pedagang akan memesan barang yang akan dijualnya kepada pelanggan melalui distributor atau agen yang tentunya bukan barang sampah tapi barang yang bagus dan baru yang isinya penuh. Contoh lain, misalnya kita mendapat kado dari seseorang, dibungkus sangat rapi dan indah. Kita sangat senang dan gembira menerimanya dan ingin cepat-cepat membuka untuk melihat apa isi kado tersebut. Setelah dibuka ternyata isinya hanya sebuah kardus yang kosong. Bagaimana reaksi kita?

   Ilustrasi tentang anak kecil di atas ada benarnya. Sesuatu yang kosong akan membuat sakit. Kehidupan kerohanian kita, jika mengalami kekosongan akan membuat kita sakit. Jiwa kita akan sakit, tubuh kita juga akan sakit. Seorang yang mengalami kekosongan jiwa, Ernest Hemingway pernah berkata: ‘Hidup ini sebenarnya hanya sebuah tipuan kotor, suatu perjalanan singkat dari kekosongan menuju kekosongan. Tidak ada pemulihan untuk apapun di dalam kehidupan ini. Akhir dari manusia yang ada di alam semesta ini bagaikan sebuah koloni semut yang berada di sebuah balok kayu yang sedang terbakar.” Sangat disayangkan! Mungkin ia adalah salah satu dari sekian banyak orang yang sedang mengalami kekosongan jiwa yang membutuhkan pertolongan untuk diisi jiwanya supaya tidak kosong. Timbul pertanyaan, bagaimana caranya? PERCAYA KEPADA TUHAN. Orang bisa saja berkata, saya tidak percaya ada Tuhan di alam semesta ini karena saya tidak dapat melihat Dia. Pandangan kita sangat terbatas, walaupun kita tidak dapat melihat angin, udara, gelombang listrik atau atom, tapi kita dapat merasakan dan percaya bahwa ada zat-zat tersebut, sama halnya dengan Tuhan. Sejak dahulu hingga saat ini, dimanapun manusia berada, terdapat juga agama dan hanya terdapat di dunia manusia; tidak terdapat di dunia binatang atau tumbuhan. Hal ini terjadi karena hanya manusia yang memiliki jiwa dan roh yang memampukannya berkomunikasi dengan dunia rohani. Melalui roh, manusia dapat berkomunikasi dengan Tuhan. Ibarat sebuah radio yang dapat menangkap gelombang elektromagnetik dari pemancar radio dan mengeluarkan suara yang merdu 
yang didengar oleh para pendengarnya.

Sabtu, 21 Juni 2014

Penderitaan dan Ketekunan




  Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, 

  sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.

  Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun.

  Tetapi apabila  di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, - yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit-, maka hal itu akan diberikan kepadanya.

  Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian kemari oleh angin.

  Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia menerima sesuatu dari Tuhan.

  Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya. (Yakobus 1:2-8)

   Yakobus menuliskan ini untuk membangun semangat orang percaya yang
sedang menderita berbagai pencobaan. Dalam bagian ini, kata “pencobaan”menunjuk kepada penganiayaan dan kesulitan yang terjadi, yang datang dari dunia atau Iblis (walaupun dalam pasal selanjutnya Yakobus mengatakan bahwa pencobaan itu berasal dari keinginan diri sendiri karena dipikat dan diseret olehnya). Dalam menghadapi pencobaan, Yakobus menekankan bahwa orang percaya harus bersukacita dan berbahagia. Tentu sulit untuk bersukacita dan berbahagia di tengah keadaan yang sulit, banyak orang tidak akan sanggup melakukan itu. Saya pun tidak.  Namun, kenapa orang Kristen diajar untuk bersukacita apalagi berbahagia di saat mengalami masa-masa yang sulit? Karena, pencobaan yang terjadi adalah pengujian terhadap iman kita. Iman kita hanya dapat mencapai kedewasaan penuh apabila diperhadapkan dengan kesulitan dan tantangan.  Pencobaan kadang-kadang menimpa kehidupan orang percaya supaya Allah dapat menguji kesungguhan iman mereka. Alkitab tidak pernah mengajarkan bahwa kesulitan di dalam hidup ini selalu menandakan bahwa Allah tidak senang dengan kita. Bahkan surat Ibrani 12:5-11 mengatakan: “Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak. Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Dimanakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang. Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita beroleh hidup? Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.”

   Didikan Tuhan atas orang-orang percaya dan kesukaran serta penderitaan yang diizinkan-Nya terjadi dalam kehidupan kita, semuanya itu merupakan tanda bahwa kita adalah anak-anak Allah. Semuanya itu merupakan jaminan bahwa Allah mengasihi dan memperhatikan kita. Penderitaan adalah hal yang menyakitkan dan sangat tidak menyenangkan. Namun, penderitaan datang untuk menjadikan kita lebih bijaksana, untuk menghapuskan kesombongan kita dan kehidupan yang semu. Tujuan penderitaan adalah untuk memperbaiki hal-hal yang rusak dalam kepribadian kita. Penderitaan pun bisa terjadi walaupun orang tidak melakukan dosa. Penderitaan menyebabkan rasa sakit pada jasmani dan rohani kita, tapi rasa sakit ini perlu karena dapat menyelamatkan kita dari kehancuran total. Tanpa penderitaan, manusia akan menuju kehancuran. Penderitaan atau rasa sakit, adalah KARUNIA. "Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia (Filipi 1:29). KARUNIA yang tidak seorangpun suka menerimanya. Philip Yancey, dalam bukunya yang berjudul, Where Is God When It Hurts, mengilustrasikan dalam tulisannya tentang seorang penderita kusta. Seorang penderita kusta, tanpa ragu akan mengambil sepotong ubi yang jatuh dalam bara api karena ia tidak merasakan panasnya api tersebut. Tangan dan jarinya akan terbakar dan akan melepuh, terkena infeksi, bernanah, membusuk, dan akhirnya lepas dari tubuhnya. Dalam proses ini, ia sama sekali tidak mengalami rasa sakit. Seorang penderita kusta lainnya mengalami kebutaan. Tiap pagi ia mencuci mukanya dan membersihkan matanya dengan air. Ia tidak sadar bahwa air yang digunakannya adalah air panas. Tetapi, ia tidak merasakan panasnya air itu. Oleh sebab itu, biji matanya terbakar. Semua proses ini terjadi karena ia tidak mengalami rasa sakit. Kedua kasus ini terjadi karena mereka kehilangan rasa sakit, kehilangan unsur rasa yang ada pada tubuh mereka. Akibat hilangnya perasaan ini, ia tidak dapat melindungi bagian tubuhnya yang terancam bahaya.  Penderitaan dalam bentuk rasa sakit dibutuhkan untuk melindungi tubuh. Rasa sakit dibutuhkan untuk menyelamatkan bagian tubuh kita. Rasa sakit dibutuhkan untuk mengadakan aksi perbaikan: menarik tangan dari api dan air panas supaya tidak terjadi hal yang lebih parah.

   Seorang penulis Kristen terkenal lainnya, C.S LEWIS, mengatakan bahwa penderitaan adalah “megafon Tuhan” kepada kita untuk menyadarkan kita. Seruan Tuhan ini bisa membuat kita membenci Dia dan menjauhkan diri dari Dia karena penderitaan yang Dia izinkan itu, tetapi sebaliknya, seruan Tuhan dapat menyadarkan kita dan membawa kita kembali kepada Dia.” Itulah sebabnya kita perlu mengalami penderitaan untuk menyelamatkan kehidupan rohani kita yang berdosa ini dari kemusnahan. Penderitaan dibutuhkan untuk menyadarkan kita dari dosa dan mengarahkan diri kita kepada jalan yang membawa kita kepada keselamatan.

  Seperti sudah dituliskan diatas bahwa ada dua kemungkinan akibat yang terjadi karena didikan Tuhan ini; Pertama; kita akan tetap bertahan dalam kesukaran karena pimpinan Allah dan tunduk kepada Allah dan tetap setia kepada-Nya seperti Daniel yang dibuang ke gua singa dan tetap percaya kepada Tuhan; dan kemungkinan kedua; mungkin kita akan memandang ringan didikan Tuhan ini, memberontak kepada Tuhan karena penderitaan dan kesukaran, dan oleh karena kesukaran dan penderitaan ini, kita kecewa, kita bisa berkata bahwa Tuhan jahat, kita bisa meninggalkan Tuhan bahkan murtad dari Allah. Hal ini jangan sampai terjadi dalam kehidupan kita. Tapi biarlah di dalam segala bentuk kesengsaraan, kita harus lebih sungguh-sungguh mencari Allah lewat doa, puji-pujian, dan firman-Nya yang menguatkan kita. Kita juga harus meninggalkan segala sesuatu yang bertentangan dengan kekudusan-Nya, karena Tuhan berfirman: “Kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.” Menjadi kudus berarti terpisah dari dosa dan dikhususkan bagi Allah, hidup dekat dengan Allah, mencari kehadiran-Nya, kebenaran dan persekutuan-Nya dengan sepenuh hati. Kekudusan merupakan prioritas utama Allah bagi para pengikut-Nya. Kekudusan merupakan maksud Allah bagi umat-Nya ketika Ia datang ke bumi ini. Kekudusan merupakan maksud Allah bagi umat-Nya ketika Kristus harus menyerahkan diri-Nya disalib untuk kita. Kekudusan merupakan maksud Allah ketika menjadikan kita ciptaan baru dan memberikan Roh Kudus kepada kita. Tanpa kekudusan tak seorang pun dapat berguna bagi Allah. Tanpa kekudusan tak mungkin kita dekat atau bersekutu dengan Allah. Tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Allah.

      Ya, mungkin saat ini kita diperhadapkan dengan pencobaan yang sangat
berat, kesedihan,kesehatan bermasalah, kondisi keuangan tipis dan tidak punya pekerjaan, atau bekerja tapi gaji yang sangat minim dan tidak mencukupi kebutuhan keluarga, di caci maki, difitnah, dibenci, ditekan tanpa kita tahu kesalahan kita, diperlakukan tidak adil oleh orang lain, ditipu dan sebagainya…Ingat! Tuhan ada bersama kita! Dia tidak meninggalkan dan membiarkan kita menanggung penderitaan itu seorang diri.. Dia sangat mengasihi kita.  Dia hanya INGIN, lewat kesulitan dan penderitaan, kita mau datang dan sungguh-sungguh mencari Dia. Dia tidak menginginkan kita tersesat dan akhirnya binasa. Oleh karenanya, saat ini jika ada yang mengalami kesulitan dan penderitaan dalam hidup, jangan berhenti mempercayai Tuhan, jangan meninggalkan Tuhan apalagi murtad! Tetap bertekun dalam iman percaya kita kepada-Nya. Disaat kita terus mempercayai-Nya, Dia akan memberikan kita kekuatan untuk menanggung segala kesulitan dan penderitaan yang terjadi dalam hidup kita.  Amin!!!   


Sabtu, 31 Mei 2014

Pentingnya Kebangkitan

Kebangkitan YESUS adalah salah satu kebenaran utama dalam injil. Mengapa kebangkitan YESUS penting bagi kita yang percaya kepada-Nya? Ada beberapa alasan yang dapat saya tuliskan di bawah ini:

  1. Kebangkitan Yesus membuktikan bahwa Ia adalah Anak Allah dan Tuhan. Roma 1:4: “…dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita.”
  2. Kebangkitan Yesus menjamin bahwa betapa mujarab dan manjurnya “kematian-Nya yang menebus dosa manusia.” Sebagaimana Kristus telah bangkit dari antara orang mati, demikian juga orang yang percaya kepada-Nya akan hidup dalam hidup yang baru. 
  3. Kebangkitan Yesus membuktikan kebenaran Alkitab. Ia berkata kepada mereka: “Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur. Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini.”
  4. Kebangkitan Yesus memastikan bahwa akan ada penghakiman bagi orang fasik di masa depan.
  5. Kebangkitan Yesus menjadi dasar karunia Roh Kudus dan hidup kekal.
  6. Kebangkitan Yesus memastikan bahwa orang percaya kelak akan berada dengan Dia di sorga dan membangkitkan serta mengangkat orang percaya dalam kedatangan-Nya yang Kedua Kali di dunia.



Kebangkitan Yesus merupakan suatu peristiwa yang  terbukti secara histories. Setelah Yesus bangkit, Ia tetap tinggal di bumi selama 40 hari, menampakkan Diri dan berbicara  kepada murid-murid-Nya dan pengikut-pengikut-Nya. Ia juga memberikan perintah kepada murid-murid-Nya, untuk menjadikan orang-orang dari semua bangsa menjadi murid-Nya. Dalam Alkitab terjemahan NIV dikatakan: “ Therefore go and make disciples of all nations, baptizing them in the name of the Father and of the Son and of the Holy Spirit… ” (Matthew 28:19). Saya menafsirkan, jadikan murid-murid Yesus dari setiap bangsa/ jadikan orang-orang dari setiap bangsa murid-Nya. Mungkin agak berbeda dengan terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia yang menerjemahkan: “ Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku…  ”(Mohon maaf kepada LAI atau pihak terkait, apakah saya yang salah mengartikan ayat ini, saya berharap ada orang yang lebih tahu dapat menjelaskan kepada saya). Kata-kata ini merupakan Amanat Agung Yesus Kristus kepada kesebelas murid-murid-Nya di sebuah bukit di Galilea tempat yang disebut Yesus bahwa mereka akan bertemu di situ. Amanat ini menyatakan sasaran, tanggungjawab dan tugas yang harus  dilaksanakan oleh para murid. Tugas yang berat, tapi Yesus berjanji akan menyertai mereka sampai akhir zaman. Tugas yang berat tapi indah dan mulia. Tugas yang Yesus perintahkan sebelum Ia terangkat ke Sorga. Tugas ini berlaku bukan hanya kepada kesebelas murid Yesus yang pada waktu itu bersama-sama dengan Dia, tetapi kepada kita semua yang percaya kepada-Nya, termasuk kewajiban gereja untuk mengutus utusan gerejani ke setiap bangsa.  Perlu diingat bahwa perintah ini bukan menjadikan orang menjadi orang Kristen, Pengkristenan atau Kristenisasi, tetapi menjadikan orang menjadi murid Yesus. Artinya menyampaikan, mengajar, mendidik dan membuat semua orang yang percaya kepada Yesus bukan sekedar bertobat, tetapi memisahkan diri dari kehidupan dunia yang bertentangan dengan perintah –perintah-Nya dan sungguh-sungguh mentaati perintah-perintah-Nya dengan segenap hati, pikiran dan kehendaknya. Ini juga berlaku kepada mereka yang sebelumnya bukan orang yang percaya kepada Kristus tetapi mereka mendengar kesaksian tentang Yesus, kemudian dengan kesadaran sendiri tanpa paksaan, mengambil keputusan  untuk percaya kepada Yesus.

Tugas ini (Amanat Agung) harus dilakukan oleh semua orang percaya  dengan tujuan menyaksikan, menyampaikan, memberitakan, menceritakan tentang Yesus kepada semua orang. Yesus adalah Penyelamat manusia karena manusia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri dan “barangsiapa yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16 b). Dalam kalimat ini kembali lagi saya katakan bahwa “FREE WILL atau KEHENDAK BEBAS” berperan penting.  Orang yang percaya kepada Yesus, adalah hasil dari pilihannya untuk menggunakan kehendak bebasnya atau free willnya untuk percaya kepada Yesus, sebaliknya orang yang tidak percaya kepada Yesus, iapun menggunakan kehendak bebasnya atau free willnya untuk tidak percaya kepada Yesus. Jadi, jika ada orang yang memilih percaya kepada Yesus setelah ia mendengar kabar atau cerita tentang Yesus, itu bukan dijadikan Kristen atau Kristenisasi, tapi karena PILIHAN-nya ia memilih untuk percaya.


Rabu, 09 April 2014

Pekerjaan Anda Penting Bagi ALLAH



“Pekerjaan Anda Penting Bagi Allah”, buku ini saya rekomendasikan kepada saudara-saudara untuk di baca karena buku ini cukup bagus untuk menambah wawasan dan meneguhkan panggilan saudara dalam pekerjaan. Buku ini membuka pikiran saya dan mengubah cara pandang saya tentang pekerjaan. Tentunya pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan-pekerjaan baik yang dicari dan sedang dikerjakan banyak orang. Bukan pekerjaan sebagai pencuri, perampok, pengemis, penipu, atau pekerjaan-pekerjaan lain yang tidak berkenan kepada Tuhan. 
Terdorong oleh kebutuhan yang sangat mendesak dari seorang penulis Kristen (Seward Hiltner) tahun 1974 yang menuliskan bahwa kekristenan sangat membutuhkan teologi tentang pekerjaan, namun menurutnya menyusun teologi  merupakan suatu proses yang sama seperti membangun katedral atau gedung gereja yang besar di Eropa, tidak dapat terbentuk hanya dalam waktu beberapa bulan, melainkan dapat memakan waktu yang cukup lama. Dilatarbelakangi dengan hal yang sama dan kebutuhan yang sangat mendesak ini, maka Dough Sherman & William Hendricks menuliskan buku: “ Your Work Matters to God” yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Gerrit J. Tiendas.

Menurut pengamatan penulis, setiap hari jutaan pekerja masuk kerja tanpa melihat adanya hubungan antara apa yang mereka kerjakan dan apa yang dikehendaki Allah agar terlaksana di dalam dunia ini. Sebagai contoh seorang penjual asuransi, penjual asuransi ini mungkin tidak mempunyai bayangan apakah Allah menginginkan adanya penjualan asuransi atau tidak. Apakah hal menjual asuransi itu penting bagi Allah atau tidak?

 Berikut adalah kisah penulis yang saya kutip: “Ketika ia masih seorang penerbang pesawat tempur  di Pangkalan Udara Webb di Big Spring, Texas, tempatnya menghabiskan waktu adalah di kamar penerbangan. Tempat ini adalah tempat para instruktur penerbangan bertemu sebelum dan sesudah melakukan misi penerbangan. Mereka merupakan suatu kelompok pergaulan yang menyenangkan! Seperti sebuah film ‘Top Gun’ begitulah dunia mereka. Kelompok itu merupakan masyarakat penerbangan supersonic dan kegenda manusia supersonic, legenda manusia super berteknologi tinggi serta bertegangan tinggi. Di udara, mereka mendorong para siswa, diri mereka sendiri, dan pesawat-pesawat mereka untuk terus berpacu sampai batas-batas kemampuannya.